Lima Belas: Rencana

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Natasya terlonjak kaget saat sesuatu menyentuh punggung tangannya. Kepalanya seketika dilanda pening karena harus bangun secara tiba-tiba. Menoleh ke arah di mana sentuhan itu berasal, Natasya mendapati tiga pelayannya menunduk di depan perempuan itu.

"Maaf, Nona, tapi Nona harus tidur di dalam kamar. Tuan Seruzen pasti akan memarahi kami jika melihat Nona Pearly tidur di bangku taman seperti ini," ucap pelayannya.

Netra Natasya menelisik sekeliling. Benar saja, saat ini Natasya masih berada di taman dekat kolam teratai. Tidak ingin ketiga pelayannya dimarahi oleh Seruzen, Natasya pun berdiri. Ditemani cahaya dari lentera yang dibawa oleh pelayannya, Natasya pun melangkah memasuki bangunan di mana kamar tidurnya berada.

Para pelayan yang melayani semua kebutuhan Natasya itu pun menunduk sebelum mundur perlahan secara teratur. Memberikan tuannya waktu dan tempat untuk beristirahat dengan nyaman. Pintu kamar Natasya pun tertutup seiring dengan kepergian para pelayannya.

Natasya mengembuskan napas panjang, mengusap wajahnya yang mendingin akibat sapuan angin malam. Natasya bukanlah orang yang mudah tertidur di sembarang tempat. Namun entah kenapa di sini malah dengan mudahnya Natasya tertidur di temoat-tempat yang kurang nyaman.

Tidak cukup Natasya tertidur saat berendam di bak mandi. Kali ini, bisa-bisanya perempuan itu malah tertidur di bangku taman. Sama sekali Natasya tidak ingat bagaimana ia bisa sampai jatuh tertidur seperti itu.

Natasya merebahkan tubuhnya. Sedikit pegal karena tadi tertidur di kursi taman dengan posisi yang kurang baik. Berusaha memejamkan mata, sekelebat potongan peristiwa tiba-tiba berputar di benak Natasya.

Namun bukan sembarang peristiwa, karena Natasya baru saja memimpikannya. Mata Natasya terbelalak. Tidak percaya dengan apa yang berada di dalam ingatannya. Bagaimana bisa Natasya kini memiliki sepotong ingatan masa lalu Pearly? Apalagi ingatan tersebut berkaitan dengan pelarangan Natasya untuk bepergian ke luar tanpa pendamping, jika ingin berlama-lama.

"Jadi, Pearly benar-benar diserang oleh sekumpulan bandit? Nyawa Pearly benar-benar terancam," gumam Natasya sambil menutup mulut tak percaya.

Meski ingatan itu mendatangi Natasya melalui mimpi, rasanya baru kemarin perempuan itu mengalaminya sendiri. Seolah orang yang tengah diserang oleh lima bandit tidak dikenal itu adalah Natasya, bukan Pearly.

"Jadi, lukisan itu benar-benar membawaku ke dunia ini. Aku memang sudah memikirkan kemungkinan itu dari awal, tapi kenapa masih sangat sulit untuk mempercayainya?" monolog Natasya.

Meski sudah tahu alasan perpindahan Natasya ke dunia ini adalah lukisan Antonio versus Nicholas, hingga detik ini perempuan itu masih berusaha menyangkalnya. Natasya masih berusaha untuk berpikiran logis dan menjauhkan pikirannya dari kemungkinan bahwa lukisan Antonio versus Nicholas adalah alasan Natasya hidup sebagai Pearly di negeri antah berantah ini.

Akal sehat Natasya terus menyangkal kenyataan bahwa bisa saja Natasya dan Pearly adalah orang yang sama. Tidak ingin sepenuhnya patuh dan mengikuti jalan takdir sesuai dengan skenario yang sangat membingungkan ini.

"Pasti ada sesuatu yang menjadi penyebab kenapa harus aku yang menjadi Pearly. Pasti ada misteri di balik semua ini," tutur Natasya yakin. "Aku harus mencari tahu! Ya, aku harus mencari tahu alasan mengapa aku ada di sini."

Sekelebat bayangan itu kembali mendatangi Natasya. Seolah kejadian tersebut benar-benar tengah dipertontonkan di depan matanya. Memutar ulang semua yang sudah Pearly lalui di sepanjang hidupnya di negeri antah berantah ini.

"Aku adalah Pearly. Pearly adalah aku."

Meski berulang kali diucapkan, tetap saja Natasya masih tidak percaya. Padahal sudah banyak bukti nyata bahwa Natasya benar-benar Pearly. Apalagi ditambah dengan ingatan-ingatan mengenai hidup yang dilalui Pearly yang satu per satu masuk ke kepala Natasya.

Lantas, mengapa Natasya masih bersikeras dan terus menyangkal bahwa ia benar-benar Pearly? Natasya pun masih tidak tahu pasti alasan mengapa ia sangat sulit menerima semua kenyataan di depan matanya.

"Semua ini terasa bagaikan mimpi. Aku sangat berharap bahwa ini semua adalah mimpi." Netra Natasya memandang semua sudut kamar yang ia tempati. "Kenapa sekarang semua ini terasa familier? Kenapa aku merasa bahwa kamar ini benar-benar milikku?"

Natasya menutup matanya. Berusaha menyingkirkan sekelebat ingatan Pearly yang berusaha masuk ke dalam kepalanya. Natasya benar-benar frustrasi sekarang. Apa yang harus Natasya perbuat sekarang? Sebenarnya, di mana jiwa Pearly yang asli berada? Kenapa Pearly hanya memberikan Natasya kepingan ingatan, tetapi tidak memberitahu di mana letak keberadaannya?

Natasya menjerit tanpa suara. Semua hal di sini terasa begitu membingungkan. Kenapa harus di saat seperti ini Natasya hidup sebagai Pearly? Kenapa di saat nyawa Pearly tengah terancam, Natasya justru menjadi pemilik tubuh perempuan itu? Apa tidak bisa Natasya memutar kembali waktu dan hidup sebagai Pearly saat kondisi di negeri antah berantah ini sudah kondusif?

Natasya menertawakan pemikiran konyolnya. Bagaimana bisa Natasya malah meminta untuk hidup sebagai Pearly di dunia yang nyaman dan tenang? Harusnya Natasya meminta agar bisa kembali ke dunia asalnya tanpa perlu takut akan adanya ancaman seseorang yang tengah mengincar nyawanya.

"Sial! Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa harus nyawa Pearly yang terancam? Kenapa bukan Zadeline, atau orang lain? Kenapa harus Pearly?"

Mengingat sosok Zadeline, tiba-tiba saja sebuah lampu seolah menyala di otak Natasya yang gulita. Sorot mata Natasya kini berubah antusias, alih-alih frustrasi dan seolah kehilangan harapan.

Dari semua orang di negeri antah berantah ini, Natasya sepertinya bisa mempercayai Zadeline. Apalagi setelah berada di sini dan hidup sebagai Pearly, hanya dari Zadeline informasi itu banyak Natasya dapatkan.

Jadi ada kemungkinan bahwa Zadeline bisa memberikan informasi lain yang memang Natasya butuhkan untuk mencari tahu semua hal yang terasa janggal di negeri antah berantah ini. Selain itu juga, Natasya perlu diyakinkan lagi bahwa lukisan Antonio versus Nicholas memang merupakan gambaran nyata dari sesuatu yang mungkin saja terjadi di antara Antonio dan Nicholas.

Ya! Natasya harus mencari tahu semua itu. Semuanya kini terasa memungkinkan. Meski lukisan Antonio versus Nicholas menampilkan dua orang lelaki berbajuh zirah yang wajahnya tidak bisa dilihat dengan jelas. Namun entah mengapa, Natasya sangat yakin bahwa dua orang lelaki berbaju zirah di dalam lukisan memang Antonio dan Nicholas yang berada di dunia antah berantah ini.

Antonio dan Nicholas adalah lelaki yang menurut penuturan Zadeline adalah orang yang tengah dekat dengan Pearly saat ini. Juga, di dalam mimpi Natasya, Antonio dan Nicholas adalah lelaki yang juga berada di tempat kejadian di mana Pearly diserang oleh lima orang bandit tak dikenal.

Semua benang merah, terlihat menampakkan dirinya secara perlahan. Natasya hanya harus menyambungkan semua benang merah itu dan menemukan fakta di balik semuanya. Menyatukan potongan puzzle yang masih tersembunyi untuk bisa menemukan cara agar pergi dengan selamat dari negeri antah berantah ini.

"Yang pertama harus aku lakukan adalah menjalani hidup sebagai Pearly. Lalu dengan informasi yang bisa aku dapatkan dari Zadeline, aku akan menemukan alasan kenapa aku bisa ada di sini. Ya. Semua rencana ini sudah sempurna. Aku hanya harus mewujudkannya untuk mendapatkan apa yang aku butuhkan."

***

Ya elah Natasya, masih aja menyangkal.

Kalau kamu jadi Natasya, apa bakal menyangkal juga?

Jangan lewatkan update terbaru dari Bring Me Back! ya.

xoxo

Winda Zizty

19 September 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro