Gaje Elara 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Rigel berjalan ke arahku dengan bibir sedikit tertarik. Hanya senyum biasa diiringi tatapan tajam menawan dan dia mampu membuatku berdebar. Terlebih lagi dengan pakaian santai serta kacamata yang tersampir di leher, pesonanya sungguh menguar.

“El, ayo ikut!” ajak Rigel sambil mengulurkan tangan.

“Ke mana?”

Bukannya langsung menjawab, Rigel meraih pinggangku. Tangannya merapikan helai rambutku yang tadi tertiup angin. Seakan tanpa kedip, kami terus bertatapan, sampai dia memajukan wajah dan mengembuskan napas pelan di area leher ini.

“Mari pergi ke surga, Sweet Heart.”

Jantungku berdetak sangat cepat. Rasanya hampir kehabisan napas, karena kaget oleh kata-kata Rigel.

Refleks mata terpejam dan tanganku melingkar di lehernya saat bibir kami hanya berjarak sekitar dua sentimeter saja. Lembut, dia mengusap bibirku. Namun tiba-tiba ....

“Kamu ngapain tutup mata, El? Aku cuma mau bersihin sisa makanan di bibir kamu.”

Sontak aku membuka mata dan menemukan Rigel tengah mengulum senyum. Aku bisa memastikan bahwa dia mati-matian menahan tawa. Sementara aku? Malu tak terkira dan ingin pergi ke Kutub Utara!

verlitaisme

Ada yang kangen sama duo El? Sekarang tiap Senin dan Kamis.

FYI, cerit ini udah ada dalam versi cetak dan ebook.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro