3. Menolong Sesama

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SELURUH KEJADIAN DI BAWAH MERUPAKAN KARANGAN AUTHOR SEMATA, TERMASUK NAMA-NAMA GRUP DI BAWAH. APABILA ADA KESAMAAN PADA HAL-HAL TERTENTU, MOHON DIMAAFKAN KARENA ITU SEMUA ADALAH KETIDAKSENGAJAAN. TERIMA KASIH, DAN SELAMAT MENIKMATI CERITANYA!

Yuu WIF | P3
Yo gais, siang! Ketinggalan apa nih?

Kak Raina WIF
LAPTOPKU RUSAK
ADEK GA ADA AKHLAK
MANA LAPTOP MAHAL HARGANYA

Katanya Ga Kenal WIF | GG
Kalo mau murah beli telpon aiya iya itu aja Na :v

Aura WIF
Iya ih, laptop sekarang mahal
KAK FEBRIII HUMOR AURAAA

Kak Fitri WIF
Kalo kamu beli yang sejenis mekbuk ya jelas mahal sayang

Rio WIF
Ada yang main cacing di sini?

Kedua jari jempolku menari di atas layar handphone. Mengirimkan dua kata singkat sebagai balasan.

Bukan aku

Hira WIF | P3
Aku aku

Kak Fauzan WIF | BRD
Wah ramai

***

“Naura, bantu Ibu masak sini!”

Baru saja aku hendak membalas chat-nya Kak Fauzan, teriakan Ibu terdengar nyaring dari arah dapur.

“Iya, Ma! Sebentar!” Aku dengan segera keluar dari aplikasi WhatsApp dan mematikan hanphone. Kemudian bergegas bangkit dari posisi terlungkup di atas kasur dan setengah berlari menuju dapur.

“Nih, Ibu kali ini mau masak ayam gulai. Liatin caranya! Biar bisa masak sendiri nanti kalo udah nge-kos,” Ibu memasak sambil mengomel. Sebagai anak yang baik, aku menuruti apa katanya. Cara ibu memasak sangat luwes dan telaten, membuat mataku sesekali agak kesulitan menangkap gerakannya.

Setelah acara masak dibawah pimpinan Ibu selesai, kami menyantap gulai ayam tersebut.

“Enak, Bu!” Selama makan, aku tak henti-hentinya memuji rasa yang berasal dari lauk yang baru saja kami masak.

“Gimana? Enak ‘kan, resep spesial buatan Ibu?” Ibu sendiri tampak bangga dengan hasil masakannya. Beberapa kali beliau berhenti makan untuk memberikanku tips dan trik dalam memasak gulai. Karena tidak boleh makan sambil berbicara, aku merespon setiap perkataan Ibu dengan mengangguk.

Selesai makan, aku dan Ibu tanpa aba-aba melakukan tugas rutin kami setiap harinya. Ibu mencuci piring, sementara aku membersihkan sekaligus merapikan meja. Aku melakukannya dengan senang hati. Terkadang, sesekali aku tertawa pelan mengingat momen-momen lucu di grup WhatsApp-ku.

Ah, aku belum memperkenalkan diri ya?

Salam kenal semuanya! Namaku Naura Azkia Pratiwi. Er … sepertinya nama panjangku tidak terlalu diperlukan, ya? Kalian bisa memanggilku Naura saja. Tetapi ada beberapa teman yang memanggilku Kia atau Tiwi.

Panggil Kakak juga boleh! Huhu …. Ini karena tidak ada yang menganggapku kakak, padahal jelas sekali kalau aku lebih tua dari mereka. Bahkan Aura dan Hira yang masih SMP saja tidak menganggapku sebagai kakak kelas mereka!

Yah, walau pada akhirnya itu tergantung kalian akan memanggilku apa.

Saat ini aku sedang berjuang untuk naik ke kelas 12. Yup, aku sekarang masih kelas 11. Tetapi sebentar lagi, dalam hitungan bulan, aku akan menjadi kakak kelas dari seluruh angkatan! Wahahaha, kalian harus memanggilku kakak saat itu!

Kak Naura … terdengar keren!

“Naura? Kenapa? Kamu kangen Wina?” Ibu yang masih menyusun piring di rak bertanya padaku.

Ups, sepertinya aku tanpa sengaja mengatakan kalimat terakhir yang kupikirkan.

Dan omong-omong, Wina itu adik sepupu kesayanganku. Satu-satunya orang yang memanggilku Kak Nau. Uuuh, jadi makin sayang deh dengannya.

Baiklah kembali lagi ke perkenalan diriku. Aku adalah salah satu dari mereka yang memiliki grup kepenulisan. Atau bahasa kerennya aku adalah owner sebuah grup. Lebih tepatnya owner dari WIF, singkatan dari Writing Is Fun. WIF adalah sebuah grup kepenulisan yang berdiri sejak sekitar sepuluh bulan yang lalu. Pada awalnya, aku bahkan kesulitan mencari anggota. Untunglah, teman-teman online-ku mau membantuku membangun grup itu hingga menjadi salah satu grup kepenulisan yang cukup terkenal.

WIF adalah grup kepenulisan yang berbasis WhatsApp, dengan Wattpad sebagai tempat untuk menyalurkan hasil karya para anggota. Ah, tapi anggota yang tidak memiliki akun Wattpad juga boleh bergabung. Asalkan mereka memiliki WhatsApp, itu tidak masalah. Kami juga gencar memublikasikan kegiatan kami di aplikasi sosial media lainnya. Seperti Instagram, Line, Twitter, dan sebagainya. Makanya ada beberapa anggota WIF yang bukan pengguna Wattpad.

Bagiku yang introvert ini, memiliki teman-teman online dapat membantuku mengatasi kesulitanku dalam berinteraksi dengan orang lain. Dan untunglah aku bertemu dengan orang-orang ramah yang sekarang telah menjadi anggota WIF.

“Naura, coba kamu buka TV, lihat ada berita apa di sana,” perintah Ibu tiba-tiba, cukup mengejutkanku.

“Memangnya ada apa, Bu?” tanyaku seraya melaksanakan perintahnya. Tumben sekali beliau menyuruhku menyalakan televisi. Biasanya ia sudah cukup dengan berita dari koran atau majalah yang hampir setiap pagi dikirimkan ke rumah.

“… tentu saja kami akan berusaha sebaik mungkin melanjutkan pencarian terhadap korban yang menghilang.”

“Buuu, buka channel yang mana?” teriakku yang masih bergeming di depan televisi dengan alat pengganti salurannya di tangan kananku.

Ibu datang dengan terburu-buru. “Channel berapa itu? Coba ganti.”

Aku mengangguk dan menuruti apa kata Ibu.

“Ah, itu aja! Itu udah bener, Nau. Makasih, ya,” ujar Ibu begitu aku sampai pada saluran yang dia inginkan. Ibu kemudian mengusap kepalaku lembut. Aku diam saja dan tersenyum. Tak mengelak kalau aku memang menyukai perlakuan semacam itu darinya.

“Letusan Gunung Merapi menimbulkan banyak kerusakan pada fasilitas sekitar. Banyak kerugian yang dirasakan dalam insiden kali ini termasuk banyak ditemukannya korban jiwa. Sebagian warga yang masih selamat tengah diarahkan untuk segera ke tempat pengungsian.”

“Merapi meletus lagi? Wah,” Ibu memberikan komentar seraya membaca tulisan yang berada di layar.

Aku menyimak beritanya sebentar, lalu segera pergi ke kamar dan membuka ponsel.

__________

Guys, Merapi meletus ya?

Kak Fauzan WIF | BRD
Yup

@Rio WIF bukannya kamu tinggal di deket Merapi?

Kayla WIF
Beda kota kak

Rio WIF
Beda provinsi

Kayla WIF
Eh, iya? Kiarin beda kota

Rio WIF
Enggak, beda provinsi
Tapi masih lumayan deket sama Merapinya

Keadaan di tempatmu gimana Ri?

Rio WIF
Kami cuma kebagian asepnya doang
Sama suara ledakannya itu loh
Gila gede banget
Tapi syukur nggak ada korban di sini

Oh, syukur deh

Ordelia(ma) WIF | BRD
Bukannya kamu ya Nau, yang tinggal di deket sana?

Aku di Jakarta, Del

Ordelia(ma) WIF | BRD
:’v
Astaga kejauhan

Kak Fitri WIF
Memangnya kenapa Nau?

Ng, nggak ada sih. Nanya doang

Aku merebahkan badan di kasur. Menatap langit-langit kamar yang kosong. Tatapanku kemudian mengarah ke seisi ruangan. Mainan, meja belajar, cermin, lemari. Semuanya dalam keadaan bagus.

Pikiranku melayang ke para korban bencana. Terlihat jelas dari televisi tadi, kalau sebagian besar rumah mereka hancur. Raut-raut kecemasan para warga terus membayangiku. Terutama wajah seorang balita yang sekilas tertangkap kamera. Dia terlihat seperti habis menangis.

Keadaanku yang terlalu baik saat ini, membuatku merasa bersalah pada mereka semua.

Baiklah, aku harus melakukan sesuatu.

__________

Kak Kurumi WIF | GG
Iya, kalo Merapi memang sering erupsi. Tapi beberapa tahun ini baru pertama kali meletus.

Guys, aku punya rencana nih

Aura WIF
Apa

Galih WIF
Rencana apa?

Reska WIF
Rencana apaan Nau

Gimana kalo kita kumpulin donasi buat korban bencana Merapi?

Tiara WIF
Donasi? Donasi gimana?

Ya donasi. Nanti kita kumpulin uang sama barang-barang yang mungkin diperluin sama korban bencana

Ordelia(ma) WIF | BRD
Wih, boleh tuh

Cynthia WIF
Boleh boleh boleh

Kak Tanaka WIF
Ayo, aku setuju

Kayla WIF
Terus kumpulin donasinya lewat apa Nau?

Hmmm
Cara tercepat dan teringkas sih ya lewat bank
Transfer

Aura WIF
Yah, aku nggak ada ATM

Rio WIF
2

Reska WIF
Aku juga ga ada

Ordelia(ma) WIF | BRD
Aku bisa numpang ATM mamaku sih

Kayla WIF
Nggak bisa lewat pulsa aja ya, kirim donasinya? :(

Nggak bisa, pulsa nggak bisa diuangkan sayangnya

Kayla WIF
Yah, aku pass deh

Rio WIF
Aku coba bujuk mama

Tiara WIF

Aku gatau deh
Aku coba bujuk ibu dulu. Kalo nggak bisa ya gitu maap

Kak Fitri WIF
Aku bisa. Kirim aja nomor rekeningnya ntar nau

Oke kak
Oh iya, ini program untuk umum juga. Kalo ada kenalan kalian yang dari luar mau ikut nyumbang boleh

Aura WIF
Nanti nyumbangin donasinya gimana Nau? Kamu kan di Jakarta

Ayahku sering dinas keluar kota. Dan kebetulan banget minggu depan dia mau ngadain riset di sana. Aku bisa minta tolong titipin donasinya sama beliau

Kak Kurumi WIF | GG
Nau, abangku katanya mau ikut donasi
Donasi mi instan katanya

Ordelia(ma) WIF | BRD
Pffft----

Galih WIF
Serius kak?

Kak Fauzan WIF | BRD
Bisa, bisa kok donasi mi
Malah mungkin membantu. Karena keadaan di tempat pengungsian nggak memungkinkan untuk masak sesuatu yang ribet. Mereka malah perlu sesuatu yang praktis kayak mi instan.
Apalagi aku denger kabar katanya tempat pengungsiannya bakal pindah karena asep Merapi sudah sampe di sana. Jadi nggak mungkin sempat untuk masak yang aneh-aneh

Kak Fitri WIF
Nau, temenku dari grup sebelah katanya mau ikut donasi

Bagus deh, oh iya. Siapa yang mau buatin poster ajakan donasi kali ini?
Yang mau nanti dapet bonus di akhir bulan

Ordelia(ma) WIF | BRD
Aku lagi ga bisa. Lagi sibuk

Reska WIF
Uhuk---

Poster bikinanku burik---

Rio WIF
Aku bantu share nya aja

Yuu WIF | P3
Aku bisa Nau

Oke, nanti Yuu yang bikinin posternya
Yang lain juga jangan lupa promosiin posternya kalo sudah jadi
Untuk sekarang, kasih kabar aja dulu ke yang lain. Siapa tau ada lagi yang mau ikut


Kak Raina WIF
Shiap! Nanti Raina kasih tau temen-temen di efbeh, igeh, dan lain-lainnyah

Wuah, bagus tuh kak

Hira WIF
Member paling imut kembali
Aku ketinggalan apa aja? Rame bener

Prisna WIF
Naura katanya mau bikin program donasi

Hira WIF
Donasi apa Nau? Merapi tadi?

Iya

Hira WIF
Aku nyelem dulu

Aku tersenyum melihat respon positif yang diberikan oleh member WIF. Kedua ujung bibirku terangkat bangga. Bersyukur memiliki komunitas dengan anggota yang baik semua.

Sekarang, tinggal menunggu Yuu menyelesaikan poster donasinya. Setelahnya baru kita mulai promosi besar-besaran.

* * *

_______

WIF_Official PROGRAM DONASI MERAPI
Mari bersama kita bantu saudara-saudara kita di tempat pengungsian.
Berminat? Hubungi nomor yang tertera di poster!

_______

Mulut kecilku lagi-lagi membentuk setengah lingkar tanpa sadar. Dua jam yang lalu, Yuu berhasil menyelesaikan posternya dengan hasil yang sangat memuaskan. Hasilnya jauh melebihi ekspetasiku. Anggota yang lain pun sudah setuju dengan hasilnya.

Ternyata, saat aku tidak berada di grup setelah menyampaikan ide berdonasi, Kak Kurumi selaku ketua WIF mengajak anggota yang lain membahas konsep yang akan mereka gunakan untuk poster. Itulah yang membuat aura poster ini nampak maksimal. Seluruh anggota telah membantu menyampaikan pemikiran masing-masing dan saling membantu untuk menyelesaikan posternya.

Aku membaca satu persatu komentar yang berada di Instagram. Kemudian berpindah ke aplikasi Twitter, dan lainnya. Aplikasi terakhir yang kubuka sebelum memasuki grup obrolan WhatsApp WIF adalah Wattpad. Aku sangat puas dengan hasil kerja setiap admin akun media sosial WIF, mereka semua bekerja dengan cepat dan tanggap. Mereka bahkan selalu fast respon saat ada orang lain yang bertanya mengenai perincian program donasi. Aku hanya perlu menambahkan satu atau dua informasi tambahan yang memang lupa aku sampaikan di grup.

Hai guys, aku kembali~

Kak Raina WIF
NAURAAAA
AKU DAH PROMOSI DIMANA-MANA FB IG TWITER LINE WP KAKAO BAHKAN BLOG UWU

Wah, sip kak!

Fikar WIF
Nau, kawan gue ada yang mau ikutan

Beneran Fik?

Fikar WIF
Yoi
Gak sia-sia gue promosi di lapak sebelah

“Naura, kamu ngapain?” Ibu tiba-tiba saja masuk ke kamarku dan duduk di sebelahku yang masih sibuk mengobrol di grup chat WIF.

“O-Oh, Ibu. Ini, Ibu tau kan grup yang aku buat di Wattpad, Writing Is Fun? Nah, kami rencananya mau ngumpulin uang untuk bantuin korban bencana Merapi,” ujarku seraya menunjukkan poster yang dibuat oleh Yuu.

Ibu hanya menggumamkan, “Ooh,” panjang seraya mengangguk-angguk. “Ini nomor rekening Ibu yang kamu pakai, kan Nau? Kalo uangnya udah kekumpul, terus gimana?” Ibu bertanya kembali.

“Kan rencananya nanti Ayah mau dinas ke sana. Naura bisa titip donasinya lewat Ayah. Kalau donasi uang lewat rekening, mungkin Naura bisa langsung transfer. Tapi kalau yang bentuknya barang kayak mi instan, pakaian, baju, dan lainnya, rencananya nanti Naura mau minta tolong sama Ayah,” jelasku antusias.

Ibu tidak berkomentar, tangannya kembali mengelus pucuk kepalaku. Beliau tersenyum padaku. “Bagus. Ibu bangga sama Naura. Ayah juga pasti bakal setuju dengan ide kamu ini. Teruskan ya, Nau.”

Setelah mengatakan itu, Ibu keluar dari kamarku.

Aku tak dapat menghentikan mulutku untuk tersenyum lebar. Bangga rasanya mendapatkan pujian semacam itu.

Dan lagi aku merasa telah melakukan hal yang luar biasa, meski yang aku lakukan saat ini hanya menjadi perantara untuk mengumpulkan donasi.

Kobaran api semangat menyala di dalam hatiku. Aku kembali membuka ruang obrolan WhatsApp WIF dan menanggapi teman-teman di sana.

Sudah aku duga. Sosial media, kalau dimanfaatkan dengan baik, dapat memberikan begitu banyak dampak positif. Baik bagi para penggunanya, maupun yang terkena dampaknya.

Aku bersyukur telah membentuk WIF. Selain dapat membagikan ilmu dan mengobarkan semangat menulis, WIF juga dapat menjadi sarana untuk berbuat kebaikan seperti mengumpulkan donasi untuk bencana kali ini.

END

WRITTEN BY Hanaru186

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro