Partner (2)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari demi hari telah berlalu. Siswa siswi SMA Bintang sangat tekun dalam hal belajar. Prestasi demi prestasi sudah mereka raih selama mengikuti lomba dari bidang akademik maupun non akademik.

Ricky menghela napas pelan. Semakin hari perasaan Ricky kepada gadis berprofesi sebagai model dan bintang iklan. Semenjak mereka tak sengaja menjadi partner, Ricky menjaga jarak.

"Bang, ke kantin yuk," ajak Fajri.

"Nggak dulu deh Ji. Gue nitip saja," balas Ricky malas.

"Oke. Nitip apa?" tanya Fajri.

"Kayak biasa saja, Ji," jawab Ricky.

Fajri bergaya ala hormat. Dia pun pergi ke kantin bersama Fenly dan Gilang. Ricky menatap punggung sahabat-sahabatnya yang telah menghilang.

"Gue bosen," keluh seorang siswi.

Ricky melirik sekilas dan ternyata di dalam kelas hanya tersisa dirinya dan Yuki. Kenapa harus Yuki?

"Lebih baik gue ke rooftop," ucap Ricky beranjak pergi.

Baru saja tiga langkah, seulas tangan memegang lengan Ricky. Ricky menatap lengannya yang dipegang oleh Yuki.

"Mau kemana, Rick?" tanya Yuki.

"Bukan urusan lo," jawab Ricky datar.

"Yaelah pelit banget sih," sahut Yuki kesal.

Ricky tidak menjawab. Dia berusaha melepaskan pegangan tangan Yuki, tetapi gadis itu tak mau melepas.

"Lepasin tangan gue, Yuk," ucap Ricky lembut.

"Nggak mau! Gue pingin ikut lo. Bosen gue seharian di sekolah nggak ada si Nindy." Yuki mengeluh.

Yuki memasang tatapan ala anak kucing terbuang. Ricky menghela napas pelan, lebih baik dia mengalah. "Oke."

"Yes!" Yuki berteriak senang. Dia melompat-lompat seperti anak kecil. Ricky tersenyum kecil melihat kelakuan gadis itu.

Ricky dan Yuki pergi keluar kelas tanpa melepaskan pegangan tangan. Beberapa siswa siswi melihat kemesraan mereka merasa iri dan cemburu. Ada juga yang memotret momen itu diam-diam.

Sampailah mereka di rooftop. Hembusan angin menerpa wajah mereka. Yuki tersenyum lebar memandangi rumah-rumah di sekitaran sekolah.

"Thanks ya, Rick," ucap Yuki tulus.

"O-oke," jawab Ricky gugup.

Pasalnya Yuki memperat pegangan tangan dan sebagian tubuhnya menyentuh tubuh Ricky. Bau parfum mint tercium memasuki indera penciuman. Bau Yuki membuat Ricky mabuk kepayang.

Yuki sendiri juga mencium aroma parfum maskulin Ricky. Sepertinya mulai hari ini dia menyukai parfum Ricky dan kedekatan saat ini.

"Semoga gue bisa seperti ini."

"Gue nggak tahu harus berkata apa."

_#_#_

Bel istirahat kedua telah selesai berbunyi. Ricky dan Yuki masih berada di rooftop. Keduanya kini duduk di bangku yang ada di sana.

Kepala Yuki ditaruh di bahu lebar Ricky. Ricky sendiri mengelus lembut rambut panjang Yuki.

Sungguh momen yang membuat para jomblo menangis. Rasa iri dan cemburu membuat mereka semakin meratapi nasip tidak punya pasangan.

"Yuki, ke kelas yuk," ajak Ricky.

Sifat pertama Ricky di kelas tadi berubah drastis. Perasaan suka Ricky kepada Yuki mungkin telah berubah menjadi cinta.

Yuki sendiri entah merasa nyaman berada di dekat Ricky. Sejak menjadi partner dadakan di sebuah mall dalam acara penyelenggaran busana terbaru milik brand Sakura Rain.

"Hmm ... Ricky, gue boleh nggak minta sesuatu sama lo," ucap Yuki menatap kedua bola mata Ricky intens.

Ricky merubah posisi juga menatap bola mata hitam Yuki yang terlihat menyejukan. "Apa?" Ricky bertanya.

"Gue boleh nggak setiap hari dan setiap saat berada di sisi lo seperti ini. Gue merasa nyaman kalau kita kayak gini." Yuki menjawab dengan tegas, tetapi ada sedikit rasa malu. Yuki memang sosok pribadi cewek pemberani dan tegas.

Ricky terkejut mendengar jawaban Yuki. Apakah ini sebuah sinyal untuk menjalin ikatan lebih dari sekedar pertemanan?

"Hmm ... boleh-boleh saja. Jujur gue malah senang kita menjadi lebih dekat seperti ini." Ricky mengutarakan perasaan jujur.

"Terima kasih, Ricky. Aku senang bisa kenal denganmu dari zaman MOS hehehe ...," ucap Yuki tersenyum lembut.

Dan lagi-lagi Ricky terkejut. Jadi selama ini Yuki tidak melupakan awal mereka kenalan. Ricky menjadi salah satu lelaki bahagia saat ini.

"Hehehe ... Jadi aku kamu nih," goda Ricky mencolek hidung Yuki gemas.

"Ihh! Nyebelin!" sahut Yuki kesal. Semburat tipis merah muncul di kedua pipi Yuki.

"Ciie... pipinya merah tuh." Ricky semakin menggoda Yuki.

"Huh!"

Yuki berdiri. Dia menendang kaki kanan ke lantai kesal. Ricky tertawa kecil melihat sisi lain seorang Yuki.

"Yuk! Kita ke kelas!" seru Ricky.

Ricky membawa tubuh Yuki dalam dekapannya. Detak jantung keduanya berdebar kencang.

"Ciee deg-deg'an nih," ledek Yuki.

"Kamu juga tuh," sahut Ricky mengacak rambut panjang Yuki.

Kedua teman sekelas itu berjalan beriringan menuju kelas. Entah bagaimana hubungan kedua insan ini ke depannya??

.
.
.
.
.

___BERSAMBUNG___

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro