Poin 7 : Prinsip Show don't Tell

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Udah pernah dengar tentang prinsip menulis yang satu ini? Nah, banyak yang mengagung-agungkan prinsip ini lho. Katanya sih bikin tulisan kita nggak ngebosenin dan lebih hidup. Setuju nggak setujunya tergantung kita. Kalo aku sendiri menilai show itu bagus, seolah-olah kita menyampaikan film dengan cara tertulis. Tapi bukan berarti tell itu nggak bagus lho. Kembali lagi ke pribadi penulis masing-masing. Ada show yang bagus, ada pula show yang kurang. Sebaliknya, ada tell yang bagus ada pula tell yang kurang bagus.

Dalam sebuah penelitian dari tulisan-tulisan penulis legendaris Hemingway yang karyanya dikenal ringkas, bermakna dan indah, dikatakan bahwa Hemingway tak selalu menggunakan Show don't tell dan bahkan seringkali Tell don't show. Mengapa demikian? Ketika banyak pakar penulisan mengagung-agungkan prinsip tersebut, dia justru membebaskan pikirannya. Menurutnya, yang terpenting adalah PEMBACA MENDAPATKAN CERITA YANG INGIN DIA SAMPAIKAN SECARA UTUH DAN TIDAK BERTELE-TELE.

Bukan tell yang membuat pembaca kita gerah.

Bukan show yang membuat pembaca betah menekuri tulisan kita.

Tetapi cara penulis menuangkan gagasan utuhnya ke dalam kalimat-kalimat yang berpola dan mengandung maksud yang jelas.

Contoh :

Dalam sebuah awal novelmu, kamu ingin menekankan bahwa tokohmu itu seorang pengedar narkoba di sekolah.

Garis bawahi : PENGEDAR NARKOBA SEKOLAH.

- CUKUP FOKUS PADA KATA KUNCIMU.

- TENTUKAN POIN UTAMA BAB SEBELUM MENULIS.

- POIN LEBIH PENTING DARI ADEGAN.

- LEBIH BAIK TENTUKAN POIN YANG AKAN DISAMPAIKAN LEBIH DULU, BARU KEMUDIAN BUAT ADEGAN YANG MENDUKUNG POIN-MU.

- JANGAN BUAT ADEGAN YANG TAK ADA TUJUANNYA.

- TAK SEMUA PERASAAN SANG TOKOH HARUS KAMU JABARKAN.

- GAMBARKAN DAN JELASKAN! TAK ADA SHOW DON'T TELL.. YANG ADA HANYA SHOW AND TELL.

- MAKSIMALKAN SEMUA INDERAMU. BUKAN HANYA YANG DIRASA SI TOKOH YANG HARUS KAMU CERITAKAN. MELAINKAN APA YANG TOKOH LIHAT, DENGAR, RABA, KECAP DAN CIUM.

- POSISIKAN DIRIMU SEBAGAI TOKOHMU.

Contoh tell :

Desember hampir habis. Januari, bulan kependekan dari hujan setiap hari segera datang. Semester baru telah menanti. Tak sampai satu semester lagi gadis itu akan segera mangkat dari jabatan pelajar, bebas berkeliaran sebelum pukul dua belas tanpa teguran satpam mall atau tukang ojek iseng.

Tak akan ada lagi hukuman karena terlambat, pelajaran tambahan membosankan sepulang sekolah, dan... rasa takut jika sewaktu-waktu aksinya terbongkar.

Sejauh ini tak ada yang tahu. Sudah hampir dua tahun gadis itu menekuni aksinya. Sudah puluhan murid sekolahnya bahkan sekolah lain berhasil ia jadikan kawan. Pekerjaan yang menantang, berisiko, namun berpenghasilan tinggi.

Semua anak seusia gadis itu tentu berpikiran serupa jika berada dalam keadaan ekonomi sepertinya−memprihatinkan.

Gadis itu menghentikan lamunan ketika sadar seseorang berdiri di sampingnya. Pemuda di sisinya menaikkan sebelah alis. Sebuah kode. Tanpa kata, si gadis menyerahkan pada pemuda tersebut sepotong bakwan dari dalam plastik hitam yang sedari tadi dijinjingnya.

"Thanks," balas si pemuda, berlalu masuk kembali ke dalam warung kopi.

"Bakwannya saya borong ya, Bu!" seruan pemuda itu terdengar sampai keluar.

Si gadis tersenyum miring. Tugas pengantarannya selesai. Sambil menyulut sebatang rokok, ia melangkah pergi meninggalkan depan warung kopi. Transaksi pengedaran narkoba secara rahasia. Hanya dia, pemuda itu, serta pemilik warung kopi yang tahu bahwa ada barang haram yang tersembunyi manis dibalik tumpukan bakwan.

Pekerjaan yang menyenangkan, penuh tipu muslihat.

Nah, sekarang siapa yang bilang tell seperti itu jelek? Kalo menurutku sih nggak masalah. Syaratnya satu, nggak berbelit-belit dan maksud yang mau kita kasih, tersampaikan secara utuh. Sekarang contoh Show.

Contoh Show :

Gumpalan awan hitam menggelayut di atas kota itu. Seringkali luruh menjadi hujan kala senja. Kadang pula tetap mesra di sisi langit sampai malam berganti pagi. Kota itu penuh sesak. Tetapi pada bulan itu, tempat tersesak adalah toko alat tulis. Seragam sekolah diborong, buku tulis baru ludes, pedagang sepatu panen. Satu lagi, banyak yang datang ke pegadaian untuk menukar barang mereka dengan sejumlah uang untuk kemudian dibawa ke Unit Tata Usaha di sekolah-sekolah anak mereka−untuk membayar biaya daftar ulang.

Seorang gadis memandang dari kejauhan gerbang sekolahnya yang dipadati para orangtua wali. Atap asbes bangunan reyot yang didiami, membuatnya terlindung dari gerimis kecil. Tangan kanannya terjejal di saku jeans belelnya, sementara yang satunya lagi menjinjing kantong plastik hitam kecil.

Beberapa pemuda berseragam putih abu-abu berlogo sekolah lain memarkir motor, tak lama menghampirinya, menepuk bahu sang gadis kemudian berlalu masuk ke dalam bangunan reyot yang mulai ramai. Aroma kopi tubruk tercium hingga keluar. Hingar bingar obrolan menjadi backsound pengiring hujan.

Dari sini, sang gadis dapat mengamati sekolahnya dengan leluasa, tanpa ketahuan pihak sekolah. Dan di sinilah markasnya, tempatnya menukar ketakutan dengan segumpal uang, tempatnya menggantungkan keberuntungan dengan ancaman mendekam di dalam sel tahanan.

Sang gadis tersadar dari lamunannya. Di sisinya, seorang pemuda bermata jenaka menyambut tatapannya dengan seringai sambil menaikkan sebelah alis. Tanpa kata, si gadis menyerahkan pada pemuda itu sepotong bakwan dari dalam plastik hitamnya.

"Thanks," balas si pemuda, berlalu masuk kembali ke dalam hingar-bingar aroma kopi.

"Bakwannya saya borong ya, Bu!" seruan pemuda itu terdengar sampai keluar, memicu bibir sang gadis untuk membentuk senyum miring. Sambil menyulut sebatang rokok, ia melangkah pergi. Tak peduli tubuhnya tersiram air dari langit yang semakin deras, tak peduli rokoknya bisa mati dan ikut basah. Tak peduli, sebab ia harus segera menyampaikan pesan terlaksananya sebuah tugas. Untuk kemudian ditukarnya dengan uang. Dan... kesenangan.

Intinya adalah, baik itu tell mau pun show, yang paling penting, kamu nggak bertele-tele dan monoton. Jangan juga berkelit dari poin utama. Ada banyak penulis yang sengaja mengulur-ulur maksud yang ingin disampaikannya demi tercipta halaman yang banyak. Demi Tuhan, yang kayak gini nggak perlu. Justru semakin pendek kita mampu menciptakan sebuah tulisan namun maksud yang terkandung padat dan jelas, itu semakin bagus.

Oke, segitu dulu. Thanks sudah menyimak. ^^

NOTES :

NO BASH! Kami posting tulisan ini semata-mata untuk berbagi pemikiran. Jadi jika ada yang merasa berbeda pendapat dan greget mau komen, sok komen! Tapi pake bahasa yang santun ya! Penulis yang baik tentunya menjaga sopan santun dan menghargai tulisan orang. ^^

Chief Owner

chitradyaries

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro