Seperti apa rasa Bittersweet itu?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Surat cinta dikirim oleh: Galatumn

Dengan hormat serta jumpa kangen saat melihatmu di barisan meja kiri kelas IPA XII 1

Untuk Kamu
Di tempat,

Hi. pernah tidak sih kamu merasa bahwa alur kehidupan itu kadang lucu?

Well, aku merasa begitu saat aku bertemu denganmu. Bagaimana aku mengenalmu, menyukaimu bahkan sampai menangis menyangkut dirimu. Semua itu begitu menggelikan sampai aku merasa ingin membuat cerita tentangmu.

Menulis surat yang kutunjukkan untukmu sekarang tetap menimbulkan sensasi tersendiri untukku. Dipikir-pikir apakah itu normal? Setelah 8 tahun lamanya tetap seperti ini dengan hanya memikirkanmu?

Rasa-nya mengingatmu lagi, memunculkan keinginanku untuk menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi pada kenangan yang sudah terbentuk pada masa lalu.

Sehingga kuputuskan pada surat ini aku akan menceritakannya.  Bukan siapa pun, tapi murni dariku.

Tidak seperti dulu, kamu harus mendengar apa yang kurasai padamu dari orang lain. Sayangnya, kamu bahkan tampak tidak peduli untuk mendengar dari sisiku.

Ya, dulu aku menyukaimu.

Seperti yang kamu tahu, waktu SMA itu aku cukup ambisius. Ambisius dalam mendapatkan nilai bagus, ambisius untuk duduk di depan, serta berbagai hal yang aku tidak ingin lewatkan.

Aku tampak seperti kutubuku aneh yang tidak mau dikalahkan. Jangan mengira aku tidak tahu apa yang mereka omongkan tentangku di belakang.

Kamu tahu, sikapku dulu adalah tamengku untuk menahan itu semua. Bertahan pada sosial yang kualami agak sulit dengan kondisiku.

Bagaimanapun, hal ini juga berdampak pada hubungan romantisku. Egoku yang terbentuk ini seakan membuat gaya komunikasiku menjadi tidak bagus. Aku cenderung menyendiri dan jika pun berhubungan, aku termasuk yang ingin didekati.

Pada akhirnya aku menjadi tipe periang yang suka menghidupkan suasana. Aku menyukai atmosfer menyenangkan alih-alih terlalu serius. Sampai sekarang pun aku juga begitu (walau aku berusaha menekan tindakan kekanakanku itu)

Jadi ketika aku menyukaimu, aku sangat bingung dan hanya bisa melihatmu dari mejaku.

Aku yang berada di barisan tengah terdepan melihatmu yang berada di barisan kiri di urutan ketiga.

Untuk menarik perhatianmu, aku melakukan kegiatan menghiburku setiap berdekatan denganmu. Mencoba menarik dan membuat interaksi denganmu.

Tapi semua menjadi tampak tidak tertahankan sampai aku pada akhirnya membicarakan tentangmu pada teman-temanku. Termasuk perempuan itu yang memang duduk tepat  di depanmu.

Aku mengatakan pada mereka bahwa aku menyukaimu. Kutanyakan kepada mereka apa yang harus kulakukan agar kamu melihatku sebagai seorang perempuan yang menyukaimu.

Jika dipikir-pikir waktu itu aku sangat lega. Dapat menceritakan perasaanku pada teman-temanku dan juga mendapatkan saran dari mereka. Paling banyak berasal dari perempuan itu karena di antara kami dialah yang pernah menjalin kasih.

Rasanya sungguh lega loh ketika aku bercerita tentang itu. Rasanya ada teman-teman yang mendukungku untuk mencoba dekat denganmu.

Tapi seperti kataku tadi, dunia memang lucu ya! Ketika kita bertanya-tanya mengapa adegan dalam sinetron terlalu berlebihan, ternyata kehidupan nyata juga bisa saja super berlebihan.

Aku sangat yakin hari itu adalah hari Kamis—keesokan harinya. Ketika kita ada pelajaran komputer di lab komputer, aku mendengar kamu jadian dengan perempuan itu.

Saking syoknya aku mendengar itu, aku sampai menangis di kamar mandi sekolah ditemani teman sebangkuku.
Semua perasaanku yang tertumpah pada perempuan itu dijadikan alat agar ia bisa dekat denganmu! Aku jadi teringat dia memang selalu begitu jika aku dekat dengan laki-laki..

Tapi versi rasa untukmu yang paling menyakitkan. Aku bahkan menangis sebanyak tiga kali tentangmu ini.

Tangisan pertama karena aku syok mendengar bahwa kamu jadian dengan perempuan itu tepat sehari aku mencurahkan perasaanku padanya dan dia sampai memberikanku saran! (Tenang, disini kamu bintang utamanya. Aku tidak akan membahas perempuan itu)

Tangisan Kedua ketika aku mendengar bahwa kamu mengetahui aku menyukaimu dari mulut si perempuan itu. Disela tangis, aku sampai mengumpat karena perempuan itu begitu menyebalkan. Aku bahkan mengadu pada keluargaku karena ini..

Sakit hati pada perempuan itu dan sedih sekali kamu mendengar perasaanku dari mulutnya.

Lalu, yang ketiga adalah saat aku melihatmu mencukur kepalamu di suatu pagi. Aku dan teman sekelas sangat kaget melihatmu begitu. Kamu hanya terdiam dan mengabaikan pertanyaan seputar kepala licinmu itu.

Di hari itu aku mengetahui bahwa perempuan itu berpacaran dengan teman yang kulihat dekat denganmu, dari kelas sebelah. Wah!  Aku menangis karena melihatmu begitu kuat untuk tidak menghajar teman dekatmu itu karena perempuan tersebut.

Jujur saja aku waktu itu semakin menyukaimu, tapi tidak bisa kukatakan karena aku sangat merasakan jarak yang kamu buat untukku sejak kamu tahu aku menyukaimu.

Jadi dalam surat ini yang entah apakah kamu baca atau tidak, aku ingin mengucapkan terima kasih telah mewarnai masa sekolahku dulu. Terima kasih sudah membuatku merasakan kehidupan sekolah bak novel yang kusuka dan mengetahui siapa lawan maupun kawan.

Kamu tahu, aku tidak malu dengan apa yang kurasakan loh! Aku tidak takut jika nanti kamu menghindarku lagi karena aku tahu kamu bagian dari jalan kehidupanku.

Kamu memang bukan cinta pertamaku, tapi kamu adalah cinta bittersweet pertamaku yang tidak terlupakan. Kamu benar-benar menunjukkan padaku tipe laki-laki seperti yang kamu miliki.

Sayang dulu kamu tidak mendengar perasaanku dari aku sendiri. Tapi, ya itu sudah berlalu.

Aku memaafkan diriku yang dulu itu, dan semoga kamu juga menerimaku sebagai bagian dari masa lalumu yang tidak perlu kamu jauhi.

Sekali lagi, aku tidak malu dengan perasaanku.

Regards, G

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro