Entah anugerah, entah petaka
Kepekaan ini mengiris jiwa
Ketidakpercayaan ini membungkam nyata
Kerut didahi itu
Tundukan kepala penuh kaku
Tarikan bibir yang dipaksa
Bahkan kata-kata yang terasa tak bermakna; baik-baik saja
Hati ini menolak terima
Terombang-ambing dalam keraguan untuk bertanya,
"Apa yang membuatmu begitu muram?"
---
Kulanhkahkan kaki menuju ruangannya
Raut wajah yang sama
Tundukan kepala yang sama
Kata-kata tak bermakna yang sama; baik-baik saja
Lagi-lagi aku tak mampu berkata,
"Apa yang membuatmu begitu muram?"
Bibir ini kelu
Ketakutan ini membelenggu
Kaki yang terpaku
Memaksaku berbalik arah;
berusaha percaya
---
Andai keberanian datang
Lengan ini akan sepenuh hati merengkuh kemuramanmu
Biarlah muram jadi sahabatku
Dan kamu...
bahagia tanpaku
---
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro