Filosofi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Farhan menatap pintu masuk kafe. Sesekali melirik ke arah jam tangan.

Kegiatan setiap pagi atau siang Farhan saat ini adalah menunggu. Menunggu seorang wanita cantik yang telah mencuri hatinya.

"Kok tumben Shella belum datang jam segini," ucap Farhan.

Ada perasaan panik sosok Shella tidak kunjung datang. Perlahan kedua sudut bibir Farhan terangkat menciptakan sebuah senyuman kecil.

Kling!!

Bel kafe SydHan berbunyi menandakan pengunjung datang. Wanita berambut hitam di ikat satu itu masuk ke dalam kafe.

"Selamat pagi, Shella," sambut Farhan ramah.

Shella tertawa kecil melihat sikap Farhan. Tidak ada perasaan bosan seorang Farhan menunggu kedatangan dirinya.

"Pagi, Mas. Saya mau pesan tempat untuk dua orang seperti biasa." Shella membalas.

"Silahkan Shella. Mari saya antar," sahut Farhan menarik lembut tangan Shella.

"Terima kasih, Mas," ucap Shella.

Bitha melihat pemandangan dari sudut kafe itu tersenyum kecut. Setiap pagi dia harus melihat momen ke-uwu-an Pak Bos dan Shella.

"Ish! Jiwa jomblo gue jadi meronta-ronta kan," gerutu Bitha.

"Hahaha ... kasian bener sih jomblo satu ini," ledek Dilla sambil mengelap meja.

Bitha mengembungkan kedua pipi kesal. Dia memilih untuk melanjutkan merapikan bangku-bangku daripada melihat sesuatu yang membuatnya iri hati dan cemburu.

"Hahaha ... Bitha sedih bener." Dilla kembali meledek.

"Berisik!" Bitha kesal.

_#_#_

Shella dan Farhan duduk bersama di tempat 'sakral' mereka. Farhan mengelus lembut tangan Shella. Dia meminta komentar untuk menu baru kafe.

"Shell, bagaimana menurut kamu kalau aku masukan menu Spaghetti Pumpkin?" Farhan bertanya.

Shella membaca menu dan bahan-bahan Spaghetti Pumpkin secara detail. Setelah membaca menu itu, Shella tersenyum tipis.

"Menurut aku, menu ini kreatif. Kamu pintar ya untuk mengolah bahan sederhana menjadi makanan enak." Shella menjawab sekaligus memuji.

"Wah, serius nih. Nanti kamu cobain dulu tapi makanan ini." Farhan menyahut.

"Siap, Mas Farhan!" seru Shella bergaya hormat ala tentara.

Farhan mengacak rambut Shella gemas. Shella cemberut akibat Farhan merusak tatanan rambutnya, butuh waktu setengah jam untuk mengatur gaya rambut.

"Padahal aku punya filosofi dari buah labu. Yaudah, gajadi aku jelaskan," ucap Farhan melirik ke arah Wanita di depannya.

Kedua mata Shella berbinar. Inilah hal yang paling disukai olehnya, membahas tentang filofosi segala jenis makanan di Bumi ini.

"Cepat jelaskan, Mas Farhan!" seru Shella semangat.

"Huu ... tadi saja ada yang ngambek sama aku," ledek Farhan.

"Iya deh iya, aku nggak ngambek lagi. Ayo jelaskan filosofi buah Labu!" Shella menuntut.

Farhan tertawa kecil. Dia pun mulai menjelaskan secara singkat filosofi buah Labu.

"Tanaman labu merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang kaya manfaat. Bahkan, labu termasuk di antara tanaman sayuran yang abadikan dalam Alquran." Jelas Farhan

"Apa itu?" Shella bertanya.

"Tepatnya surah as-Shaffaat ayat ke-146: "Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu."

Sejarah mencatat labu termasuk sayuran yang menjadi favorit Rasulullah SAW. Kisah kegemaran Rasulullah menyantap labu itu dituturkan Anas bin Malik."

Farhan selesai menjelaskan tentang filosofi buah Labu secara detail. Ilmu ini baru di dapat setelah membaca sebuah artikel.

"Wah ... buah Labu hebat juga ya," ucap Shella terpukau.

Tidak lama makanan Spaghetti Pumpkin datang. Shella dan Farhan langsung memakan hidangan di depan mata.

"Selamat makan," ujar Shella.

"Jangan lupa berdoa dulu," sahut Farhan mengingatkan.

"Oke, Mas Farhan." Shella menjawab.

Kedua nya memakan menu baru dengan khidmat. Rasa spaghetti dari buah Labu, lalu bagian dalam buah Labu yang sudah kosong digunakan untuk wadah makan. Sungguh ide cermelang.

"Besok lusa, aku mau ajak kamu makan di salah satu restoran terkenal. Kamu mau?" Farhan bertanya.

Shella membersihkan sisa-sisa makanan di mulut menggunakan tisu. Dia menatap Farhan sejenak, lalu menganggukan kepala kecil.

"Mau!" seru Shella semangat.

"Hehe ... oke, besok lusa aku jemput ya, sayang," balas Farhan keceplosan memanggil kata 'sayang'.

Muka Shella memerah mirip tomat. Farhan semakin cinta melihat semua kelakuan Shella apa adanya.
.
.
.
.
.

____BERSAMBUNG____

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro