#1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hati-Hati, Ada yang Mengikutimu di Belakang!

wishna_Ad

Halo, Dokter Zinc Moes! Akhirnya kamu muncul untuk mendengarkan kisah-kisah kami dengan makhluk dimensi lain dan segala kejadian tak terduga yang selalu saja bikin kami merinding.

Aku ingin menyampaikan pengalamanku tentang kisah horor yang kualami saat aku bepergian jauh dengan temanku, melalui jalan yang hanya dikelilingi oleh pohon-pohon rindang, tanpa ada rumah di sepanjang jalan.

Pada hari Jum'at sekitar pukul 11.00 WIB, kami berniat hendak menghadiri acara khitanan salah satu guru PAUD di Desa Sojomerto, sebuah desa paling terpencil yang ada di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Biasanya, perjalanan dari rumahku menuju lokasi membutuhkan waktu sekitar 30 menit, itu pun baru sampai di gapura masuk desa.

Karena ingin cepat-cepat sampai lokasi, aku mempercepat laju sepeda motor alias ngebut, tanpa mempedulikan pemandangan hutan yang berada di kiri-kanan, jalanan berbukit naik turun, atau beberapa binatang yang numpang lewat. Lama-kelamaan, laju sepeda motor berkurang. Aku merasa ada sesuatu yang berat di kedua pundakku. Apakah ada sesuatu yang menindihku? Entahlah, aku tidak tahu. Temanku yang duduk di jok belakang mulai panik. Ia mengeluarkan ponselnya saat kami baru saja memasuki pemukiman. Kudengar, ia membuka google map untuk memastikan apakah kami berada di jalan yang benar menuju lokasi acara. Sayangnya, di sini susah sinyal!

Beberapa saat, aku teringat kata-kata almarhum bapakku tentang jam-jam keramat yang katanya bakal ada makhlus halus berdatangan, bahkan bisa terjadi pada siang hari. Tepat saat pukul 11.45, jam keramat itu muncul. Pundakku terasa makin berat dan aku mulai kehilangan kesadaran, tapi masih bisa kutahan. Aku tidak mau berpikiran yang bukan-bukan tentang hal-hal mistis yang bisa saja terjadi sepanjang perjalanan. Mungkin karena menempuh perjalanan cukup jauh, tubuhku merasa lelah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Tiba-tiba, temanku berteriak agar aku berhenti karena sepeda motor terus melaju tanpa henti meninggalkan pemukiman warga, kemudian masuk hutan lagi. Sebenarnya aku dengar, tetapi entah kenapa tubuh ini masih bergeming. Akhirnya, temanku menggoyang-goyangkan pundakku, berteriak tepat di telinga kiriku agar aku lekas sadar. Benar saja! Aku kaget bukan main dan langsung rem mendadak. Temanku marah dan menanyakan kenapa aku tidak berhenti dari tadi. Aku cuma beralasan bahwa mungkin kami tidak menuju jalan yang benar. Batinku, jangan sampai temanku tahu kalau tadi aku hampir kehilangan kesadaran. Untungnya, salah satu teman kami berhasil dihubungi. Kami pun putar balik untuk menuju lokasi acara. Akhirnya, kami berhasil menemukan rumah ibu guru yang punya acara khitanan tersebut sekitar pukul 12.15. Aku merasa sangat lega, juga akhirnya bisa makan siang di tempat.

Pulangnya, aku merasakan keanehan lagi. Padahal aku mengurangi gas pada sepeda motor saat melalui jalan menurun. Entah kenapa, rasanya seperti ada yang mendorong dari belakang. Padahal angin juga tidak terlalu kencang. Ya sudah, aku cuek saja, yang penting bisa pulang. setelah mengantar temanku ke rumahnya, aku mampir ke tempat murid lesku. Kebetulan ibunya ingin minta tolong sesuatu. Sampai di depan rumahnya, gadis yang masih duduk di bangku SMP yang merupakan murid les kesayangnku itu menyambut dengan wajah lesu.

Kemudian dia berkata, "Kak, ada yang ngikutin di belakang!"

'Hah, ada yang ngikutin di belakang? Perasaan enggak ada siapa-siapa di belakang.'

Aku jadi ingat kalau ibunya pernah bilang bahwa anak gadisnya ini indigo. Ia sangat peka terhadap keberadaan makhluk halus yang ada di dekatnya. Jadi, wajar saja kalau tiba-tiba ia berkata seperti itu padaku. Tingkahnya juga aneh. Mulutnya komat-kamit (barangkali bahasa ghaib), tangannya dikibas-kibaskan, sepertinya sedang menyingkirkan sesuatu yang ada di belakangku. Tentu saja, aku merinding sampai tanganku terasa dingin. Pikirku, siang bolong begini masa' ada hantu, sih?

Ponselku berdering, tertera nomor teman yang kubonceng tadi. Katanya, adik iparnya bilang bahwa ada yang mengikutinya di belakang.

Sekarang masalahnya, siapa yang mengikuti kami di belakang? Apakah mungkin salah satu penghuni hutan Desa Sojomerto yang aku datangi tadi?

Entahlah, aku tidak tahu karena aku tidak bisa melihat hantu.

Begitulah kiranya, Dokter Moes! Sekelumit 'kisah hororku' yang masih menjadi misteri sampai saat ini.

PS: Waow, ini menakutkan. Ayo pembaca. Siapa bisa menebak makhluk yang mengikuti koresponden kita?

Zinc Moes S.Ked

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro