Dari Lubuk Hati yang Paling Dalam

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Surat Cinta dikirim oleh: iluvplumtea

Halo Kak Lanita, hari ini aku memberanikan diri untuk mengirim sepucuk surat cinta ke Buletin Asmara dengan harapan aku bisa menyelesaikan masalah cintaku. Doakan aku, ya Kak.

Dear Siswa Dengan Nomor Absen 7 di Kelas Pojok Lantai 2,

Ketika cinta datang tanpa permisi, aku bisa apa? Cintaku padamu bukan berasal dari pandangan pertama, melainkan manifestasi interaksi kita selama ini; tiba-tiba dihiasi oleh aura merah jambu.

Aku ingin mengatakan bahwa kau begitu mudah untuk dicintai. Senyum yang kau beri untukku selalu hangat. Bagai sinar mentari jam sembilan pagi. Cerah, tetapi tidak menyakiti mata. Setiap bibirmu melengkung, jantungku bertalu-talu, seolah memberontak ingin melompat dari kungkungan rusuk yang melindunginya.

Ketika kita bertemu, meski di tengah keramaian, pandanganku selalu tertuju padamu. Setiap perilakumu, sekecil apa pun, terpatri dalam ingatanku. Apa kau tahu, jika otakku merekam suaramu ketika kau berbicara denganku? Bagai melodi pengantar tidur yang terus diputar berulang-ulang hingga aku memejamkan mata.

Ada rindu ketika kita tak bertemu. Ada cemburu ketika aku melihatmu bersenda gurau dengan gadis selain aku. Awalnya, aku tidak berani menanyakan kepada hatiku, perasaan apakah ini. Yang kutahu aku takut kehilanganmu. Namun, kemudian aku tersadar, aku yakin ini cinta.

Ketika cinta datang sebelum keberanian muncul, aku harus bagaimana? Aku bukan cenayang yang bisa membaca pikiranmu. Inginku, kau pun menyukaiku. Namun, suara di sudut kecil di otakku berbisik bahwa mungkin kau tak merasakan apa yang aku rasakan.

Cinta yang kuminum sendiri terasa pahit. Aku ingin berbagi denganmu, dengan harapan akan menjadi manis. Setiap kita mengucapkan selamat tinggal di penghujung hari, aku tidak ingin berpisah. Aku tidak sabar menunggu datangnya esok. Aku ingin terus bersama. Menyaksikan matahari dan rembulan terbit bersamamu.

Haruskah kutunggu kata cinta darimu? Meski aku tahu mungkin momen itu takkan pernah datang? Haruskah kunyatakan saja perasaanku? Meski aku tahu mungkin kau akan menorehkan luka di hatiku?

Aku harus apa? Jika kau membaca surat cinta ini di buletin sekolah kita. Jika kau menyadari itu aku, maukah kau berbaik hati memulai pembicaraan tentang hal ini denganku? Meski kau tak memiliki rasa yang sama denganku pun tak apa. Ajari aku bahwa cinta tak harus memiliki.

Namun, jika kau memiliki rasa yang sama, tahulah bahwa aku bersedia menjalani tiga kehidupan denganmu.

Salam Hangat Penuh Cinta,

Siswi Yang Duduk Di Sebelahmu Sepanjang Hari

NB
Jika kau tidak membaca, aku akan menulis petisi kepada kepala sekolah agar setiap siswa diwajibkan membaca buletin sekolah mengirim surat cinta ini sampai kau baca.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro