Di bangku besi ini kumerenungi setiap yang menabrak angin. Kadang mereka sendiri, kadang berdua, bertiga, bahkan berbanyak.

Sedang aku, selalu sendiri.

Apa kiranya yang mereka pikirkan disela tawa-tawa yang dilangitkan? Adakah yang mereka sembunyikan di balik guratan bahagia itu?

Kehidupan mereka, apakah untuk orang lain atau...
untuk diri mereka sendiri?

Terkadang aku bertanya-tanya, jika diri ini yang selalu berkorban kepedulian dan terus memahami orang lain,
siapa yang seharusnya memedulikanku?

Apakah memang kehidupan ini hanya untuk orang lain dan bukan untuk diri sendiri?

Siapa yang bisa kutanya perihal ini?

Padamukah?