Bride - 5

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

I saw you .... As an angel

Gerakannya yang gemulai membuat mata Adam tidak mau berkedip. Meskipun ini bukan pertama kalinya dia melihat Sarafina telanjang, Adam tetap tak berkutik. Baginya wanita di depannya itu adalah candu. Bentuk tubuh Sarafina yang sempurna membuat kejantanan Adam menegang, memberontak, meminta untuk segera di puaskan.

"Apa kamu datang kemari hanya untuk memandangiku?" Sarafina berkata dengan suara yang terdengar begitu menggoda.

Adam tersenyum, melepas kaos polo dan melemparkannya sembarangan, memperlihatkan betapa tubuhnya sangat berotot dan seksi. Ia mendekati Sarafina, menyentuh bahunya yang terbuka, mengelusnya perlahan hingga ke pinggang. Adam mulai mencium leher jenjang yang nampak begitu menggairahkan di matanya. Sarafina mendesah ketika Adam mengigit lehernya. "Jika kamu meneruskannya, aku pastikan kejantananmu akan patah esok hari."

Adam terkekeh, sudah sejak lama ia menginginkan Sarafina. Tapi bukan sekarang waktu untuk menidurinya. Ia akan mendapatkan wanita itu berada di bawahnya untuk memuaskanya. Hanya untuk dirinya. Nanti, setelah ia berhasil membunuh Alpha brengsek itu. Adam harus segera membunuhnya sebelum Alpha itu menemukan matenya. Jika terlambat, semua rencananya akan sia-sia. Alpha brengsek itu tidak akan bisa dikalahkan ketika sudah mendapatkan lunanya.

"Apa kamu yakin Theo tidak akan bisa menemukan matenya sayang?" ucap Adam sambil masih menciumi leher Sarafina.

Aku adalah calon pasangannya tolol. Persetan dengan mate bodohnya. "Tentu sayang, jangan terlalu cemas."

"Anak buahku mengatakan bahwa Alpha brengsek itu sedang mengamuk. Dia berfikir matenya dalam bahaya."

Sarafina tertawa. "Benarkah? Tapi aku tidak melakukan apa-apa? Dan tidak mungkin Theo bisa merasakan keberadaan matenya."

"Sebaiknya kamu memastikan bahwa mantramu masih bekerja. Atau kamu akan menyesal."

Adam melumat bibir Sarafina sebelum meninggalkan wanita itu sendirian.

Entah mengapa kali ini Sarafina merasa Adam tidak main-main. Jika apa yang dikatakan Adam itu benar, maka dia harus bertindak cepat. Sudah bertahun-tahun dia menginginkan Theo. Pria itu harus menjadi miliknya. Bagaimanapun caranya.

Sarafina kembali memakai pakaiannya. Dia mengambil sebuah benda berbentuk guci kecil yang terbuat dari marmer berwarna marron. Guci itu mempunyai sebuah tutup berwarna abu-abu. Ketika Sarafina membuka tutupnya, guci itu mengeluarkan asap tipis tanpa terputus. Sarafina duduk bersila, menggerak-gerakkan jemarinya kepermukaan guci. Semakin lama asap itu semakin tebal, bergelung membentuk sebuah wujud tak beraturan. Sejenak Sarafina terdiam dengan mata tertutup. Mengernyit ketika merasakan ada yang tidak beres. Segel itu masih terpasang. Segel yang dia gunakan untuk menjauhkan Theo dari matenya. Akan tetapi ada sebuah kekuatan lain yang menyelubungi segel miliknya. Sebuah kekuatan yang bisa menghancurkan segelnya secara perlahan.

Sarafina teringat apa yang dikatakan Adam barusan. Bahwa Theo bisa merasakan keberadaan matenya. Jika itu benar, gadis itu pasti ada di dekat sini. Di Glasfire. Sarafina harus menemukannya sebelum Theo. Datanglah pada mama gadis cilik.

.
.
.

Shane memejamkan matanya selama perjalanan menuju ke Humion Castil - tempat ayahnya berada, atau rumah yang tidak pernah ingin dia tinggali. Begitu banyak kenangan yang selalu menyiksanya bertahun-bertahun hingga membuatnya mati rasa. Tidak ada yang bagus di Glasfire, kecuali kota ini adalah tempat di mana pengantinnya akan di lahirkan. Namun nyatanya, berpuluh-puluh tahun lamanya Shane menunggu, gadis itu tidak pernah dia temukan. Mungkin saja Shane begitu mudahnya dibodohi oleh para Archangel, karena itu dia percaya bahwa pengantinnya benar-benar akan muncul di kota ini.

Dari luar, Humion Castil tampak menyeramkan. Lagipula, apasih yang kalian harapkan dari kediaman seorang iblis?

Di tempat sebesar itu, hanya dihuni oleh dua orang iblis. Mereka adalah Luke William - ayah Shane sekaligus merupakan iblis terkuat. Dan Simon - iblis berwajah pucat yang sangat dipercayai Luke.

Luke dulunya adalah seorang malaikat dengan kekuatan yang luar biasa. Dan dia sangat di sukai oleh Gabriel - pimpinan Archangel. Karena suatu kesalahan yang menurut para Archangel sangat fatal, Luke dibuang ke bumi dan menjadi malaikat terbuang. Darah Luke yang mengalir dalam tubuh Shane membuatnya bernasib sama. Menjadi malaikat terbuang. Dan Shane harus rela kehilangan Fury, gadis yang nyaris menjadi pengantinnya.

Ngomong-ngomong soal Fury, dia adalah putri kesayangan dari Gabriel. Fury yang cantik dan ceria mampu membuat Shane yang notabennya malaikat yang dingin dan angkuh jatuh cinta kepadanya. Bahkan beratus tahun setelah kematiannya, Shane tetap tidak bisa melupakannya.

Awalnya, Gabriel sangat mendukung hubungan Shane dan Fury, namun semua berubah karena kesalahan yang diperbuat oleh Luke. Hingga Shane pun harus menanggung hukuman. Meskipun demikian, Gabriel masih mempunyai rasa iba di hatinya. Dia memutuskan untuk memberitahu Shane bahwa Fury akan terlahir kembali namun dalam wujud seorang manusia.

Kedengarannya memang mudah, namun percayalah, menunggu selama ratusan tahun itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi fakta bahwa nantinya Fury terlahir menjadi seorang Elfountury, seorang anak manusia yang terlahir dari darah peri yang mempunyai kekuatan keseimbangan. Kekuatan satu-satunya yang mampu menghancurkan kekuatan iblis. Untuk itulah Shane harus menemukan Fury terlebih dahulu sebelum Luke.

Bahkan Shane harus melupakan sebuah ramalan bahwa Fury lah yang akan menjadi penyebab kematiannya. Jujur saja, mati bukanlah kata yang menakutkan bagi Shane, lagi pula dia sudah hidup cukup lama. Yang lebih menakutkan bagi Shane adalah ketika dia menemukan Fury, dan gadis itu bahkan tidak akan mengenalinya.

Mengingat hal itu membuat Shane dijalari oleh perasaan dingin yang menggigil. Mengapa garis takdirnya seperti ini. Sebenarnya apa salahnya terlahir dari rahim seorang cenayang?.

.
.
.

Sehari setelah pelanggaran peraturan yang di lakukan Karen, Jude selalu memantau keberadaan gadis-gadisnya setiap saat. Tetapi Jude tidak mempertanyakan kemana Karen pergi. Meskipun begitu, mereka tahu bahwa Jude marah besar. Untuk mengurangi kebosanan, Giselle menghabiskan waktu di dapur untuk melakukan eksperimen resep kue yang dia temukan secara tidak terduga di halaman rumah. Koran bekas terbang entah dari mana, berisikan beberapa resep kue yang menurut Giselle menarik. Sedangkan Anna hanya membantunya menjadi juru cicip.

Karen seharian mengurung diri di kamar dengan mengajak Butpo bersamanya. Bukan berarti Karen menyukainya, Karen hanya butuh alasan untuk tetap berada di kamarnya. "Butpo sepertinya ingin bermanja-manja." Begitulah jawaban Karen ketika Anna bertanya mengapa dia tidak keluar kamar.

Anna tahu itu cuma alasan saja. Karena Anna tahu bahwa Butpo bukan jenis kucing manja. Yah! Meskipun kucing itu termasuk kucing yang malas. Sedangkan Kyrei dari tadi mengekor Jude seharian. Dia mau Jude mengajaknya ke minimarket. Meskipun Jude telah mengatakan bahwa dia bisa membeli semua kebutuhan mereka sendiri, namun Kyrei bersikeras bahwa dia menginginkan sesuatu yang lain. Lain dari pada biasanya. Seperti yang sudah-sudah, pada akhirnya Jude tidak bisa menolak permintaan Kyrei.

Perjalanan menuju minimarket memakan waktu kurang lebih dua puluh menit. Sepanjang perjalanan Kyrei baru sadar bahwa mereka sama sekali tidak memiliki tetangga dekat. Cukup aneh mengingat Glasfire adalah kota yang cukup menarik untuk di kunjungi.

Saat menatap kearah barat, Kyrei teringat bahwa daerah itu adalah area terlarang. Dan Jude sepertinya cukup tahu karena dia telah melarang mereka untuk pergi kearah barat. Kyrei melirik Jude yang sedang mengemudi, "Apa paman pernah ke Glasfire sebelumnya?"

Jude melirik Kyrei sekilas sebelum menjawab, "Belum, kenapa?"

"Kenapa paman melarang kita untuk pergi kearah barat? Sepertinya paman sudah tahu apa yang sebenarnya berada di sana."

Kyrei Menunggu untuk beberapa saat lamanya. Tidak ada jawaban. Kedua mata Jude berputar kesana kemari. Seperti sedang mencari-cari kata-kata yang tepat. "Hanya untuk berjaga-jaga," katanya. "Tidak ada salahnya bukan, mengikuti tradisi yang ada di wilayah yang kita kunjungi. Aku rasa itu baik."

Kyrei hampir saja mengatakan bahwa dia sering bermimpi tentang kota ini sebelumnya. Dan beberapa hari yang lalu dia melihat pria bersayap dan seekor serigala raksasa dalam mimpinya. Atau itu bukan mimpi, karena Kyrei merasa benar-benar bisa merasakan kehadiran mereka. Tetapi kata-kata Jude berikutnya menghentikannya. "Tidak ada apa-apa di sana Kyrei, meskipun warga di sini percaya ada mahkluk lain selain manusia, pasti itu semua hanya untuk promosi semata."

Kyrei mengangguk meskipun dia tidak percaya apa yang dikatakan Jude. Baginya, kota ini menyimpan sebuah misteri. Dan Kyrei tahu dia tidak bisa tinggal diam dan mati penasaran. Setidaknya dia harus tahu mengapa Glasfire selalu muncul dalam mimpinya. Dan dia harus mencari tahu apa itu Elfountury. Kata itu seperti mantra baginya. Ada sesuatu yang bergejolak dalam dirinya ketika kata itu disebutkan.

"Apa kamu sedang merencanakan sesuatu Kye?"

Jude merasakan Kyrei menegang karena tuduhannya yang tepat. "Ti ... Dak."

"Jangan coba-coba melakukannya sayang, kamu tahu paman akan sangat marah."

Mata Kyrei disipitkan. "Aku tahu."

Sambil mengangguk, Jude melirik kearah spion untuk memastikan dia parkir pada tempat yang tepat.

Minimarket itu tampak ramai. Tadinya Kyrei sangat bersemangat untuk berbelanja, akan tetapi semangatnya menguap entah kemana. Digantikan rasa penasaran yang semakin mengelayuti hatinya. Dengan berat hati Kyrei memaksakan diri untuk memasuki minimarket penuh sesak itu untuk mengambil beberapa keperluan.

Tidak banyak yang dia masukkan ke dalam troli belanja, karena Jude sudah membeli semua kebutuhan mereka. Bahkan Jude tidak lupa membeli pembalut sekalipun. Kyrei hanya menambahkan beberapa bungkus makanan ringan dan permen karet.

Di tengah kesibukannya memilih antara kripik kentang atau kue beras kering, Kyrei merasakan hawa dingin menyengat lengannya, hingga dia harus mengusapnya beberapa kali untuk menghilangkan efek dinginnya. Kyrei menoleh ke kanan dan ke kiri, menatap setiap orang yang sepertinya tidak merasakan hal yang sama. Dari tempatnya berdiri, dia bisa melihat Jude yang sedang berbicara dengan pramuniaga tentang cara menanam bibit bayam dalam pot. Kyrei akhirnya tidak jadi membeli kripik kentang maupun kue beras kering. Dia mengambil biskuit asin lalu pergi menghampiri Jude.

Langkah kaki Kyrei terhenti secara perlahan ketika matanya menangkap sebuah siluit tak asing dari deretan produk kebersihan. Seorang pria memakai kaos lengan panjang berwarna biru tua, sedang memilih-milih pasta gigi. Kyrei menatapnya dari samping tanpa berkedip. Rasa-rasanya dia mengenali pria itu. Tapi jelas itu tidak mungkin. Namun, rasa tidak asing itu terus berdenyut, memberitahukan pada Kyrei bahwa mungkin saja dia memang mengenalinya. Bahkan dari jarak sekian meter, Kyrei bisa mencium aroma parfum yang dipakainya. Aku rasa, ada yang tidak beres dengan otakku.

Kyrei segera menahan diri begitu tahu kakinya melangkah mendekati pria itu tanpa perintah. Dia merasa sangat malu pada kelakuannya sendiri. Bagaimana bisa dia merasakan ketertarikan yang begitu luar biasa pada seorang pria asing hanya karena pria itu tampan. Meskipun Kyrei hanya melihat wajahnya dari samping, tapi pria itu benar-benar tampan. Kyrei merasakan wajahnya memanas karena menahan malu.

"Ada apa denganmu?"

Aku baru saja melihat seorang malaikat tampan turun ke bumi untuk membeli pasta gigi. Kyrei menggeleng, "Tidak ada apa-apa."

"Apa kau sakit Kye?"

Yah! Aku rasa aku sakit jiwa. "Aku baik-baik saja paman."

Jude mengangguk. "Baiklah, kalau tidak ada lagi yang ingin kau beli, kita akan pulang sekarang."

"Apa paman tidak mau beli pasta gigi?"

Jude menunjuk kearah troli, ada enam buah pasta gigi di sana.

"Krim pencukur mungkin?" kata Kyrei mengingatkan.

"Paman sudah punya stok banyak di rumah."

Kyrei mengangguk kecewa. Dia menatap sekilas kearah deretan produk kebersihan sekali lagi dan berharap pria itu muncul. "Sebaiknya kita pulang saja."

Dengan perasaan kecewa, Kyrei melangkah mengikuti Jude menuju kasir.

"Selamat sore Sir," sapa wanita penjaga kasir. Wanita itu berusia sekitar 35 tahun dengan wajah bulat yang manis. Mungkin wanita itu hanya ingin bersikap ramah karena dia adalah seorang karyawan. Namun Kyrei merasa tatapannya itu sedikit keterlaluan. Matanya menjelajah setiap inci wajah Jude tanpa jeda. Jude hanya tersenyum sambil menunggu wanita itu menghitung belanjaanya.

"Eehh, umm,"

Kyrei mendongak, menatap si wanita kasir yang tampak kebingungan. Delapan pak pembalut dan pantyliner.

"Saya punya empat anak gadis di rumah," jelas Jude

"Saya si bungsu," tambah Kyrei.

"Ohh," desah wanita itu kecewa. Meskipun tidak bisa di bilang muda, tidak ada yang akan menyangka bahwa Jude punya empat anak gadis dengan si bungsu berusia 18 tahun.

Namun sepertinya si pengaja kasir itu tidak mudah menyerah. "Saya akan menunggu kedatangan anda di lain hari Sir."

Jude hanya tersenyum. Tentu saja mereka akan datang lagi di lain waktu karena ini adalah minimarket satu-satunya di Glasfire.

"Paman suka ya sama wanita itu?" tanya Kyrei ketika sudah berada di dalam mobil. Jude mengerutkan keningnya namun tidak menjawab. "Pasti suka kan, secara dia seksi." Kyrei menambahkan. Entah mengapa dia teringat tonjolan di dada wanita itu. Kini dia melirik sekilas dadanya dan tidak mendapatkan tonjolan apapun di sana.

"Kebanyakan pria memang suka wanita seksi, tapi bukan berarti paman menyukainya. Kau tidak bisa menyukai seseorang hanya karena dia ... Seksi," jelas Jude. Namun Kyrei tidak mendengar hal lainnya kecuali kebanyakan pria suka wanita seksi. Kalimat itu membuat Kyrei mendesah Kesal. Dia teringat kepada pria yang baru saja dia lihat di minimarket tadi. Tentu saja pria setampan itu suka wanita seksi. Mau tidak mau Kyrei mengasihani dirinya sendiri dan juga Karen. Sama seperti dirinya, menurut Kyrei, Karen itu tidak seksi. Bahkan tidak seksi sama sekali.

.
.
.

Perjalanan pulang memakan waktu lebih cepat. Padalah mereka singgah di toko buku untuk membeli pesanan Giselle. Buku resep kue kering. Kyrei bersumpah dia tidak akan memakannya. Hal terakhir yang dia ingat ketika memakan kue buatan Giselle adalah rasa amis yang menusuk kerongkongannya hingga membuatnya muntah seharian. Kyrei merasa nasi goreng asin bikinan Jude jauh lebih bisa dimakan.

Ketika sampai di depan rumah, sebuah mobil Strada berwarna merah terparkir di halaman. Jelas bukan seseorang yang mereka kenal. Jude tidak pernah punya kenalan di Flirk, apalagi di Glasfire.

Di dalam ruang tamu, seorang pemuda berkulit cokelat berdiri dari kursinya, memperkenalkan dirinya sebagai Noah, tersenyum dengan jenis senyuman yang memohon untuk tidak di usir. Jude jelas bukan tipe pria yang ramah. Apalagi kepada orang asing. Di salah satu kursi kosong lainnya, Anna dan Giselle melempar tatapan tidak bersalah kepada Jude. Dan Jude tahu pria itu bukan datang untuk keduanya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Jude.

"Saya kemari untuk menemui salah satu putri anda Sir. Saya sudah berjanji untuk datang berkunjung."

Seperti kebanyakan pemuda tampan, Noah berkata dengan percaya diri bahwa dia tidak akan di tendang keluar dari rumah itu. Jude memang tidak menendangnya keluar, tetapi bukan karena Noah tampan. Ini hanya soal tata krama. Bagi Jude, tamu adalah seseorang yang harus di hormati.

"Oh!," Jude berkata. "Jadi siapa yang ingin anda temui?"

"Sayangnya dia menolak untuk menemui saya Sir."

Kyrei yang sudah pernah bertemu dengan Noah sebelumnya, langsung teringat akan teorinya. Bahwa semua pria suka gadis yang seksi. Dan Kyrei menyadari bahwa teori itu jelas-jelas salah. Karena Karen sama sekali tidak seksi.

♨♨♨♨♨♨♨

Giselle : Menurutku, mataku adalah yang paling seksi😀

Anna : Aku paling menyukai senyumku, meskipun tidak semanis Kyrei😬

Karen : Kalau aku tidak seksi, apa hubungannya dengamu? Masalah? 😕

Kyrei : Seandainya saja aku seksi 😨

Happy reading guys 😉😉😉

Best & Regard

Ray_Hush

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro