1.22 | the burrow

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku berkata pada Paman Vernon bahwa aku akan menyurati Sirius jika mereka tak mengizinkanku pergi ke Piala Quidditch,  mereka langsung menyetujui. Para Weasley berkata akan datang menjemputku pada hari sebelumnya. Tak sabar ingin bertemu denganmu!

With love,
sepupumu Harry

Laurel melipat surat itu, berusaha membendung semangatnya. Besok! Besok Harry akhirnya akan datang ke the Burrow dan mereka akhirnya bisa bertemu lagi!

Jujur saja, Laurel masih tidak mengerti apa yang asyik dari menonton Quidditch selain perasaan tanpa henti bahwa seseorang akan menerima luka mematikan kapan saja, tapi berhubung itu apa yang Harry dan para Weasley suka, dia hanya bisa mengikuti.

"Kami akan menjemput Harry besok siang," Ron menjelaskan padanya dengan mulut penuh makanan. "Dad bilang kita bisa pergi dengan Floo. Lebih cepat, Mom tidak ingin terjadi macam-macam dalam perjalanan Harry ke sini."

"Perapian di ruma--, uhum, di Privet Drive ditutup," Laurel mencoba memperingatkan.

"Ditutup?" Ron bertanya setelah menelan, nada suaranya kaget seakan ide bahwa sebuah perapian yang ditutup merupakan hal paling konyol yang pernah didengarnya. "Kenapa? Bagaimana cara kalian melewati musim dingin?"

"Kami punya listrik," Laurel menjawab dengan sabar. "Sekarang kebanyakan orang memakai penghangat listrik."

Ron mengerutkan hidungnya. "Aneh," katanya. "Tapi tidak perlu khawatir, aku yakin Mom dan Dad sudah menyebutkan pada Harry bahwa kita akan menggunakan Floo untuk menjemputnya."

"Huh." Laurel tidak membantah atau mencoba mempertanyakannya lagi. Setelah menyampaikan berita baru ini padanya, Ron melupakannya lagi, sibuk dengan makanan kecil yang ditinggalkan Mrs Weasley di meja makan. 

Mrs Weasley meninggalkan makanan kecil itu untuk Laurel, mengklaim Laurel terlalu kecil dan kurus untuk gadis seusianya. 

Laurel membiarkan Ron menghabiskan semua makanannya. Mrs Weasley baik hati, selalu berusaha untuk membuat Laurel merasa nyaman dan disayangi, selalu menyuguhkannya beragam makanan. Laurel selalu tersenyum dan menerima tanpa benar-benar memakan semuanya, tak dapat berhenti memikirkan tentang hari di mana dia harus pindah lagi. 

Laurel tidak bisa selamanya tinggal bersama para Weasley, tentu saja. The Burrow hanyalah sebuah titik transit dalam hidupnya yang selalu berpindah. Laurel memiliki Harry seorang. Mrs Weasley bukan ibunya. Anak-anak Weasley bukan saudara-saudaranya.

Laurel lagi-lagi harus mengingatkan dirinya sendiri, mengingat sekolah akan segera mulai segera setelah Quidditch World Cup selesai. Siapa yang akan tahu di mana dia akan tinggal di liburan-liburan setelah ini?

Siapa namanya sekarang? Nama belakangnya. Para Dursley membatalkan proses adopsinya, secara total dibantu oleh pihak sihir. Bertahun-tahun dia tidak memiliki nama belakang, semua dokumennya mencantumkan nama "Octavia Laurel" tanpa nama belakang yang jelas. Tampaknya inilah yang akan terjadi lagi. Yah, walaupun sekarang namanya sudah dibalik. Laurel tidak ingin memakai nama depan aslinya lagi.

"Octavia." Suara itu hangat, penuh kasih sayang. Belaian di kepalanya. "Octavia."  Sepasang laki-laki dan perempuan, ketakutan. "Octavia." Kecupan di keningnya, ucapan selamat tinggal.

Laurel menggigil. Suara-suara itu, dia tahu mereka adalah orang tuanya. 

Mereka jelas-jelas menyayanginya. Mengapa mereka meninggalkannya di panti asuhan? Apakah dia tidak cukup untuk mereka?

Laurel tidak pernah cukup untuk pasangan-pasangan yang mencoba mengadopsinya lalu mengganti pikiran mereka di detik terakhir. Tidak juga cukup bagi pasangan Dursley yang mengadopsinya dan merawatnya selama bertahun-tahun hanya untuk mendapatkan berita bahwa Laurel memiliki hal yang mereka benci: sihir.

Lebih parahnya lagi, keputusan para Dursley tidak dibuat secara spontan. Tidak. Mereka telah mempertimbangkannya. Selama Laurel berada di Hogwarts untuk tahun pertamanya, mereka belum menentukan apa mereka rasa sayang mereka pada Laurel cukup untuk mengalahkan kebencian mereka pada sihir. 

Petunia dan Vernon Dursley berpikir dan mempertimbangkan, lalu memutuskan jawabannya tidak. Laurel tidak cukup untuk mereka, mereka tidak menginginkannya lagi.

Laurel lelah, tapi pada titik ini semua ini hanya rutinitas baginya.

Paling tidak dia masih memiliki Harry. Laurel harus menikmatinya selagi dia masih memiliki seorang kakak, dia tidak tahu kapan Harry akan meninggalkannya juga.

Semestinya yang akan menjemput Harry lewat floo hanyalah Mr Weasley, tapi Fred dan George bersikeras untuk ikut (Laurel tidak bertanya kenapa, tahu mereka sedang merencanakan sesuatu saat melihat sinar usil itu di mata mereka), dan karena Fred dan George ikut tentu saja Ron tidak mau kalah dan memaksa ikut juga. "Kalau salah satu dari kita harus ikut," kata Ron, "itu aku. Harry temanku."

"Kalian bertiga boleh ikut!" Mr Weasley menengahi sebelum Fred atau George dapat membalas. "Tapi hanya kalau kita pergi sekarang. Harry dan paman bibinya pasti sudah menunggu kita."

Fred/George nyengir dan menjumput bubuk floo, mengumumkan, "Privet Drive nomor empat!" 

Mr Weasley menggeleng-geleng, lalu melangkah masuk sebelum Fred.

George menyusul. Lalu Ron. 

Laurel menunggu. Semua orang berada di ruang keluarga kecuali Mrs Weasley yang masih sibuk di dapur mempersiapkan kedatangan Harry dan Percy yang mengurung diri di kamarnya. Laurel duduk di samping Bill Weasley.

Fred yang kembali terlebih dahulu, lalu George. Keduanya ditugaskan sebagai pembawa barang, sepertinya. Ron menyusul.

"Di mana Harry?" Laurel bertanya setelah perapian masih kosong setelah beberapa lama.

"Aku tidak tahu, dia ada tepat di belakangku." Ron mengangkat alis dengan khawatir. 

Pada saat itu, api berkobar hijau lagi dan Harry melangkah keluar dan langsung terjatuh tapi secepat itu juga berdiri lagi sendiri. Matanya berbinar-binar penuh semangat.

"Bagaimana?" tanya salah satu dari si kembar. "Apa kita berhasil? Apa dia memakannya?"

"Dia memakannya," konfirmasi Harry. "Laurel!"

"Harry!" Laurel melemparkan diri dalam pelukan kakaknya. "Ada apa?"

"Well, sepertinya aku harus meminta Fred dan George untuk menjelaskan karena aku juga tidak yakin." Harry tertawa. "Apa itu?"

"Permen Lidah-Liar," Fred menjawab, riang. "Efektif, bukan?"

"Kami yang membuatnya sendiri, hasil eksperimen musim panas ini," George menambahkan. 

"Ada apa sih?" Ron menyela, kesal karena tidak mengerti lelucon antara Harry dan si kembar. 

"Fred menjatuhkan permen untuk Dudley," Harry memulai, lalu lanjut menjelaskan bagaimana lidah Dudley memanjang setelah memakannya, menciptakan kekacauan di ruang keluarga Privet Drive. "Mr Weasley menyuruhku untuk pergi ke sini dulu."

Mereka semua tertawa. Bill dan Charlie lanjut menyapa dan memperkenalkan diri mereka pada Harry. Ginny merona dan hanya melambaikan tangannya pada Harry. Si kembar lanjut menjelaskan secara spesifik produk yang mereka buat dan gunakan di Privet Drive.

"Dad tidak bisa marah, kami kan tidak memberikan permen itu, anak babi itu sendiri yang memungutnya dari lantai," kata Fred, tepat setelah api di perapian berubah warna menjadi hijau lagi dan Mr Weasley menghambur masuk dengan marah.

"Oh, kau tahu betul apa yang kau ingin lakukan!" Mr Weasley berteriak pada Fred dan George. "Kalian tahu dari Harry bahwa anak Muggle itu sedang diet dan akan memungut makanan tambahan apa pun yang ditemukannya! Sama sekali tidak lucu! Kalian tahu, ini yang merusak hubungan antara penyihir dan Muggle, seperti yang harus kuberbaiki setiap hari di kementerian. Anak-anakku sendiri!"

"Kami tidak melakukannya karena dia Muggle," tukas George yang mendadak naik darah, padahal kedua kembar Weasley itu sebelumnya kelihatan gembira saja saat mulai dimarahi oleh ayah mereka, menerima harga yang harus mereka terima untuk prank mereka. Tampaknya, menyebutkan bahwa mereka bersikap diskriminatif terhadap Muggle tidak dapat mereka terima. "Kami melakukannya karena anak itu bersikap berengsek pada Harry dan Laurel. Ayolah, Dad, kau tahu itu!"

Laurel melonjak karena namanya disebut, lalu mulai merasa canggung. Apa dia harus menyebutkan bahwa selama empat tahun dia menjadi seorang Dursley, Dudley tidak pernah mempedulikannya? Tidak sama dengan sikapnya pada Harry.

"Dan kalian tahu bukan kalian yang boleh menentukan itu! Tunggu sampai ibumu tahu soal ini!"

"Tahu soal apa?" Mrs Weasley mengelap tangannya di celemeknya, lalu berkacak pinggang.

"Uh, tidak ada apa-apa," Mr Weasley langsung gelagapan.

"Tahu soal apa, Arthur?" Mrs Weasley masih bersikeras. "Apa ini tentang Weasleys' Wizard Wheezes?"

"Well, aku harus lanjut membetulkan kandang ayam!" kata Bill ceria, menepuk pahanya sambil bangkit berdiri. Laurel ingat bahwa Bill telah selesai membetulkan kandang ayam mereka tadi pagi. "Sampai nanti!"

"Dan sepertinya Bill akan membutuhkan bantuanku! Senang bertemu denganmu, Harry!" Charlie membuntuti si sulung kabur keluar ruangan.

"Sepertinya koper ini agak berat, Fred. Biar kubawakan untukmu ke kamar Ron dan Harry." Ginny secara paksa merebut koper Harry dari tangan kakaknya. "Ron, apa kamu mau menunjukkan jalan ke kamar kalian?"

"Tapi kau tahu di mana kamarku berada!" Ron memprotes.

"Ron!"

"Ah. Ah!" Ron baru mengerti. "Tentu saja. Aku akan memimpin jalan. Ayo, Harry!"

Mereka melipir keluar ruangan. Harry menggenggam pergelangan tangan Laurel, menariknya ikut mereka. Di belakang mereka, Laurel dapat mendengar suara Mrs Weasley yang semakin meninggi, si kembar yang sibuk mengarang berbagai alasan, dan Mr Weasley yang gugup berusaha memadamkan kemarahan istrinya.

"Apa itu Weasleys' Wizard Wheezes?" Harry bertanya.

"Toko lelucon yang Fred dan George ingin buka," Laurel menjawab. Si kembar beberapa kali menariknya untuk menunjukkan progres-progres mereka dalam berbagai produk. Mereka tidak pernah mengizinkan Laurel mencoba produk-produk setengah jadi itu.

"Mum menemukan daftar harga di kamar si kembar," Ron menambahkan. "Mereka membuka pesanan lewat pos burung hantu."

Ron dan Ginny lanjut menjelaskan pada Harry tentang toko Fred dan George. Harry tak dapat berhenti tersenyum, jelas-jelas senang dapat kembali ke dunia sihir. Beberapa lama sekali Harry melirik pada Laurel dan senyumnya melebar.

Setelah Fred dan George, Ron dan Ginny lanjut melaporkan pada Harry tentang semua berita yang mungkin Harry lewatkan. Mereka duduk berdesakan di kamar Ron, berbicara tanpa henti. Percy dengan pekerjaan barunya di kementrian, burung hantu baru Ron hadiah dari Sirius ("Bukan sebuah Firebolt, tapi masih lebih baik dari Scabbers."), Hermione yang akan bergabung dengan mereka sore itu, dan lainnya. 

Soal Sirius, dalam surat yang ditulis Rigel, mantan narapidana itu juga menanyakan mereka hadiah apa yang kira-kira disukai Laurel. Harry dan Rigel mendapatkan Firebolt, Ron mendapatkan Pigwidgeon, Lyall dibelikan sepeda motor ("Dad dan Mum bilang Sirius hanya menjadikan Lyall alasan untuk membeli motor lagi, Sirius harus berjanji pada mereka tidak akan mengizinkan Lyall menggunakan motor itu sendirian sampai usianya paling tidak enam belas," tulis Rigel dalam suratnya). Sirius lalu berkata bahwa dia tidak tahu apa yang Laurel inginkan.

Laurel agak bingung. Kenapa Sirius berpikir dia perlu memberikan Laurel sebuah hadiah? Harry adalah anak baptisnya, Rigel dan Lyall adalah keponakannya, Pigwidgeon si burung hantu diberikan pada Ron sebagai ucapan maaf karena Scabbers ternyata seorang kriminal pengkhianat. Laurel tahu kenapa Sirius ingin memberikan anak-anak itu hadiah, tapi kenapa dia juga? Laurel belum menjawab surat terakhir dari Rigel itu.

Untuk hadiah kepada keluarga Lupin secara general, Sirius memberikan tiket untuk boks terbaik Quidditch World Cup, boks yang sama dengan boks keluarga Weasley. Besok, Laurel akan bertemu lagi dengan teman-temannya.

Dengan Harry, Rigel, dan Lyall, Laurel dapat merasakan secercah harapan. Mungkin dia akan segera menemukan secara pasti di mana tempatnya pada tahun ini.

11 Mei 2024

Rye baru baca ulang ini cerita dari awal. OwO ternyata seru juga ya. Rye pengen nampol authornya soalnya WOI INI KELANJUTANNYA GIMANA TERUSIN DONG PENASARAN NIH terus eh baru inget kan Rye authornya

Ya so :) rye udah ga suka harpot skrg, apalagi jkr yg makin hari makin nyebelin. cerita ini bakal rye usahain buat selesain kok.

Life update: Rye mulai nulis cerita ini di SMP dan minggu ini Rye officialy lulus SMA. Waw!

(plis jangan ada yg tanya soal kuliah, rye mau nangis mikirinnya. cape au ga)

Oh dan ini random, kmrn sekolahnya rye didatengin jerome poline aowkwkwk

Question of the Chapter, karena udah lama ga nanya: kalian mulai baca Castaway kapan? Kok masih setia aja padahal authornya resek?

Rye

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro