Ikatan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sejauh mana kakiku melangkah, tempat ini selalu bisa membuatku kembali. Walaupun sudah tak ada lagi keluarga yang tinggal di sini, rumah ini tetap menjadi tempatku pulang. Seperti kali ini. Setelah sekian tahun terjeda, sekian lama kualihkan, akhirnya aku berada di sini. Lagi.

Langit-langit tinggi yang menguning, dinding tua berlapis cat yang mengelupas di sana-sini, lantai semen yang suram dan retak-retak, dan aroma lembab yang menyergapku ketika pertama kali membuka pintu, terasa seperti pelukan ibu yang menyambut hangat.

Aku meletakkan tas di kursi ruang depan dan melanjutkan langkah ke bagian belakang rumah. Tak ada debu dan sawang-sawang yang mengganggu karena memang ada orang yang kuminta membersihkan dan merawat rumah ini secara berkala. Derit engsel jendela kayu tua menjerit ketika kubuka. 

Halaman belakang yang penuh kenangan itu masih tetap sama. Pohon mangga rimbun yang tak menaungi bangku kayu lapuk. Ayunan yang diikat dengan tambang besar di salah satu cabangnya. Dan sumur itu.

Sumur yang dibatasi bata setinggi pinggang orang dewasa dengan tiang timba berkatrol yang masih tegak berdiri. Aku heran kenapa orang-orang tidak menutupnya saja. Terlalu banyak kejadian buruk yang berkaitan dengan sumur itu. Seperti kecelakaan yang menewaskan adikku, orangtuaku, dan beberapa orang lain setelah itu.

Mungkin memang kenangan tentang mereka yang membawaku pulang. Kenangan semua orang yang tenggelam dalam sumur tua itu. 

Yang terus bertambah setiap kali aku pulang.

*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro