2. Hantu Bungkus Saat Suasana Duka

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ini cerita pengalaman!
Tapi bukan saya yang terlibat karena saya tidak bisa lihat yang begituan.

Biar bisa membayangkan letaknya, rumahku itu ada di daerah Jawa Tengah yang perbatasan dengan jawa timur.

Kejadian ini sekitar pertengahan 2019 kemarin. Waktu itu bertepatan dengan hari kematian Alm. Simbah putriku (ibu dari bapakku). Karena waktu meninggalnya itu sore jadi terpaksa akan di makamkan hari besoknya.

Malam itu banyak tetangga dan kerabat yang berkumpul. Antaranya ada keluarga dari adik Alm. Simbah dan anak serta cucunya. Kira-kira ada 3-4 kepala keluarga lah.

Dari keluargaku sendiri ada 3 kepala keluarga, tapi hanya saja keluarga dari paman sedang dalam perjalanan karena rumahnya jauh di Kerawang dan butuh waktu lama untuk sampai.

Dari keluarga Kakak perempuanku sendiri, dia tidak datang. Selain karena rumahnya jauh di Jakarta, anaknya masih kecil dan belum ada setahun takutnya nanti sakit di ajak perjalanan di malam hari. Kakakku yang ngebet pengen ke sini sampai mau berangkat sendiri. Namun, akhirnya juga dia di larang oleh suaminya dan hanya tanya-tanya kabar lewat pesan chat.

Keluarga dari RT sini, sampai anaknya yang masih Sekolah Dasar pun juga ikut. For your info, si anaknya pak RT ini punya kemampuan buat ngeliat cuma gak selalu. Jadi gak aktif tiap saat gitu.

Pas jenazah Simbah sudah di sholatin, di masukkanlah ke peti. Petinya itu di letakkan di atas meja besar dengan lilin dan semacam sesajen di bawahnya.

Letaknya rumahku itu, kalau masuk rumah akan melewati undakan yang menuju teras, ruangan setelah teras itu tempat jenazahnya di letakkan, semakin kedalam lagi ada ruang tengah sama kamar.

Kebayangkah?

Nah, di ruangan tempat jenazah itu 'kan banyak kerabat yang nemenin Simbah sambil bercanda tawalah biar gak terlalu terbawa suasana duka. Namun, ada hal yang membuatku merasa ganjil akan ruangan itu. Bukan aku saja, tapi semua orang yang berada di ruangan itu juga tau.

Tepat di dekat peti itu ada kupu-kupu yang hinggap atau sesekali terbang, tapi tak pernah pergi jauh dari peti itu. Kata salah satu Paklek (anak dari adiknya simbahku) kupu-kupu itu jelmaan dari Alm. kakekku yang sudah lama meninggalkan sebelum aku lahir. Aku cuma heran saja ternyata ada yang begituan. Yah, mereka yang lebih tahu jadi aku hanya 'iyain' aja.

Hari semakin larut, banyak tetangga yang sudah pada pulang. Keluarga dari adik Simbahku yang rumahnya cuma beda RT sebagian juga pada pulang. Yang tinggal hanya tinggal bapak-bapak saja.

Waktu itu sekitar jam setengah dua belas malam. Aku masih tidak bisa tidur karena masih terbawa suasana duka. Akhirnya aku ikut berkumpul dengan tetangga yang masih berkumpul di teras rumah. Ada anak dari pak RT juga di situ.

Karena depan teras itu ada kali kecil, di sebrangnya ada sepetak kebun kecil milik tetangga yang di tumbuhi pohon pisang. Di saat semua orang sedang ngobrol sambil ngemil di teras, anak RT ini sedang bermain di tepi teras tepat seberangnya ada pohon pisang.

Tak selang berapa lama dia main tiba-tiba saja anak itu menangis dan langsung kembali ke tengah teras di mana ibunya berada. Di tanyalah itu anak kenapa kok nangis.

Katanya..

Ada hantu bungkus dengan mata merah menyala tepat di atas pohon pisang itu.

Awalnya dia kira yang ada di atas pohon pisang itu plastik putih yang besar. Kemudian saat hantu itu menoleh terdapat mata merah berkilat yang membuatnya takut.

Aku yang kepo juga iseng ke tepi teras dan lihat ke atas pohon pisang itu. Namun, tidak ada apa-apa di sana. Sayangnya aku tidak punya kemampuan untuk melihat yang mereka. Jadi cuma bisa merinding sendiri, duduk senderan pintu sambil ngemil kacang.

Karena anak itu sudah ketakutan dan nangisnya kenceng banget. Akhirnya pun ibunya sedikit bercanda untuk mencerahkan suasana.

"Ora popo, mbahe kakung mung ngancani mbahe ne A***, kok"

(tidak apa-apa, kakek cuma nemenin neneknya A***)

Kakek yang di maksud adalah hantu bungkus tadi.

Si A yang di maksud adalah namaku sendiri.

Karena usaha beliau gagal membujuk anaknya akhirnya pamit pulang dan di ikuti tetangga lain. Suasana teras jadi sepi dan akhirnya aku paksa untuk tidur saja. Tapi juga maksa ibu buat temenin tidur.

Keesokan harinya tepat saat hari pemakaman, begitu petinya di angkat menuju tempat pemakaman. Kupu-kupu yang kemarin hinggap di dekat peti itu mengikuti arah jenazah itu pergi dan tidak pernah kembali lagi.

***

End
Penulis
Icarus2933

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro