#17

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Jimin pov

"Jim, kau memikirkan sesuatu?"

Iya. Aku lupa bahwa hari ini aku harus menyerahkan Sassy-- maksudku Sohyun pada preman asrama.

Dan sudah terlambat! Aku saja tak melihatnya sejak pagi ini. Kemana dia pergi dan apa yang dia lakukan?

Yoongi bisa melaporkanku jika aku tidak menemukan Sohyun segera. Masalahnya, aku dan Joy sudah berada di tempat pesta. Tidak mungkin kalau aku tiba-tiba harus pulang kan? Lagipula sekarang sudah bukan lagi jam lima sore. Sekarang sudah pukul enam!

"Jim?"

Joy berdiri anggun disebelahku. Tangannya menggandeng lenganku. Dia cantik sekali. Rambut hitamnya terurai, cocok dengan gaun hitam selutut yang ia pakai.

Namun sayangnya, aku tak dapat menikmati waktuku bersama Joy gara-gara memikirkan Sohyun.


"Wah.. wah.."

"Ck. Pantas saja selama ini Jimin menjauhiku."

"Ada hama rupanya."




Satu masalahku belum terselesaikan, sekarang muncul masalah yang lain. Darimana Rose datang kali ini? Bukankah persyaratan pesta ini harus punya pasangan ya?

"Bagaimana kau bisa ada disini?"

"Mana pasanganmu?"

Tiba-tiba Rose datang dan berdiri di sisi tubuhku yang lain. Ia menggandeng lenganku, sama seperti yang Joy lakukan.

Apa yang ada di pikiran para wanita sebenarnya? Membingungkan.

"Apaan kau? Pergi sana! Jimin bersamaku malam ini. Sebaiknya kau cari pasangan yang lain!"

"Permisi, Nona Joy.. cowok kan nggak harus punya satu pasangan. Iya kan, Jimin?"



Ah.. kacau!

"Rose, sebaiknya kau cari saja pria lain. Aku sudah bersama Joy sejak tadi. Apa kau tidak malu diperhatikan banyak orang??"

"Aku tidak peduli."

"Sebentar."

Aku melepaskan tangan keduanya dari lenganku.

"Aku harus ke kamar mandi."

"Hah? Sekarang? Kau mau meninggalkanku?"

Keluh Joy.

"Kau juga mau meninggalkanku?"

Giliran Rose.

Bayangkan jika kau harus menjadi diriku, pasti pusing merasa diperbutkan seperti ini.

"Kalian mau ikut???"

Mereka menggeleng.

Aku tersenyum sinis.

Akhirnya, aku bebas!

................................

"Aa..."

"Eoh.. maaf. Maaf.. aku tidak sengaja."

Jimin saking terburu-burunya kabur, dia sampai menabrak seorang gadis yang terlihat asyik membawa gelas minumannya. Hingga, tumpah sudah..




"Kau tidak apa--"


"Park Jimin?"

"Kim Sohyun?"

.

"Kemana dia? Dia kabur!"

"Semua ini salahmu, gadis hama!"

"Salahkan saja dirimu! Tidak tau malu!"



.

"Ikut aku!"

"Eh kemana??"


Jimin menarik tangan Sohyun dan membawanya pergi darisana. Joy dan Rose sama-sama marah sebab Jimin meninggalkan mereka begitu saja.

Jimin perlu kabur dan sembunyi. Tak tau sampai kapan..

"Ada apa?"

"Mereka mengejarku. Menyebalkan!"

Lalu Jimin menyadari satu hal, sejak kapan Sohyun memiliki gaun biru itu? Dan apa yang dilakukannya di pesta tersebut?

"Kau.. ganti pakaian? Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku disini karena ulahmu. Apa kau lupa? Janji apa yang kau buat semalam dengan pria pucat itu?"

"Jadi Yoongi membawamu kesini?"

Sohyun mengiyakan.

"Bhahahaa..."

"Kenapa ketawa? Lucu?"

"Jadi.. dari sini.. aku bisa menyimpulkan. Si preman itu tidak punya pacar! Haha.. dia pasti menyerah karena nasib kesendiriannya."

"Bukankah kau juga sama dengannya? Tidak punya pacar?"

Jimin menghentikan tawanya. Darimana sih Sohyun belajar membalikkan fakta?

"Itu lain cerita.. buktinya, Joy sendiri yang mengajakku kemari. Bahkan Rose juga mempersaingkan dirinya untuk merebutkanku."

"Cih. Sombong."

"Lupakan. Boleh kukatakan satu hal?"

"Apa?"

"Kau cantik pakai gaun itu."

Perlahan, pipi Sohyun merona. Senyuman kecil muncul dibalik bibirnya. Se-enteng itukah Jimin memuji dirinya?

Memang dasar pecinta wanita, sedetik tak menggoda seperti apa ya rasanya? Sayangnya, Sohyun terlanjur terbuai.

"Kalau saja lipstikmu lebih merah lagi.."

Sohyun mengangkat kedua alisnya.

"Kau akan semakin menawan.."

Suara Jimin berhembus tepat di depan wajah Sohyun. Dekaaat... Sekali.

"Aku bercanda! Huh.. lagipula, kau tak akan bisa mengalahkan Joy. Kalau kau sampai berhasil memenangkan hatiku, kuakui kecantikanmu. Aku pergi. Berjaga-jagalah saat kau bersama Yoongi.. dia bisa sangat menyeramkan. Daa.."

Jimin sialan.

"Heh, gadis penyusup! Apa yang kau lakukan disana? Kau lupa kalau hari ini harus menemaniku? Kemarilah!"

Kekesalan Sohyun pudar ketika paras Yoongi muncul di belakangnya.

"Iya.. aku datang."

...............................

Sohyun pov

Seunghwan selalu mengatakan, diriku yang tercantik di dunia ini.

Bahkan teman-teman prianya mengatakan demikian.

Lalu mengapa tidak dengan Jimin?

Apa hebatnya wanita bernama Joy itu?

Aku merasa sangat terbakar. Aku tidak suka dibanding-bandingkan!

Lihatlah, pria itu berhasil tertawa di atasku! Menginjakku seperti ini!

Ewh!!

Ia melumat wajahku di dalam mulutnya dan menelanku dengan kasar!

Tidak Park Jimin! Aku tetap menjadi Sohyun yang tercantik. Kau sudah sangat kelewatan.

Pertama, kau menyerahkanku pada Yoongi begitu saja.

Kedua, kau membandingkanku dengan Joy dan meninggalkanku begitu saja.

Aku tak akan biarkan kau bertindak lebih jauh.

Mungkin akan lebih menyenangkan jika...







"Jika aku membuatmu jatuh cinta."

"Ya. Kau harus jatuh padaku dan saat itu pula, aku akan membuatmu menyesal."


.

.

.

"Oh. Kau sudah pulang?"

Jimin keluar dari kamar mandi.

"Sudah jadi Sassy ya?"

"Buru-buru sekali.."

"Kupikir kau masih akan bersenang-senang dengan Yoongi. Kalau begini kan, aku tidak tega menggodamu.."

"Aish.. kucing manis ini."

Jimin mengusap-usap kepala dan leherku. Rasanya enak sekali..

Ah.. ini pasti karena naluri kucingku keluar.
Suka dimanjakan..

"Kau lucu sekali, Sassy.. aku ingin menciummu tapi takut jiwa Sohyunmu akan mencakar-cakar wajahku dan membuat bibirku terluka. Aku tidak akan melakukannya."


Fyuh.. untunglah..

Aku tak bisa membayangkan, berapa juta kali aku harus menggosok gigi dan berkumur jika Jimin benar-bemar menciumku. Cukup satu kali itu saja!!!

Benar kata Jimin. Aku sudah kembali ke bentuk Sassy. Dan buruknya, aku berubah saat Yoongi masih di tengah-tengah pesta. Si pucat itu pasti mencariku kemana-mana! Dan apa yang akan ia lakukan saat bertemu kembali denganku??

Aku bisa mati dengan tatapannya saja.




"Pasti berat ya.. kau harus menerima kutukan aneh ini."

"Tapi aku penasaran, buat apa melampiaskan kemarahanmu pada seekor kucing? Lihat. Akibatnya kau jadi sebegini malangnya."

"Kim Sohyun.. kalau kau bukan Sassy, aku bisa saja mengusirmu segera. Tetapi, kau membuat hatiku menghangat saat pertama kali kita bertemu."

"Dan tentu saja.. itu saat aku masih menganggapmu si kucing malang yang terbuang."




Semenyebalkan apapun Jimin, dia 100% benar. Aku terlalu membuang waktuku dengan melampiaskan kemarahanku dengan hal-hal yang tidak berguna.

Kucing itu tidak salah, tetapi Mama lah yang salah karena bersikap ceroboh. Namun tetap saja, batinku tidak bisa menerima kenyataan pahit ini..


Ketika kucing jauh lebih berharga dari anak sendiri..



Aku mendengar dengkuran halus. Samar-samar..Rupanya Jimin sudah tertidur. Jungkook juga tak terlihat pulang, jadi hanya ada kami berdua saat ini.

Aku menyentuh pipi Jimin pelan.. dengan tangan Sassy-ku.

Dia polos sekali kalau sedang terlelap.

Playboy?

Kadang aku tidak mengerti bagaimana ia bisa mendapat julukan itu. Kemampuannya terhadap wanita payah sekali.

Dia berhasil menipuku dengan godaannya, tetapi dia tidak berhasil membuatku benar-benar terpesona.

Pria seperti Jimin butuh seseorang yang bisa membuatnya sadar, kalau cinta itu hanya datang satu kali.

Ia mungkin belum pernah merasakan, bagaimana rasanya sakit hati..

Bagaimana rasanya ketika ia kehilangan cinta satu-satunya..

Jimin butuh orang sepertiku untuk merasakan cinta.



Lihat saja..

Park Jimin..

Kau akan menyadari betapa cantiknya aku dibandingkan si Joy. Semoga kau segera bertaubat dari penyakit playboy-mu.


Selembut apapun dirimu, kau tidak akan bisa mengatasi rasa penghinaan yang dirasakan seorang wanita.

Wanita tidak suka dibanding-bandingkan.

Camkan itu.

Aku akan membuatmu menyukaiku..




























To be Continued...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro