Deep

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

(Itu diatas foto aku, gapapa yap. Jangan protes hehe.)

You still can not tell the difference between love and obsession. one of them is someone you really like, and the other is just your obsession.

☆☆☆☆


Aku sangat gugup, terutama hari ini. Entah karena nanti malam aku akan makan bersama keluarganya Jungkook , atau karena Jimin yang sekarang terus menatapku dengan tatapan yang sulit dimengerti.


Rambutnya terlihat semakin terang begitu sinar matahari menyorotinya, angin siang hari ini juga menerpa rambutnya. Poninya sedikit berantakan, namun enak dipandang.

Serius deh.

"Apa Daniel tidur di kamarmu?" Tanya Jimin, masih menatapku.

Kami berjalan di taman dekat rumahku, taman ini juga sering aku kunjungi untuk melihat bintang-bintang di siang hari. Percayalah, kebiasaan anehku itu perlahan terlupakan karena dua lelaki bermarga Park dan Jeon ini.

"Eonje? Tadi?" Aku menanggahkan kepalaku menatapnya. (Kapan)

Jimin mengangguk, tapi wajahnya datar. Ah, kalau aku jawab iya, apa dia akan marah? Haha. Apa yang sebenarnya kupikirkan sih.

"Kalau tadi, iya. Dia ketiduran di kamarku." Aku menjawab dengan jujur. Memang si gigi kecil itu gampang ketiduran kok, bahkan di toilet saja ia ketiduran. Jangan tanya, di toiket sedang

Jimin menghentikan langkahnya, kemudian ia menengok kearahku, mengeryitkan dahi. Aku tahu apa yang akan dia katakan. Sungguh. Aku tahu.

"Apa... Kalian tidur bersama?" Aku ikut menghentikan langkahku, ketika ia mengatakan itu.

Sudah kubilang kan. Ia akan mengatakan itu.


"Ani." Aku menggeleng dengan cepat, lalu tersenyum tipis dan melanjutkan jalan. (Tidak)


Suara campuran percakapan orang-orang terdengar di telingaku, lupa kuberitahu. Taman ini berbeda dengan taman di dekat sekolahku.


Perbedaannya adalah, taman ini ramai, banyak pengunjung dan juga banyak pendagang. Sedangkan taman di dekat sekolahku, sangat sepi.

"Kenapa dia bisa ketiduran di kamarmu?" Jimin menyusulku yang sudah berjalan duluan.

Kini ia kembali berjalan di sampingku.

"Perlu di jelaskan secara detail?" Aku mengangkat kedua alisku, lelaki di sampingku ini sangat kepo.

"Mm."

"Awalnya, dia datang ke kamarku, Daniel oppa bilang dia lapar, setelah itu duduk di tepi ranjangku. Aku tinggal ke kamar mandi, hanya lima menit, dan kulihat dia sudah ketiduran."

Jimin mengangguk-angguk mengerti, wajahnya terlihat lega untuk sesaat, namun setelah itu, Jimin seperti menyadari sesuatu dari perkataanku tadi.

"Jamkkan... Oppa? " Tanyanya, ia menghentikan langkahnya lalu berdiri di depanku. (Tunggu)

"Mm, wae?" (Kenapa)

Jimin mengerucutkan bibirnya di depanku, terlihat sangat manja.

Aigoo, sejak kapan dia menjadi inut seperti ini?

Aku menatapnya aneh, ingin menertawakannya tapi terlalu bagus untuk di tertawakan. Ah, ketawa saja. Buat dia malu.

"Jangan panggil dia oppa." Jimin kini berubah menjadi serius, heol. Dasar power ranger.

Aku tertawa kecil, seolah perkataannya barusan itu terdengar lucu, eh, tapi memang benar.

"Aku sudah memanggilnya dengan sebutan itu sejak kec--"

"Kalau begitu, panggil aku Oppa ." Jimin mengerucutkan bibirnya lagi, kali ini aku lebih sering salah fokus dan terus menatap bibirnya. Dan teringat soal.... Lupakan saja.

"Apa kau bilang? Shireo." Aku menatapnya tajam, bagaikan Macan yang siap menerkam seekor Zebra. (Gak mau)

"Ah, molla. Intinya, kau harus memanggilku dengan sebutan o-p-p-a. " Jimin kembali berdiri disampingku. (Gak mau tau)

Dasar pemaksa.

Aku terkekeh, kemudian ia juga terkekeh, masih dengan ekspresi manjanya. Aku merasa senang hari ini, karena tingkah laku Jimin, jika kalian ingin tahu, sedari tadi aku tertawa karenanya, dia sangat menghibur. Andai saja, aku bisa menghentikan waktu, aku ingin seperti ini terus, dengan perasaan senang, bersama seorang teman, Park Jimin.

He is my Moodbooster.

****

Jimin POV

Aku memasuki gedung yang tidak terlalu besar , masuk kesini, sudah menjadi kebiasaanku.

Kau tau, aku baru saja lolos audisi dua bulan yang lalu, dan aku belum memberi tahu siapapun.

Satu -satunya cara agar bisa mengabulkan cita-citaku. Adalah BigHit.

Karena masih menjadi trainee, aku wajib menyapa beberapa trainee lainnya, yang lebih dahulu masuk kesini.

Aku berjalan di lorong gedung ini. Sepi. Itulah satu kata yang tepat untuk mendeskiripsi Gedung BigHit saat ini. Ruang khusus trainee memang agak jauh dari ruangan yang lainnya.


"E-eh kau, Park Jimin?" Seseorang reflek menghentikan langkahku. Karena tiba-tiba berdiri begitu saja di depanku.

Wajah lelaki ini, aku ingat.. Tapi aku lupa namanya..


Biar ku ingat-ingat terlebih dahulu..

"Kau.. "Aku menghentikan ucapanku, sialnya. Aku lupa siapa dia, yang jelas dia termasuk salah satu trainee disini.

"Jung Hoseok." Ia menjabat tanganku begitu saja, dengan senyum lebar.


Yoora POV.


Kulirik jam arloji yang setia melingkar di pergelangan tanganku, jam menunjukan pukul setengah tujuh malam.


Jungkook bilang, ia akan menjemputku jam tujuh. Dan langsung ke rumah keluarganya,


Ahh, aku sangat gugup.


Setelah selesai melihat diriku di cermin, aku segera meraih tas sling bag hitam kulit di kasur yang dalamnya sudah ku atur.

Lalu segera turun ke bawah,

.

"Mau kemana kau?dengan pakaian seperti itu?" Tanya Daniel oppa, yang sibuk menggonta-ganti chanel TV.

Aku melihat pakaian yang ku kenakan sekarang, mini dress berwarna mint. Dengan sneakers gucci full white.

"Aku ada urusan."

"Masa?" Daniel oppa memasang ekspresi meledek yang ingin segera ku remas - remas wajahnya itu.


Aku memutar kedua bola mataku malas. Lalu meninggalkannya sendirian di ruang tamu.


Biar dia saja sendiri di rumah, asalkan jangan membawa wanita sembarangan kesini.


Bisa-bisa aku di tampol ibu bolak -balik, ugh. Mengerikan.

.

Aku duduk di kursi halaman rumahku, aku melirik jam sekali lagi, tinggal beberapa menit lagi. Dan aku gugup, aku semakin gugup.


Aku menanggahkan kepala, menatap bintang-bintang yang bersinar diatas langit saja, huft.

Ayolah, Yoora.. Jangan gugup seperti ini, bertingkah seperti biasa saja, kau tidak pernah gugup seperti ini sebelumnya.


Mungkin, ini hal yang wajar, karena aku menyukai Jungkook. Benar kan?


Aku kembali menanggahkan kepalaku, langit malam hari ini sangat sombong, ia menunjukan banyak bintang-bintang yang berkelap- kelip.


Sesekali, aku memainkan kaki, mengayunnya ke depan dan belakang.


Bintang berkelap - kelip fengan cepat menyesuaikannya dengan detak jantungku saat ini, benar.. Jantungku berdetak sangat kencang.

Hanya tinggal beberapa menit lagi Jungkook data--

Tin.. Tin...

Itu dia..

Ah, aku harus bagaimana.

Aku reflek berdiri, dan berjalan menuju luar pagar, sebelum itu, aku merapihkan rambutku yang menurutku sedikit kusut karena angin malam.


Aku membuka pagar lalu kembali menutupnya,ada mobil sedan berwarna putih berhenti di depanku,tidak salah lagi itu pasti mobil Jungkook.


Pintu mobil itu terbuka, menampakan sesosok lelaki dengan paras lembut menghampiriku.

Oh My-

Satu kalimat untuk mendeskripsikan Jungkook sekarang, dia sangat tampan.

Dengan setelan kemeja biru tua, dan ripped jeans hitam. Oh, dan juga senyuman yang membuat siapapun diabetes itu ia perlihatkan padaku.

Aku gugup. Aku semakin tidak percaya diri. Apa aku pantas berkencan dengannya? Kurasa seluruh dunia akan kompak menjawab tidak.


Jungkook mendekat.

Ah, tolong jangan mendekat.


Lebih dekat lagi.



Jeon jeongguk, kau membunuhku.


"Annyeong, Yoora-ya. "  Sapanya,

Parfume yang dikenakannya sangat wangi, sampai - sampai rasanya mau menusuk hidungku ,tapi wanginya lembut, sama seperti orangnya.

Aku membalas sapaannya dengan senyuman, aku tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, kupikir kaki ku juga terlihat gemetaran.


"Malam ini, kau sangat cantik."Ujarnya, kemudian ia mendekatkan wajahnya beberapa centi. Jantungku berdetak dengam cepat .


"Aku suka wewangian di tubuhmu, wanginya seperti cokelat." Setelah itu, ia menjauhkan wajahnya sedikit, agar bisa melihat wajahku.











"Membuatku ingin mencobanya."








Deg.

Deg.

Deg.

His voice, sounds very deep.

I admit, I'm crazy now.











To Be Continue~
Vote and spam comment untuk fast update yap.
Jangan lupa follow instagram ku @ chelseavanmeijr  .follback? Dm aja, bilang dari wp hehe.

Xx,
Chelsea.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro