Freeze

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Suara jatuhnya buku-buku itu, sangat mengganggu.

Yoora tersadar dari lamunannya, dan beruntungnya ia segera menjauh dari Jimin.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Yoora sedikit salah tingkah,

"Tidak ada, matamu indah."

"O-oh. Ma-makasi"

Gadis polos ini berubah menjadi gugup ketika ada sesuatu yang kotor masuk begitu saja kedalam pikirannya.

"Kau tidak berfikir bahwa aku akan menciumu kan?" Jimin menyipitkan matanya, berusaha membaca pikiran gadis di sebelahnya.

"Tidak. " Yoora kembali dingin, dan bersikap cool seperti biasanya.

"Baguslah"

"Bagus?"



----




Jungkook POV

Setelah melewati kejadian menantang tadi, aku sampai ditaman, taman yang lumayan jauh dengan sekolahku.

Yap, aku bolos pelajaran terakhir.

Tidak, aku bukan seorang anak nakal yang selalu bolos pelajaran, ini kali pertamaku.

SOPA setidaknya lebih baik daripada sekolah menengah pertamaku dulu.

Suasana yang sangat sepi ini membuatku berpikir bahwa ak u sendirian disini, namun, ternyata dugaanku salah.

Ada gadis dengan rambut hitam panjang lurus duduk di dekat sungai,

Bukan,bukan hantu wanita yang sering muncul di Film -film horror,

Gadis itu memakai seragam sekolah yang berbeda dariku,
Aku rasa aku pernah melihat seragamnya.

Diam-diam aku berjalan mendekat padanya,

Gadis itu sedang memejamkan matanya dan menanggahkan kepalanya ke langit,

Aku duduk disebelahnya tanpa sepengetahuannya.

Gadis itu membuka matanya seraya menatap langit,

Bulu mata yang panjang,dan hidung yang mungil membuatnya terlihat cantik.

Ia menggambar rasi bintang,sesuatu yang kusuka.

Tiba -tiba,tangannya terhenti setelah menarik beberapa kali telunjuknya.

Aku menatap langit,tidak ada bintang lagi.

Namun,aku melihat yang lainnya, lumayan jauh dari bintang-bintang yang ditemuinya.

Tanpa sadar, aku menarik tangan gadis itu menuju bintang yang kutemukan.

Setelah itu aku menurunkan tangannya.

"Selesai." Ujarku,

Aku melakukannya dibawah alam sadar.

Gadis ini membuatku ingat masa laluku,dimana aku selalu dikucilkan di sekolah menengah pertama ku dulu,bahkan dianggap orang aneh.

Hanya karena menyukai rasi bintang dan semua yang ada di tata surya.

Bahkan,bukan aku saja, aku punya satu teman,seorang gadis. Ah aku lupa siapa namanya. Yang jelas dia memiliki hobby yang sama denganku,menyukai bintang -bintang dan kami sering menemukan bintang di siang hari.

Kami selalu diam di rooftop pada jam istirahat, dan kemana mana selalu bersama.


Aku berjanji kepadanya untuk selalu menemaninya dimana dan kapanpun.


Namun, aku mengingkar janji.


Aku pindah sekolah ke Amerika saat kenaikan kelas, itu semua kulakukan karena aku tidak tahan dikucilkan, dihina dan dianggap tidak ada di dunia.

Aku menyembunyikan hobbyku didepan teman- teman baruku,

Selama dua tahun di Amerika, aku memiliki banyak teman,dan ada juga yang selalu mengirim surat cinta di lokerku.

Demi banyak teman, aku berpura -pura seperti mereka yang normal.

Dan, tujuanku ke sini, ke taman ini adalah untuk melihat bintang.


"A-apa yang barusan kau lakukan?" Ujarnya sedikit terkejut.

Aku juga terkejut mendengar suaranya, kubilang apa? Aku melakukannya tanpa sadar.

Aku meminta maaf kepadanya, lalu menatapnya dalam.

Entah kenapa, ada sesuatu lain yang kulihat dari gadis ini.



Ada yang aneh, tapi aku tidak bisa mendeskripsikannya.

AUTHOR POV

"Yaa! Tunggu" Pekik Jimin, ia berlari menyusul gadis yang sudah berjalan mendahuluinya.

"Jangan ikuti aku" Pinta Yoora.

"Aku tidak mengikutimu,ini arah jalan rumahku"

"Oh" balas gadis ini yang kemudian memasukan kedua tangannya kedalam saku jaket hoodienya.

Jimin menatap gadis aneh ini,sembari menyesuaikan langkah kakinya.

"Yoora-ssi," panggil Jimin,yang kemudian di balas dengan anggukan.



"Mau lihat bintang bersamaku?"

Jimin POV

Aku melempar tubuhku ke kasur, menatap langit -langit kamarku yang berwarna putih cerah.

Tanpa sadar, aku tersenyum dengan sendirinya.

Konyolnya, aku baru pertama kali ditolak oleh wanita.

Aku terkekeh geli sambil membayangkan gadis itu, si Aneh penyuka Bintang.

Sikap dinginnya, membuatku ingin bersikeras membuatnya menyukaiku.

"Mau lihat bintang bersamaku?"


Lalu, ia menjawab dengan cueknya.

"Tidak."


Jujur saja, aku baru bertemu dengan gadis sepertinya.




Aku rindu mainanku dulu,

Tapi sekarang, tidak perlu khawatir Park Jimin, ada mainan baru yang lebih seru.








Bae Yoora,


Suatu saat nanti kau akan menyukaiku.





Yoora POV

Ada apa dengan lelaki itu? Apa ia barusaja terbentur sesuatu?

Kenapa tiba-tiba mengajakku untuk melihat bintang bersama? Apa dia juga suka bintang?

Tidak, tidak mungkin.


Sebenarnya aku tidak ingin menolak, hanya saja aku terbiasa menolak.

Ajakannya tadi terus saja terucap berulang kali di pikiranku.

"Kenapa? " tanyanya lagi setelah kutolak.

"Aku bisa lihat sendiri, tidak perlu bersamamu"

Jimin bergeming, lalu ia berhenti di depanku.

Maksudku, menghentikan langkahku.

"Kau pasti akan melihat bintang denganku, nanti" ujarnya dengan percaya diri, dan senyum andalannya.


Dari sorot tatapannya, dia adalah seorang player.

Aku tidak bisa dibodohi, dengan kata-katanya itu, mungkin gadis lain akan bawa perasaan, tapi aku tidak.







Park Jimin.

Kau yang bodoh? Atau aku?
Kita lihat saja.

AUTHOR POV

Suasana kelas ramai seperti biasanya,

Jimin terlihat sedang menunggu seseorang, bahkan gerak gerik tubuhnya terlihat gelisah dan cemas bila orang yang ditunggunya tidak datang-datang.

Lagipula, untuk apa juga ia menunggu gadis bermarga Bae itu.

Jimin menggigit kukunya,

"Bae Yoora, dimana kau sebe-"

"Apa?" Sahut suara lembut namun ada nada dingin itu, suara itu berasal daei bangku gadis yang ditunggunya.

Jimin menengok kearah sumber suara,

"KAMJAGIYAA"pekiknya begitu melihat gadis yang ditunggunya sudah ada disebelahnya, dengan wajah datar dan muka pucat layaknya hantu-hantu sekolahan.

Seketika, kelas hening. Semua mata tertuju pada mereka.

"Bagaimana kau bisa ada disini?"Jimin menatap Yoora dengan tatapan tidak percaya.

Yoora menunjuk sesuatu dengan dagunya.

Jimin mengarahkan pandangannya,




Pintu belakang.












*****


"Jadi, itu alasan kenapa mereka menggangapmu misterius" Jimin mengangguk ngerti seraya melahap kimbap buatan ibu kantin.

Yoora terkekeh kecil,

Suasana rooftop sangat sepi, sekarang jam istirahat, mereka berdua diam di rooftop. Tadinya hanya Yoora, namun pria bersurai pirang itu selalu mengikutinya.


"Kau memang aneh" tambah Jimin seraya fokus mengunyah makanannya.

Yoora terkekeh lagi.

"Tidak kok, itu hanya mereka saja yang menganggapku seperti itu, aku normal seperti yang lainnya" ujarnya sambil menyeruput susu kotak cokelat.

"Maksudmu, kau juga bisa menyukai seseorang?"

"Tentu. "Yoora terkekeh kecil, matanya membentuk bulan sabit.

"Kau lucu" Jimin berhenti mengunyah, dan menatap gadis disampingnya lekat.

Yoora bergeming, kemudian mengabaikan perkataan Jimin dan lebih memilih untuk menyeruput susu kotak yang sedang dipegangnya itu.

"Kau pernah menyukai seseorang" Tanya Jimin serius.


"Dulu, aku punya teman kecil, selalu kupanggil Kookie, dia juga penyuka bintang sepertiku, dia dan aku sangat dekat, seperti bintang dan bulan yang sama -sama bersinar di malam hari, aku menyukainya, dia adalah orang yang baik. Sangat baik,sampai suatu s--" ucapan Yoora terpotong.


"Dia meninggalkanmu?" Jimin menatap lekat gadis bermarga Bae itu.

"Iya" Yoora menundukan kepalanya, menatap sepatu dull white yang sedang dikenakannya.

"Demi gadis lain?"

"Sepertinya"


Jimin tidak bersuara, malah ia mendekatkan wajahnya kearah Yoora,






"Kalau begitu, aku tidak akan meninggalkanmu demi gadis lain" bisiknya,






suaranya terdengar sangat dalam begitu mengucapkan kata -kata itu.













Lagi - lagi aku mematung,

Ketika dia berjarak dekat denganku, aku tidak bisa bergerak.



Rasanya, seluruh tubuhku keram.

















To Be Continue.
Vote + Comment for fast update, tq.
Xx,
Chelsea

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro