3. Berbeda

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari pertama OSPEK telah usai. Semua MABA satu-persatu meninggalkan area kampus dan besok jam lima pagi mereka sudah harus berkumpul kembali.

Di salah satu ruangan Multimedia. Dua orang senior atau panitia OSPEK sedang beristirahat setelah kegiatan selesai.

Suhu AC di ruangan membuat rasa lelah selama seharian cukup terbayar. Sejak tadi mereka kebagian di lapangan mengawasi kegiatan masing-masing bimbingan kelompok sendiri.

"Gila! Capek juga rasanya," keluh Rere.

"Baru juga segini sudah capek aja lo No," sahut Pria berkulit putih salju.

"Apasih Fen?!" kesal Rere.

Retno Adinda, biasa dipanggil Rere oleh teman kampus. Rere suka sekali meng'edit' apa saja yang menurutnya tak enak dipandang mata.

"Hahaha... santai-santai. Gue cuma bercanda kok," jawab Pria tersebut.

"Oke! Tapi lo harus traktir gue makan es krim!" seru Rere tersenyum lebar.

"Eeeh--,"

"Nggak ada penolakan atau gue aduin sama Kakak gue," potong Rere cepat.

"Iya-iya. Gue kalah kalau sudah bawa-bawa Kakak lo mah," ucap Pria berkulit putih pasrah.

"Nah gitu. Ini baru sahabat gue si Mahasiswa paling tampan di kampus mengalahkan Justin Bieber.

Fenly Jhonatan!"

Fenly Jhonatan, ia mengusap wajah tampannya kasar. Ia paling lemah jika membawa Kakak kandung Rere yang merupakan incaran dirinya sejak masuk kuliah.

Rere tersenyum jahil. "Sekali-kali ledekin Fenly lah."

.....

Di kawasan perumahan elit kawasan Jakarta Selatan. Suara keributan terdengar di salah satu rumah.

"Ma, kaos kaki Aji ditaruh di mana ya?"

"Ada di lemari kamu kan!" jawab Sang Mama yang tengah sibuk memasak untuk nanti makan malam.

"Iih! Gak ada Ma. Aji sudah cari tiga kali nggak ketemu juga," sahut Pria memasang muka cemberut.

Tiba-tiba seseorang datang menghampiri Pria yang bernama Aji. Ia membawa sesuatu di tangan kanannya.

"Lo cari ini kan. Ketinggalan di kamar gue kemarin," ucapnya.

Fajri Bagus Maulana, atau biasa di panggil Aji oleh keluarganya. "Wah, makasih ya kembaran Aji."

"Sama-sama. Lain kali lo tuh jangan sembarangan taruh barang," jawab Pria lain yang ternyata kembaran Aji.

Aji langsung memeluk tubuh sang kembaran. Ia sangat menyayangi dan bahagia memiliki kembaran sepertinya.

"Sudah sana lo main basket, nanti kelamaan di tungguin teman-teman lo," ujar sang kembaran.

"Oke. Aldo mau ikut nggak sama Aji," ajak Aji setelah mengambil kaos kaki miliknya.

"Nggak. Gue mau balik ke kamar aja," tolak Aldo, nama si kembaran Aji.

Sang Mama datang membawa kotak bekal berwarna biru. "Ini Mama buatkan bekal buat anak kesayangan Mama," ucap tersenyum lebar.

"Makasih banyak Ma. Aji sayang banyak-banyak sama Mama." Aji membalas dengan pelukan hangat.

Di belakang kebahagiaan mereka, ada seseorang yang menatap penuh keirian. Seseorang itu memilih untuk meninggalkan ruangan.

.....

Di dalam kamar, seseorang menatap kepergian saudara kandung dari balik jendela kamar. Ia tersenyum kecil hanya melihat saudaranya terlihat bahagia.

"Ji... hidup jadi lo pasti menyenangkan. Nggak bakal ada yang marahin lo hanya masalah sepele, selalu ada orang-orang yang peduli dan sayang sama lo, selalu buat lo bahagia tanpa adanya kesedihan.

Lo beruntung banget, Ji."

Perkataan dari isi hati kembaran Aji membuat ia mau tak mau menitihkan air mata. Sejak kepergian sang Ayah yang dipanggil Tuhan lebih dulu, kehidupannya pun berubah.

Tak ada lagi kata kebahagiaan di rumah. Kasih sayang dari orang tua. Hanyalah kesedihan yang selalu menghiasi harinya.

"Ji... Andai Aldo nggak ada.

Apakah Mama bakal sedih ya?

Apakah Mama akan merasa kehilangan?

Apakah???"

Air mata semakin memberontak keluar. Dia sudah tak kuat dengan cobaan yang diberikan kepadanya.

Ronaldo Bagas Maulana, biasa di panggil Aldo. Dia merupakan kembaran dari Fajri Bagus Maulana.   Aldo sebagai Kakak yang lahir lima menit duluan.

"Pa... Aldo kangen sama Papa. Kenapa Papa harus tinggalin Aldo lebih dulu?"

Aldo memukuli dadanya keras. Ia sudah merasa bosan hidup tanpa adanya kebahagiaan di rumah.

Tiba-tiba HP milik Aldo berdering menandakan adanya panggilan masuk. Aldo melirik kecil, sebuah nama tertera di layar HP yaitu 'Musuh 💙'. Sebuah senyum kecil terukir di bibir

"Halo.

Aldo...

Gue kangen banget sama lo tahu nggak!"

Suara seorang Wanita menggelegar di kamar yang terasa hening sebelumnya. Aldo hanya bisa tersenyum.

"Aldo!

Ish! Parah banget nggak balas kangen gue!"

"Hahaha...

Maaf ya Nit.

Gue juga kangen sama lo!"

Dan malam ini Aldo ditemani oleh sahabatnya walau melalui pembicaraan di telepon. Itu sudah membuat Aldo bahagia, karena masih ada sahabat yang peduli dengannya.

.....

Di sekitaran lingkungan kampus. Terlihat dua orang mahasiswa senior masih berada di sana.

"Senyum dong Ar. Daritadi cemberut terus," ucap Ricky.

Tak ada balasan. Ricky terus mencoba membuat Arinda tersenyum.

"Ar. Nanti gue beliin es krim deh rasa cokelat kesukaan lo."

Ricky kembali membujuk teman kecilnya. Ia tahu kenapa Arinda menjadi seperti ini karena gara-gara dirinya.

"Yaudah kalau nggak mau. Nanti gue beli satu aja deh," ujar Ricky.

Baru saja Ricky akan beranjak pergi. Salah satu pergelangan tangannya di pegang. Dikira Ricky awalnya Arinda ternyata bukan setelah mendengar suara sang pelaku.

"Beb, mending beliin es krim buat aku aja," ucap seorang Wanita yang terus memegangi lengan Ricky erat seakan tak ingin terpisahkan.

"Hmm... yaudah," jawab Ricky malas.

"Hahaha... gitu dong. Ini baru kesayangan aku," balas Wanita itu tersenyum lebar, lalu menatap tajam sosok Arinda di sebelahnya.

"Aku ikut ya. Nanti aku bosen kalau tunggu di sini soalnya cuma ada patung."

Arinda langsung melangkah pergi. Ia tahu bahwa kata 'patung' itu ditunjukkan padanya.

"Ar, lo mau kemana?" tanya Ricky hendak mengejar tapi ditahan oleh Wanita itu.

"Kamu mau kemana, Beb. Kan ada aku di sini," ucap Wanita itu yang mengaku kekasih Ricky.

Ricky geram. Ia sudah tak tahan melihat sikap Wanita itu. Dengan sekali hentakkan, pergelangan tangannya terlepas.

"Jangan mengganggu gue terus! Lo itu sama gue sudah putus setelah apa yang lo perbuat ke gue!"

Ricky pun mengejar kemana Arinda pergi. Sedangkan sang Wanita yang ternyata 'mantan' Ricky ditinggal begitu saja.

"Ish! Ini semua gara-gara cewek caper itu! Awas aja, jangan berharap seorang Novita akan diam saja."
.
.
.
.
.

Bersambung

(08/06/2022)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro