Heartbeat

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ditatapnya gedung sekolah yang menjulang tinggi dihadapannya.


Ada rasa ragu untuk masuk kedalam gedung itu, namun jelas di depannya ada tulisan 'FTS' school.

Sekolah gadis itu, gadis yang dicarinya.

Si Aneh Penyuka Bintang.

Pria itu mulai melangkahkan kakinya memasuki gedung tersebut,

Karena tujuannya datang kesini jauh -jauh adalah untuk menemui gadis itu, gadis yang kemarin tak sengaja ia temui ditaman, gadis yang belum memberi tahu siapa namanya,

Dan itu, membuat pria ini penasaran setengah mati, hingga tidak bisa tidur dengan nyenyak.


*******

Pria itu menyipitkan matanya, menatap wajah gadis yang sudah amat serius didepannya.

"Hahaha, wajahmu tegang sekali, Yoora- yaa " ejek si sipit dengan tawanya yang terbahak -bahak.

Ucapannya barusan,membuat Yoora blushing , ia malu. Malu untuk pertama kalinya didepan lelaki,

Oh ayolah,jangan kalian pikir gadis aneh juga tidak bisa merona.

"A-aku tidak tegang." Elak gadis itu,seraya mengalihkan pandangannya dari Jimin.

"Bohong,wajahmu memerah dan itu sangat lucu,hahahaha. Aigoo..perutku sakit, ohokk..ohok.." Tawanya terlalu keras dan tak ada jedanya,sehingga jimin tersedak sisa kimbab dimulutnya.

Yoora memberikan senyum kemenangan,

"Rasakan itu, akibat mengejekku."

Jimin menepuk-nepuk dadanya pelan,

Setelah batuknya mereda,ia menatap langit dan menarik nafas lega.

"Yoora- ssi." Panggilnya,pandangannya masih tetap terfokus pada langit.

"Hm." Gadis itu berdeham,tandanya ia menjawab panggilan Jimin.

"Apa cita -citamu?" Tanya Jimin tiba -tiba, nada bicaranya kali ini sangat santai,setelah ia tersedak tadi.

"Astronot."

"Huh?" Jimin menatap gadis ini cepat ketika Yoora mengatakan apa cita-citanya.


"Serius?" Tanya Jimin lagi.

"Iya serius," anggukan Yoora kali ini lebih bersemangat.

Jimin terkekeh menatap Yoora, wajahnya sangat lucu. Sangat lucu.

"Kau benar -benar aneh." Jimin menggeleng-geleng kepalanya tidak percaya,

"Memangnya kenapa?semua orang berhak memiliki cita -citanya masing-masing." Bela Yoora.

"Iya memang. Maksudku,cita -citamu itu tidak seperti kebanyakan gadis lainnya."

"Aku tidak peduli. " Gadis itu tersenyum menatap langit.

"Bagus."

Tatapannya kembali turun ke lelaki itu,

"Bagus?"

"Jangan pedulikan apa yang orang katakan,Yoora- yaa "

Yoora tersenyum dan mengangguk pelan, lalu ia menghela nafas dan kembali menatap langit. Sesekali ia pejamkan matanya,

Sifat dinginnya sudah mulai luntur secara perlahan pada Jimin,


Bukankah ini kesempatan untuk Jimin?


Ingat yang Jimin ucapkan tentang Mainan?








Dari pinggir, gadis bermarga Bae itu benar-benar terlihat cantik,  bulu mata tebal, hidung mungil, bibir mungil tipis, dan dagu yang biasa saja.




Oh!  Ia melupakan sesuatu.

"Jimin- ahh," Panggilnya dengan nada kaget.

"Eoh. Wae?" Jimin ikutan terkejut, mendengar gadis ini tiba -tiba memanggilnya. (Kenapa)

"Aku lupa sesuatu, aku turun duluan.". Gadis itu melompat dari temlat duduknya, yang lumayan tinggi dari lantai rooftop.

"Hey!  Tunggu aku. " Jimin dengan cepat menyusul gadis itu turun kebawah.

------------

"HyaakMemangnya apa yang kau lupakan" Tanya Jimin setengah berteriak, begitu mereka sampai di lantai satu.

"Camera." Jawab Yoora dengan kecepatan jalan yang melebihi Turbo.

"Dasar,  cuman camera? Kau bisa pinjam punyak--"

BRUK!

"Yooraaa!" Pekik Jimin, begitu gadis itu menubruk seseorang.









"Jwesonghamn--"

"Mianh-"




"Kau. "

"Kau?"



Yoora dibantu berdiri oleh pria yang menabraknya barusan,

Keduanya saling tatap, bingung, canggung, malu semuanya campur aduk.



"Kau, yang kemarin membantuku membuat rasi bintang kan?" Tanya Yoora begitu meneliti wajah pria didepannya.








Rasi bintang?

Jimin menatap pria itu tidak suka, dan menatap Yoora heran ketika pertanyaan itu dilontarkan pada Pria berjas Almater kuning itu.

"Ne, majja" Angguk pria itu semangat. (Iya, benar)



"Sedang apa kau disini?" Tanya Yoora dengan nada biasanya, cuek.


"Ah, i-itu--" Pria bersurai cokelat itu, menjeda perkataannya, dengan malu-malu,ia mengusap bagian tengkuk belakangnya canggung.




















"Ingin bertemu denganmu." Lanjutnya.





Jimin diacuhkan,
Ini yang Jimin tidak suka,ketika gadis itu senyum kearah Pria bersurai cokelat dihadapannya.

"Kita belum berkenalan," ujar pria itu lagi,

"Mm.." Angguk Yoora lembut,

Pria itu dengan cepat menjabat tangan Yoora tanpa izin.


Melihat itu, Jimin pergi meninggaljan mereka berdua tanpa pamit,atau mengucapkan sepatah katapun.

"Jimin tung-"


"Aku,Jeon Jungkook." Ujarnya dengan senyuman hangat.


Oh ayolah,siapapun itu yang melihat senyumannya pasti akan mati ditempat atau mungkin bisa gila sekarang juga,senyuman itu,aau lebih tepatnya..smirk itu.. Sangat mematikan.





Tapi gadis aneh ini tidak mati di tempat,atau bahkan menjadi gila.
Responnya hanya biasa saja,



"Bae Yoora. " balasnya dengan senyum hangat juga,


*******


Mereka berdua berjalan disekitar lapangan FTS school.

"Jadi, kau kesini cuman untuk tau namaku saja? "

"Iya, kau tau aku sampai tidak bisa tidir hanya karena penasaran pada namamu itu. " Ujarnya polos dan diakhiri dengan kekehan.

Yoora mengangguk -angguk mengerti.

"Lagipula, kuperhatikan.. Sejak pertama bertemu, kau tidak memakai name tag di seragamu. "


Yoora mengangguk.


"Aku memang tidak pernah memakai nametag, kemanapu dan dimanapun. " ujarnya seraya menunduk menatap sepatunya.

"Mengapa?" Tanya pria bermarga Jeon itu,

"Karena aku hanya ingin mereka memanggilku, Si Gadis Aneh,  bukan Yoora si Gadis Aneh. " Yoora tersenyum kearah Jungkook.

"Aneh? Jadi, mereka menganggapmu seperti itu? " tanya Jungkook.

"Begitulah, " Angguknya pelan.




"Kau tidak aneh, Kau indah. "








Mereka melanjutkan jalan memutari sekolah, ketika sudah mendapat izin dari guru piket.


BRUKK.

Jungkook hampir saja terpental, begitu gadis itu menabrak tubuh Jungkook.


Terlihat seperti disengaja,
Entahlah mungkin hanya pemikiran Yoora saja.

Jungkook dan gadis itu bertatap-tatapan.





"Maaf, aku tidak sengaja. " Ujarnya lembut, sangat lembut. Seperti yang dibuat -buat. Tch, ini pemikiran Yoora yang kedua kalinya.

"Tidak apa-apa, " balas Jungkook senyum tipis,

Tanpa sengaja,diliriknya name tag di seragam gadis itu.

'Bae Yaera'

Nama yang persis dengan Yoora.
Ada apa ini?






Gadis itu kemudian pergi,ketika Jungkook memberikan senyum.


"Siapa dia?" Tanya Jungkook pada Yoora,ketika mereka melanjutkan jalan.

"Tidak tau,aku belum pernah melihatnya."

Jungkook mengangguk-angguk ngerti,



"Kau ada waktu pulang sekolah nanti?" Tanya Jungkook.

"Tidak ada tapi,tugas kelomp--"

"Ayo, kita jalan-jalan. " Jungkook langsung menyambar omongan Yoora.

Padahal, ada tugas kelompok dengan Jimin tapi,


*****



Pria itu mendengus kesal, ditatapnya pemandangan yang tidak enak dilihat dari dalam jendela kelasnya.

"Siapa lelaki itu." Gumam Jimin dengan nada Dingin, seraya menatap tajam kearah Jungkook.


Gadis itu tampaknya lebih nyaman bersama Jungkook dibanding dengan Jimin.





"Bae Yoora, perasaan apa ini. " tanyanya tidak mengerti.


"Jimin- ahh! " Panggil seseorang dengan semangat.

"Eoh. Jennie-ssi"

************

"Aku pergi. " pamit Jungkook setelah sampai gerbang sekolah,

"Mm,"Yoora mengangguk pelan.

"Yoora-ssi. "

"Ne? " (ya)

"Siapa pria tadi?" Tanya nya sebelum pergi.

"Nugu? " (siapa) Yoora putar otak,

"Pria berambut pirang, yang berjalan bersamamu tadi. "

"O-oh.  Maksudmu Jimin?  Dia teman sebangku-ku" Nada bicaranya menjadi aneh, oh Yoora memang aneh.


"Bukan pacarmu? "

"Bukan."



Jungkook tersenyum lebar.


"Kalau begitu, jangan berpacaran dulu, tolak semua lelaki yang menembakmu nanti. Tunggu aku. " Jungkook pergi setelah mengucapkan itu,

Yoora diam.

Memutar otaknya untuk mencerna perkataan Jungkook tadi. Tapi, tidak mengerti juga maksudnya ,






what does he mean?




why can not I understand




I do not understand, but his words made my heart beat very quickly.









To Be Continue,
Vote+ Comment for Fast Update.
Xx,
Chelsea.



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro