Angka Keramat

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sebuah mobil online memasuki kawasan perumahan elit di wilayah Jakarta Pusat. Sesampainya di salah satu rumah, tepatnya di area sangat ujung perumahan.

"Sudah sampai Mas," ujar Pak supir mobil online.

"Terima kasih Pak," balas seorang Pria berkulit putih.

Pria itu turun dari dalam mobil, ia menuju bagasi mobil untuk mengambil barang-barang miliknya di bantu Pak supir. Sebuah koper berukurang sedang, tas ransel gunung dan plastik hitam berisikan jajanan kecil.

"Saya sudah bayar sekaligus bonus ya Pak dan kasih bintang lima tentunya," ujar Pria tersebut tersenyum tipis.

"Wah terima kasih banyak Mas semoga diberikan rezeki dan dipanjangkan umurnya." Pak supir memberikan doa.

"Amin," balasnya.

Saat Pak supir mobil online memutar mobilnya, ia tak sengaja melirik ke rumah kostumer yang dituju. Rumah itu memiliki 2 lantai dan terlihat agak menyeramkan.

Tiba-tiba ia melihat sosok bayangan wanita tepatnya di jendela kamar. Bulu kuduk Pak supir merinding disko dibuatnya, ia pun langsung tancap gas cepat meninggalkan perumahan elit.

"Ihh!" seru Pak supir di dalam mobil ketakutan.

__04__

Gamawan, biasa di panggil Gama. Nama Pria yang baru saja sampai di perumahan elit di ujung belakang komplek. Gama menatap rumah di depannya penuh kagum.

"Sepertinya yang lain sudah berkumpul di dalam," ucap Gama menyeringai tipis.

Gama langsung membuka pagar hitam yang tak terkunci. Di sebelah pagar hitam tertulis angka 4 berwarna merah delima.

Koper ditariknya pelan, tas di gendong di punggung dan plastik hitam di tangan kiri. Gama berdiri di depan pintu masuk bercat merah maroon.

Tok!

Tok!

Tok!

Tok!

Gama mengetuk pintu sebanyak 4 kali, lalu pintu pun terbuka lebar. Ia langsung melangkahkan kaki jenjangnya masuk ke dalam rumah. Gelap. Itulah pandangan dari kedua netra Gama.

Brakk!

Pintu tertutup kuat. Gama sempat melirik dan tak ada satupun orang yang menutup pintu tersebut. Ia sepertinya sudah disambut oleh sang penghuni asli rumah.

"Selamat datang ... Gamawan," ujar seorang Wanita lembut.

"Wah terima kasih atas sambutannya," sahut Gama menyeringai tipis.

Lampu di dalam rumah menyala otomatis memberikan penerangan sebenarnya. Terlihat 4 orang termasuk Gama sudah berkumpul di ruang tamu.

"Ah payah! Loe nggak ada takut-takutnya sama sekali!" seru Pria berambut cepak. Ia kesal melihat Gama tak takut sedikitpun.

"Hahaha ... loe kurang profesional Bro," sahut Pria lainnya memakai kacamata berbentuk kotak. Ia menepuk pundak Pria berambut cepak cukup keras sampai membuatnya meringis.

"Anjir! Sakit bego!" Kesalnya.

Leonard, biasa di panggil Leon. Ialah Pria yang tengah meringis kesakitan.

"Hahaha ... cemen banget sih loe!" Wanita satu-satunya di kelompok itu mengejek ke arah Leon.

"Berisik loe Nenek Lampir!" Leon membalas mengejek.

Catherina, Wanita tercantik di sekumpulan Pria-Pria tampan. Cath, itulah nama panggilan teman-temannya.

"Nice Cath!" seru Pria berkacamata kotak.

Cath hanya memberikan sebuah ibu jari ke arah Pria itu. Ah sebut saja namanya Rayaniel atau Raya. Pria berpenampilan 'cupu' bagi yang mungkin melihatnya penampilannya, sebenarnya Raya adalah preman di kampus.

"Udah-udah," ujar Gama melerai. Ia menaruh barang bawaan di dekat sopa dan tas plastik besar di atas meja.

"Loe emang terbaik kawan." Leon memuji Gama. Ia langsung menyambut plastik besar hitam berisi jajanan supermarket.

"Makanan ajah gercep lo!" Cath menyindir. Ia turut mengambil susu coklat kemasan kotak.

"Gue ambil ini ya Gam," ujar Raya sopan.

"Sip!" Gama menyahut.

Mereka pun tengah asyik memakan jajanan supermarket yang dibawakan Gama. Selingan tawa canda dan obrolan kecil meramaikan rumah yang terkenal akan angkernya.

Brak!!

"Bunyi apa itu?" tanya Raya bingung.

"Mana gue tahu," jawab Leon santai.

"Pasti ini kerjaan lo kan! Ayo ngaku!"Ctah menuduh tanpa dosa.

"Malah pada berantem!" Gama menatap mereka tajam.

Sosok bayangan Wanita memperhatikan mereka penuh minat. Ia pun melambaikan tangan kanan rapuhnya dan seketika kejadian tak diinginkan akan segera terjadi.

___to be continue__

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro