2. Hukuman

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Acara penyambutan masih berlangsung di lapangan kampus. Kejadian kecil di sela-sela acara berhasil diamankan.

Para calon mahasiswa/i baru yang telat sudah dipisahkan barisan. Mereka akan mendapatkan hukuman di hari pertama OSPEK.

Farhan Wijaya Anugrah, biasa di panggil Farhan, ialah senior yang tadi memarahi Gilang, salah satu MABA. Kedudukan Farhan cukup tinggi di kampus, walau ia bukan ketua panitia acara.

"Yang bersih tuh, jangan sampai ada sampah tersisa," ucap Farhan duduk santai di bawah pohon.

Ditemani segelas minuman dingin  lemon tea, membuat tenggorokan Farhan merasa segar di bawah terik matahari. Ia juga menyemil beberapa cokelat dari Jepang. Bungkus cokelat ia buang sembarangan.

"Kok sepi sih? Tadi perasaan ada yang berani melawan gue," sindir Farhan tersenyum mengejek.

Gilang hanya diam. Ia mencengkram kuat gagang sapu lidi. Ia harus bisa menahan emosi agar tidak mengecewakan sang Mama di rumah.

"Maaf Kak," ucap Gilang tak niat.

"Hahaha... makanya jangan macam-macam sama gue di sini. Yaudah sana lo balik ke lapangan," balas Farhan beranjak berdiri. Ia menepuk pundak Gilang pelan.

"Lain kali kalau berani sama gue, nasip lo sebagai MABA bakal terancam. Ingat itu... boy," bisik Farhan meninggalkan Gilang seorang diri di taman kampus.

Setelah kepergian Farhan, Gilang membuang gagang sapu lidi sembarangan. Ia sulit mengendalikan emosi selama itu, rasanya seperti rekor baru seorang Gilang.

"Aww!"

Suara kesakitan berasal dari sebelah kiri Gilang. Ia pun mengalihkan pandangan mencari sumber suara yang terasa gaib baginya.

"Lain kali kalau buang sesuatu tuh lihat sekitar dulu," ucap suara Wanita.

Gilang dan Wanita itu saling bertatapan mata cukup lama, hingga Gilang membuang wajah. "Maafin gue," ucapnya gengsi.

"Dih!" seru Wanita itu tak terima.

"Oh, lo MABA rupanya. Kok malah di sini bukan di lapangan? Apa jangan-jangan lo mau cabut lagi!" ujar Wanita itu mode penasaran dan menuduh.

Gilang menghela napas kasar. Baru saja ia berhadapan dengan seorang Farhan, kini sudah ada yang memancing emosinya kembali.

"Rere! Lama banget lo sih! Ayo sudah ditungguin sama panitia lain!" seru seorang Pria yang tak jauh jaraknya.

"Ah iya. Gue sampai lupa. Sorry ya Fen, gue ke sana sekarang!"

Rere membalas teriakan temannya. Ia pun tanpa berpamitan kepada Gilang sudah menghilang begitu saja.

"Rere ya," gumam Gilang.

Tak lama Gilang juga menyusul ke arah lapangan. Ia tak mau ketinggalan kegiatan yang bisa mengancam kehadiran dirinya nanti.

.....

Ar berserta ketiga teman lainnya berkumpul di kantin. Mereka sedang istirahat untuk mengisi tenaga yang kosong sejak pagi tadi.

"Ar, lo mau pesan apa?" tanya Ricky, Pria bertubuh kekar.

Ricky Sydney, Pria yang merupakan senior di kampus sekaligus anggota panitia OSPEK. Ia sangat menyukai hal-hal berbau olahraga dan suka gombal ke para kaum Hawa di kampus.

"Hmm... gue mie ayam gak pakai pangsit," jawab Arinda cuek. Ia lebih memilih asyik bermain HP miliknya.

Ar atau Arinda, memiliki nama lengkap Arinda. Ia seorang senior yang terkenal akan sifat cuek, galak dan agak tomboy. Padahal Arinda kalau pergi selalu memakai rok.

"Kebiasaan banget kalau di ajak bicara malah main HP," ujar Ricky mengambil paksa HP milik Arinda.

"Balikin HP gue Ky!" seru Arinda berdiri.

"Gak!" balas Ricky tak mau kalah.

Kedua teman yang duduk di sebelah mereka hanya menggelengkan kepala. Sudah menjadi kebiasaan dua teman kecil itu meributkan hal yang tak penting.

"Nur, mau cari tempat duduk lain nggak? Kuping gue sakit kalau dekat-dekat tuh dua orang terus," ucap Raka pelan, Pria berambut ikal.

Raka Yamato, seorang Mahasiswa keturunan Indonesia-Jepang. Ia sangat menyukai anime dan juga berburu komik baik keluaran lama maupun terbaru.

"Ayo dah. Eh! Jangan panggil gue Nur! Nama gue itu Puput!" Puput kesal. Ia paling tidak suka di panggil Nur.

Nur alias Puput Nurlyansa, salah satu Mahasiswi yang memiliki sejuta bakat dalam hal bidang seni. Ia suka menjuara lomba menyanyi sejak SD.

"Hahaha... gapapa sih. Gue doang ini yang panggil lo Nur," balas Raka tertawa kecil.

"Gue pukul lo ya!"

Puput semakin kesal. Ia sudah tak mau berdebat dengan Raka kalau masalah seperti ini, pasti tak ada ujungnya.

Dan keributan pun terjadi di meja kantin bagian belakang. Para MABA yang berada di sana hanya diam memperhatikan.

.....

"San, maafin Zwei ya," ucap calon MABA berkacamata bulat.

Sejak awal datang, Pria bernama Zweitson Angkasa itu merasa bersalah. Jika bukan gara-gara dia, mungkin ia dan temannya takkan terlambat datang ke kampus.

"Zwei. Lo udah 50 kali loh minta maaf sama gue," ujar temannya itu bosan.

"Habisnya gue merasa bersalah banget. Gara-gara gue kita kena hukuman harus bersihin taman kampus," balas Zwei sedih.

Sandra Prily, nama teman Zwei tersenyum kecil. Ia paling suka membuat seorang Zweitson merasa bersalah.

"Iya Zwei. Sandra sudah maafin kok. Lain kali kalau lihat kucing berantem jangan dipisahin," ucap Sandra tersenyum.

"Beneran? Aa... makasih ya San. Iya Zwei janji nggak bakal kaya gitu lagi," balas Zwei ikut tersenyum lega.

Tak lama datang dua calon MABA lainnya mendekati meja mereka. Salah satunya mencoba untuk berbicara.

"Emm... maaf. Boleh nggak kita gabung di sini. Soalnya tempat lain penuh semua," ucap Wanita berbehel.

"Boleh kok. Silahkan duduk," jawab Zwei semangat. Sandra hanya diam. Ia sudah merasa terwakilkan oleh Zwei untuk menjawab.

"Makasih ya," balas Wanita berbehel itu.

"Kita belum kenalan. Nama gue Fiki Lesmana, biasa di panggil Fiki," ujar Pria yang memiliki tinggi kira-kira 175 cm ke atas.

Zwei sampai harus mengangkat kepala ya ke atas saking tingginya. Hal itu membuat Sandra gemas dibuatnya.

"Kalau gue Syafina Raina, panggil aja Sya atau Fina."

"Gue Sandra dan ini teman SMA gue Zwei," balas Sandra ramah.

"Halo. Salam kenal, Zwei dan Sandra," ucap Sya senang.

"Salam kenal juga semuanya," sahut Zwei semangat.

"Haha... seru juga kayaknya kalian," ujar Fiki menimpali.

Semuanya pun makan siang sambil bercakap-cakap kecil. Hingga suara speaker menyuruh mereka untuk berkumpul kembali ke gedung utama bukan lapangan.
.
.
.
.
.

Bersambung

(07/06/2022)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro