Team Virus

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Alfha dan Riza tengah menikmati waktu santai di kantin. Beberapa makanan dan minuman sudah terjadi di meja. Segelas es jeruk terlihat menggoda, butiran-butiran es yang meleleh di dalam gelas serta bau jeruk begitu memikat hidung.

"Riza, bagaimana rencana kita selanjutnya?" tanya Alfha sambil mengigit sepotong kue brownis coklat.

"Hmm ... aku tidak tahu," jawab Riza lemas.

Ia memijat pangkal hidung untuk menghilangkan rasa pusing di kepala. Cry, sang pembina team virus tidak nampak batang hidungnya sekalipun. Hal itu membuat Riza ingin melepaskan topeng putih yang melekat di wajah Cry, lalu menghancurkannya hingga tak tersisa.

Tiba-tiba dua orang gadis dan satu pemuda berambut hitam berjalan mendatangi meja mereka. Gadis bertubuh kecil terlihat begitu imut. Alfha terus memandangi Yuki, nama gadis imut itu. Ingin rasanya mengarungi Yuki lalu membawanya pulang.

Plak!

Kepala bagian belakang Alfha di pukul keras. Sang pelaku tak menghiraukan tatapan membunuh darinya. Ia malah mengambil buah apel merah dan mengigitnya.

"Enak juga," ucap pemuda berambut hitam.

"Kau!" geram Alfha.

Kode nama huruf 'D' di tangan kiri Alfha sudah bersinar terang. Sebuah aura kegelapan terpancar keluar dari tangan kirinya. Darkness, kekuatan yang mampu mengendalikan elemen kegelapan sekalipun.

Rune-rune sihir muncul di belakang tubuh pemuda yang bernama Raka. Ia tak takut akan ancaman dari kekuatan kode nama Alfha. Suasana tegang begitu terasa hingga ... Alfha dan Raka terjatuh ke bawah seakan gravitasi menarik tubuh mereka kuat.

"Buat Raka dan Alfha tertekan gravitasi!"

Riza menunjukkan smirk jahat. Ia menutup buku catatan kecil miliknya. Ia bersiul dan berjalan santai seperti tak memiliki kesalahan.

"Riza!" kompak Raka dan Alfha geram.
.
.
.
.

Kedua gadis bertubuh tidak terlalu tinggi alias 'pendek' tengah sibuk di dapur. Aroma bumbu penyedap terhirup di sela-sela lubang hidung. Sebuah panci berisi ayam dengan kuah santan terasa nikmat untuk di santap.

"Rasanya sudah pas menurutku," ucap Yuki.

"Oke!" sahut Rena mengacungkan jempol.

Beberapa menit kemudian, ayam santan dan lontong sayur sudah tersaji rapi di meja makan. Yuki menggunakan kode nama 'Summoner' miliknya memanggil Aqua. Ia menyuruh Aqua membawa ketiga pemuda untuk makan siang.

"Tolong ya, Aqua." ucap Yuki tersenyum tipis.

"Baik, Yuki-sama." jawab Aqua. Sosok Aqua menghilang dalam hitungan detik.
.
.
.
.

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Kelima anggota Team Virus telah berkumpul di lapangan kosong. Cry, pembina team ini tersenyum di balik topeng putihnya.

"Baiklah, kita akan melakukan sebuah misi sampingan," ujar Cry menatap satu persatu anggotanya.

Rizal mengangkat satu tangan ke atas. Cry hanya melirik lalu mengabaikannya. Rizal melihat hal itu merasa kesal. Ia menuliskan sesuatu di catatan kecil diam-diam.

Hal tersebut dihentikan oleh Cry. Kode nama 'Imagination' beraksi. Tiba-tiba kekuatan kode nama milik Rizal tak berfungsi. Cry menyeringai lebar, sementara Rizal mengerutu kesal.

Rune-rune sihir muncul di belakang tubuh Raka. Ia berlari cepat menyerang Cry.

Rune Magic : Circle Star

Berbagai bentuk bintang dalam lingkaran meluncur cepat ke arah Cry. Cry masih diam tak merubah posisinya. Diam-dima Rena menggunakan kode nama 'Nature', tombak yang terbuat dari campuran elemen air dan udara bersatu.

Spear Water Air

"Cukup!"

Semua serangan menghilang dalam sekejap. Cry pun juga menghilang.
.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro