Eskul Musik

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Fiki, sebagai Ketua eskul musik tengah disibukan dengan perlombaan grup vokal khusus wanita. Sudah lima orang terpilih, salah satunya sang pujaan hati.

Yoriko, Bitha, Lilis, Dilla, serta Desi berlatih setiap hari saat pulang sekolah. Perlombaan akan di mulai seminggu lagi dan mereka harus berlatih lebih giat.

"Yoriko!" Fiki memanggil.

Refleks Yoriko menghentikan latihan. Dia berjalan menghampiri Fiki.

"Ada apa, Fik?" tanya Yoriko.

"Bagaimana perkembangan grup vokal ya?" Fiki bertanya balik.

Yoriko tersenyum kecil. Dia paham bahwa Fiki sangat mengkhawatirkan perlombaan grup vokal kali ini. Yoriko menepuk pelan pundak Fiki.

Fiki merasakan ada sensasi berbeda, kilatan listrik seakan sampai menyentuh hati. Rasa suka kepada gadis di depannya semakin besar.

"Lo tenang saja, Fik. Gue dan lainnya sudah berusaha dan giat berlatih. Dan--" ucap Yoriko menggantung.

"Dan apa?" Fiki penasaran.

"Gue yakin grup vokal kita akan menang. Perkembangan dari awal latihan sampai sekarang cukup pesat." Yoriko melanjutkan.

Fiki menganggukan kepala kecil. "Sorry ya. Semoga kalian bisa menampilkan yang terbaik di acara nanti."

Lilis, Bitha, Desi serta Dilla berjalan menghampiri mereka. "Kak, kita boleh tanya sesuatu?" Desi mewakili gadis-gadis lain.

"Apa?" Yoriko dan Fiki kompak.

Keduanya malah tertawa kecil. "Hmm ... maaf nih Kak. Gue masih belum tahu nama group vokal kita apa?" Kali ini Dilla bertanya.

"Oh iya. Gue sampai lupa. Gimana nih, Fik?" Yoriko menepuk pelan kening.

Fiki berpikir sejenak. Dia menatap kelima gadis di depannya.

"Kalian ada usul," ucap Fiki.

Bitha dan Lilis mengangkat tangan ke atas. Keduanya saling melirik, lalu tersenyum tipis.

"Aku punya saran. Bagaimana kalau nama grup vokal ini 'The Queen'?" usul Lilis bernada sopan.

Fiki melirik ke arah Bitha. Dia juga ingin mendengar usul darinya.

"Ehm, gue punya usul yaitu 'Fairy'," ucap Bitha semangat.

Kelima pasang mata menatap Fiki. Sang Ketua harus memutuskan sekarang juga.

"Oke, menurut gue nama grup vokal kalian 'Fairy Queen'." kata Fiki tegas.

"Keren!"

"Aku setuju!"

"Saya juga setuju!"

"Gue suka nama ya."

"Oke, mulai hari ini nama grup vokal kita-- 'Fairy Queen'!" seru Yoriko sebagai leader grup.

Semua bertepuk tangan meriah. Setelah memutuskan nama grup vokal, latihan dihentikan dan Fiki menyuruh mereka untuk pulang ke rumah masing-masing.

_#_#_

Tersisa Fiki serta Yoriko di ruang eskul musik. Mereka membereskan peralatan bekas latihan tadi.

Yoriko menggantung gitar di tempat khusus. Tak sengaja tubuh Yoriko menyenggol tiang mikrofon. Keseimbangan tubuh gadis itu menjadi tak stabil.

"Aahh!"

Kedua mata Yoriko tertutup rapat. Namun, dia tidak merasakam sakit sedikit pun. Malah ada sepasang tangan melingkar di perut.

"Kamu gapapa, Ko," bisik Fiki.

Hembusan napas Fiki begitu hangat menerpa muka Yoriko. Ternyata si cowok bongsor itu telah menyelamatkan dirinya.

Degh!

Debaran jantung Yoriko begitu kencang. Mungkin mukanya sudah memerah.

"Ah iya, Fik. Aku gapapa kok," balas Yoriko malu.

Fiki membantu tubuh Yoriko untuk duduk. Dia memeriksa dari atas sampai ke bawah, tidak ada yang terluka.

"Syukurlah," ucap Fiki menghela napas lega.

Atmofsir di ruangan terasa berbeda. Ada nuansa warna merah mudah di sekitar mereka, mirip komik genre romantis yang di baca Yoriko.

Fiki maju selangkah. Jarak di antara keduanya hanya beberapa centimeter saja, reflek mata Yoriko tertutup saat tangan Fiki merapihkan poni rambutnya.

"Aku pikir Fiki bakal cium." batin Yoriko malu.

"Kamu cantik," ucap Fiki pelan seperti berbisik.

"Kenapa Fik?" tanya Yoriko gugup.

"Wajah kamu cantik," puji Fiki ulang.

Muka Yoriko sudah memerah sempurna. Dia ingin sekali menyembunyikan dirinya saat ini juga dari hadapan Fiki.

"Hehe ... lucu banget sih kamu." Fiku mencubit kedua pipi Yoriko gemas.

Yoriko semakin salah tingkah. Tiba-tiba smartphone Yoriko berdering.

"Maaf, Fik. Aku mau angkat telepon dulu," ujar Yoriko tak enak. Dia memutuskan untuk keluar ruangan sebentar.

Fiki hanya diam. Dia sempat melirik nama di layar smartphone milik Yoriko, tertera 'My Bee' di sana.

Hal itu langsung merubah suasana hati Fiki, awalnya bahagia menjadi kesedihan. Dia merasa tertampar bahwa gadis yang ia sukai sudah memiliki pacar.

"Sadar Fik sadar. Lo itu jangan terlalu berharap tinggi."

Semesta tidak berpihak pada Fiki. Apakah Fiki akan bertahan atau menyerah??
.
.
.
.
.

_____BERSAMBUBG____

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro