8 • Uncle criminal also talks nonsense.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sesungguhnya perjalanan dari Metropolis ke Gotham akan lebih dekat jika menggunakan jalur darat. Namun, para kriminal tidak memilih opsi itu dikarenakan penjagaan yang lebih ketat. Ada keyakinan di antara sebagian kriminal bahwa daerah pinggiran itu lebih sedikit penjagaan dan justru lebih banyak penjahat lainnya dibandingkan jalur utama antar kota. Hal itulah yang membuat satu sindikat kartel senjata The Gotham Syndicate menggunakan sebuah kapal pengangkut barang dari dermaga Metropolis menuju ke titik buta Gotham Pier.

Itulah yang Ana tangkap setelah berpura-pura pingsan cukup lama dan mendengarkan rencana mereka ke depannya. Namun, yang bertugas untuk mengurus kapal rupanya adalah satu dari tujuh eksekutif sindikat tersebut dan satu lagi eksekutif rekannya yang entah siapa. Mereka berdua tentu ditemani oleh para kroco-kroco bawahan yang khas tipikal kisah kepahlawanan pada umumnya. Ya, dunia ini memang dunia pahlawan.

Ana hanya perlu menyibak jeruji besi di depannya. Tidak, dia tidak dipenjara, melainkan dikurung dalam sangkar burung berukuran besar dengan dua kaki dan tangan dirantai pada barisan besinya. Dia ditempatkan di lantai dasar dari kapal tersebut, dijejerkan dengan sangar-sangkar lain yang berisi anak-anak hingga remaja. Dia tidak menghitung berapa jumlah anak-anak dan remaja yang ada di sana, tetapi jumlahnya cukup banyak hingga membuat sangar-sangkar itu bertumpuk hingga tiga undakan.

"Haruskah aku keluar sekarang?" Ana membatin, berpikir dulu sebelum bertindak.

Namun, dia urung menyibak barisan besi pada sangkar saat seorang penjahat datang dengan senapan di tangan. Lelaki penjahat itu mengecek setiap sangkar besi, memberikan tanda pada sangkar dengan menempelkan nomor bulat.

"Hei! Kalian mau membawa kami ke mana? Lepaskan kami, sialan!" Ana memancing, mencoba menarik ke dalam obrolan yang mungkin bisa bermanfaat untuk menambah informasi.

"Diam!" Lelaki itu berteriak sambil kemudian menendang sangkar Ana.

"Aduh, jangan kasar-kasar begitu lah. Aku kan hanya bertanya." Ana mengusap lengannya yang berbentur dengan sisi sangkar setelah menerima tendangan tersebut. Tidak sakit, tapi baju mahal yang dia beli dengan menggunakan kartu hitam milik Lex jadi kotor.

"Kau mengetahuinya atau tidak juga tidak akan penting. Pada akhirnya kau akan berada di rumah bordil, dan kalau sudah tidak laku, kemungkinan berakhir di rumah jagal." Lelaki itu menjelaskan dengan santai.

"Astaga, takutnya," ucap Ana, tangannya bergerak menutup mulut dengan dramatis. Si lelaki memandang Ana keheranan. Bisa-bisanya ada seorang remaja yang sepolos tangkapannya tersebut. Matanya menatap lucu sembari berkedip-kedip, wajahnya juga imut, tingkahnya lebih seperti anak-anak jika dibandingkan dengan remaja lain yang sekarang sudah meringkuk takut dan menangis.

"Hahaha, yang sepertimu kebanyakan laris. Jadi tidak usah khawatir. Nyawamu mungkin akan bertahan lama," balas si penjahat.

"Jadi ... aku mau dijual? Kepada om-om begitu?" Ana menebak.

Si penjahat mengangguk singkat. "Tepatnya rumah yang melayani lelaki seperti itu."

"Waduh, kalau om-omnya seperti Om Hal Jordan aku tidak masalah, sih."

Aneh. Si lelaki penjahat menatap tidak percaya pada gadis yang kata atasannya memergoki kegiatan para eksekutif saat menggasak ruang bawah tanah tempat penyimpanan dan pengembangan sebuah Lex Luthor. "Siapa pula itu Hal Jojor siapa?"

"Jadi Hal Jordan itu seorang pilot yang aku idolakan. Kalau tidak dengan JPT aku tidak masalah dekat dengan Hal, tapi lebih baik JPT dan," begitulah, si penjahat berdiri diam memandangi seorang remaja yang menghabiskan waktu sekian menit menjelaskan Hal dan JPT entah apa itu. "Terus kalian salah tangkap. Aslinya aku bukan remaja, tapi balita."

Ana mendapatkan todongan pistol tepat di depan dahi bersamaan dengan si penjahat yang berkata, "Berhenti bicara omong kosong!"

"Om Penjahat juga bicara omong kosong! Mana ada menjual orang ke om-om. Ini pasti prank sirkus, kan? Nanti akan ada pertunjukan, kan?"

Si penjahat tertawa keras. "Lucu! Lucu sekali. Kau lucu sekali."

"Apanya yang lucu, Om Penjahat?"

"Dengar, ya. Terserah kau mau menganggap sepositif apapun itu. Yang jelas, kapal ini akan berhenti di tengah-tengah perairan antara Metropolis dan Gotham. Lalu di sana akan dilakukan transaksi dengan sindikat Eclipse Alliance untuk membarter kalian dengan blue print yang mereka miliki."

Tepat sasaran. Informasi baru. "Oh, begitu? Terus?"

"Terus kau akan dijual, Bodoh!" Si penjahat tidak sabaran dan melenggang pergi setelah selesai menempelkan nomor bulat pada sangkar Ana.

Penjelasan penjahat itu cukup untuk membuat Ana berada dalam keputusan bersabar lebih dulu hingga kapal tersebut tiba di titik pertemuan. Namun, mengetahui fakta bahwa mereka memiliki senjata milik Lex cukup membuatnya merasa khawatir. Bisa saja di antara senjata tersebut ada senjata yang bisa melukai dirinya. Lex Luthor dengan otak jeniusnya tidak mungkin menciptakan senjata yang biasa-biasa saja.

Namun, sudah tidak ada jalan untuk mundur karena segalanya telah terlanjur. Dia punya rencana cadangan jika seandainya tidak mampu menaklukan dua sindikat sekaligus nantinya. Rencana kedua yaitu, serahkan segalanya pada orang lain sedangkan dia pulang lalu rebahan. Kabur.

Namun, belum juga apa yang dipikirkan oleh Ana terealisasikan, atau bahkan belum juga kapal tersebut berhenti di titik pertemuan, suara dentuman keras terjadi di luar hingga membuat kapal oleng. Beberapa sangkar di tatanan ruang tersebut mulai berjatuhan, berguling, berbenturan hingga menimbulkan kekacauan yang membuat Ana tidak nyaman. Suara teriakan anak-anak di sekitarnya, suara bom-bom yang meledak di luar sana, suara benturan besi sangkar dan dinding kapal, gesekan besi pada lantai, semuanya kacau.

Satu hal yang Ana tangkap, terjadi penyerangan di kapal ini. Pada akhirnya, dia menyibak jejeran besi yang menjadi pembatas sangkar, membengkokkan lalu mematahkan dengan mudah seakan itu hanyalah lidi belaka. Dia dengan mudahnya keluar dari dalam sangkar. Kakinya tidak segera melangkah keluar, dia masih menoleh, menatap puluhan anak dan remaja yang terjebak di sana. Kalau dibukakan sangkarnya, jelas akan merepotkan karena mereka pasti kocar-kacir dan malah menambah masalah. Pada akhirnya, Ana menata sangkar tersebut lebih rapi dan tidak mudah jatuh dalam goncangan kapal yang kuat.

Barulah kemudian dia memencet layar pada jam tangannya, memilih fitur ekspor dimensi dan mengeluarkan kostumnya dari dalam sana. Dia hanya perlu berpose, berkacak pinggang sedang teknologi canggih dilengkapi jutaan microchip milik Lex tersebut memasang kostum pahlawannya secara otomatis.

"Aku siap debut! Eh–" Ana lupa bahwa dia bukan pahlawan.

Intinya, dia debut melakukan misi pertama untuk mendapatkan warisan Lex Luthor.

.
.
.

Sabtu, 22 Juni 2024, 22:28 WIB.

A/N : Siap-siap ketemu Jason, yey!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro