Poin 6 : Seputar Alur dan Plot

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

JKClass 3

Rabu, 21 Desember 2016

Alur adalah pergerakan cerita dari waktu ke waktu atau rangkaian peristiwa demi peristiwa dari awal hingga akhir cerita.

Alur dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Alur Maju (Progresif) : Alur yang menceritakan jalinan peristiwa dari mulai awal terbentuknya cerita, berkembang terus menerus dalam kurun waktu yang maju.

2. Alur Mundur (Flashback) : Alur dengan cara penceritaan waktunya mundur ke belakang.

3. Alur Campuran : Percampuran antara progresif dan flashback.

Alur dibagi menjadi 5 tahapan :

1. Perkenalan

2. Pemunculan Masalah

3. Menuju Konflik

4. Ketegangan

5. Penyelesaian

Sedangkan plot adalah hubungan yang mengaitkan satu kejadian dengan kejadian lainnya sehingga saling berhubungan yang memicu terjadinya krisis dan menggerakkan cerita menuju klimaks (puncak konflik).

Dengan kata lain, adanya suatu peristiwa dibenturkan dengan peristiwa lain, yang saling bergesekan sehingga memantik konflik.

Plot inilah yang sesungguhnya menggerakan cerita dari awal sampai akhir yang menghiasinya jalannya cerita tersebut dengan ketegangan, konflik dan penyelesaian (ending).

Di dalam plot inilah persoalan-persoalan yang dihadapi para tokoh cerita saling digesekkan, dibenturkan satu sama lain menjadi persoalan baru yang lebih kompleks, diseret ke puncak krisis, lalu dicari pemecahan (penyelesaian)-nya menuju akhir cerita (ending).

Plot digerakkan oleh tokoh cerita, gesekan yang timbul karena pergerakan plot inilah yang melahir ketegangan (suspend) yang menyulut api konflik. Kemudian plot yang mengkondisikan tokoh cerita berusaha untuk mencari jalan keluar dari konflik yang terjadi tersebut untuk menurunkan tensinya sampai pada ending.

Nah, sekarang timbul pertanyaan, apa beda alur dengan plot?

Beberapa perbedaan antara alur dan plot:

1. Alur berisi kronologis cerita, walau susunannya bisa maju, kilas balik atau gabungan.Alur hanya rangkaian cerita dari awal sampai akhir.

2. Alur bisa dijabarkan dengan gaya narasi, deskripsi, eksposisi dan narasi. Sedangkan plot sebagian besar dengan narasi dan dialog.

3. Plot adalah pergerakan ceritadari satu kejadian demi kejadian yang saling berkaitan, bahkan terkadang sengaja dibenturkan untuk menimbulkan adanya ketegangan, klimaks (puncak konflik), antiklimak (penurunan konflik) sampai ending.

4. Alur adalah badan cerita sedangkan plot adalah ruh yang menggerakan cerita.Alur ada pada jenis tulisan lain seperti feature dan esai. Sedangkan plot khusus ditemukandalam cerpen dan novel.

cr : goodreads

Bagaimana membangun alur yang bukan hanya hidup tetapi juga bermakna?

Dalam menulis fiksi, seringkali kita mendengar istilah plot twist atau alur yang membingungkan pembaca. Istilahnya sih alurnya tidak mudah ditebak.

Setiap penulis tentunya bangga jika bisa menciptakan alur yang menarik dan tak terduga. Hal ini juga akan membuat pembaca betah menekuri karya kita kan?

Namun, membangun alur yang antimainstream memang tidak mudah. Apalagi jika ide cerita yang mendasarinya masih lemah sehingga belum tahan banting untuk diracik sedemikian rupa. Ada beberapa cara untuk merancang plot twist yang mengagumkan, di antaranya :

1. Miliki ide cerita yang kuat ditambah dengan pesan yang utuh untuk disampaikan.

2. Mulailah dari pesan. Seorang penulis yang tahu pesan apa yang ingin disampaikannya akan lebih mudah meracik alur yang menggigit.

3. Gunakan bucket list untuk menambah aktivitas dalam cerita. Hal ini akan membuat kamu terhindar dari kegiatan monoton di ceritamu. Contoh : Dalam cerita teenfic, selain kegiatan sekolah, kita bisa menambahkan kegiatan lain seperti berkemah, study tour, dll.

4. Riset. Sebelum menulis, biasakan untuk melakukan riset, mulai dari latar, bahasa, suasana cerita, tempat-tempat yang mungkin dikunjungi si tokoh, dll.

5. Anggap tokohmu hidup. Bayangkan kamu menjadi dirinya dan biarkan dia menentukan keputusan saat berhadapan dengan suatu masalah.

6. Kenali tokohmu dengan baik. Alur yang mainstream tetap saja terasa hambar tanpa disertai tokoh-tokoh yang hidup.

7. Konsistensi. Jangan terlalu banyak memberikan adegan yang sama sekali tak ada tujuannya. Kebanyakan penulis terlalu sering membubuhkan adegan yang sebenarnya tak perlu atau tak menunjang jalannya cerita.

8. Membangun ketegangan dalam cerita bukan berarti membuat ceritamu bertele-tele kayak sinetron.

9. Alur yang dibuat harus berkesinambungan, di mana setiap kamu menambah halaman, sama artinya dengan semakin mendekati akhir.

10. Jangan terpaku pada peraturan! Bebaskan dirimu sebebas-bebasnya. Jika kamu ingin menempatkan konflik di depan, lakukan saja! Buat pembaca ada di tanganmu. Tak ada aturan baku untuk menulis fiksi. Selama menyenangkan dan pembaca bisa menikmati, sah-sah saja.

Chief Owner

chitradyaries

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro