5. Hal Sepele

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Menjelang kemunculan semburat benang putih di langit yang gelap kamu menapakkan kaki ke bibir pekarangan dengan bau amis yang menyengat. Sambil menahan getaran, tangan kurusmu berusaha menggapai dan menarik pegangan pintu kayu yang terkena bercak merah. Ketika tak sengaja memergoki bayangan hitam yang melangkah kian dekat kamu berusaha mengatur kelajuan detak jantung. Tak lama kemudian, kamu hampir kehilangan beberapa tetes darah jika tidak berhasil menjauh dari sebuah linggis yang melayang penuh nafsu seolah ingin mencerai-beraikan kepalamu yang sangat berharga.

Kamu tampak berpikir keras tentang cara bagaimana memaksimalkan kemampuan sebagai anchor layaknya sedang bertanding di lapangan. Hanya saja kali ini kamu melawan satu musuh, bukannya lima. Atau, empat yang lain masih belum menunjukkan tapak kakinya?

Air muka dari wajahmu sulit dibaca. Kamu bergumam setelah membenahi kacamata, "Yang begituan ... punya tapak kaki? Ah, tidak. Apa yang aku pikirkan?"

Kamu terus memaksa kaki-kakimu yang sudah linu untuk berlari melawan arah kejaran si bayangan hitam. Dengan harapan besar dapat berdamai dengan pemilik tangan berlumur darah, matamu mengobrak-abrik ruangan pengap tersebut. Mengabsen segala benda di sekitar yang sekiranya berguna untuk bersembunyi dari sosok hitam yang hampir saja membuat kepalamu menjadi bubur.

Mengabaikan getaran hati dan tegaknya bulu rambut di sekujur kaki, kamu memantapkan diri untuk keluar dari balik tumpukan karung pakan ayam setelah hampir lima menit berdiam diri. Sosok yang kamu cari sedang balik bersembunyi. Berbekal sedikit keraguan, kamu menghampiri box paling pojok kanan dekat tempat penyimpanan peralatan kandang.

Rasionalitasmu meyakini bahwa sekali kamu berhadapan dengan pemilik linggis tadi, kamu harus siap menerima luka di bagian tubuh. Mengendap-endap kamu mendekat. Menahan rasa mual yang sedari tadi berusaha melumpuhkan keyakinanmu untuk membawa pulang si bayangan hitam.

Secepat seorang anchor mengecoh gelandang tim lawan, kamu sudah berada di hadapan box ayam petelur tanpa penghuni tersebut. Alih-alih sosok hitam berjongkok sambil membawa pisau daging atau linggis tadi, iris kecokelatan milikmu tidak menemukan apapun. Matamu membola sempurna dan kamu siap menerima kemungkinan terburuk yang sebentar lagi bisa saja terjadi.

"Bjir- Mejikuhibiniu! Mejikuhibiniu!" umpatmu sesaat sebelum memberanikan diri berteriak lebih keras.

"Kapten, jangan main petak-umpet denganku. Aku tak pernah bisa memenangkannya sekalipun," ucapmu keras tanpa mengubah posisi.

Perlahan, bayangan hitam itu keluar dari tempat persembunyian. Kamu pun merasakan guncangan yang hebat dari satu-satunya organ pemompa darahmu. Getaran suara terisolasi dalam faring, kamu tak mampu mengeluarkan keluhan. Air muka keruhmu mengatakan bahwa yang ada di ada di kepalamu hanyalah cara melengahkan kapten terhormatmu.

Belum sempat kamu membuka mulut untuk kedua kalinya, lengan kananmu harus merelakan diri sebagai tameng lemparan linggis sepanjang setengah meter. Kamu bahkan tak mampu mengaduh karena serangan kedua segera datang menghampiri.

JLEB!

Sebuah celurit yang sangat tajam seperti baru diasah tidak menancap di leher berpeluhmu. Namun, menghantam dinding kayu di belakang. Pelaku lemparan kilat alat tajam barusan berjalan perlahan ke arahmu sambil tertawa sebelum akhirnya menerkam dan menindihmu.

"Lu beneran ... Vian? Masih gak bisa ane percaya."

"Meskipun ane tau, lu ... yang ngabisin ayam-"

Lehermu tertahan oleh kedua tangan berlumur darah.

"Ke-Kena ... pa?"

DUAK! KRAK! KRAK!

"Wah, pecah. Hahaha! Artis maniak pare yang biasa dipanggil Vara pun gak akan tau siapa yang mecahin kepala lo, Han."

"Oh, iya. Kenapa, kata lo tadi? Gua cuma mau balas kelakuan ayam-ayam tengik di sekolah kita ini. Mereka misahin sepatu futsal tercinta gua dari tuannya. Masa sepatu gua dicikol terus dijadiin Ayam-ayam itu pantas dipisahkan leher dengan badannya. Termasuk lo yang bikin Nisa menjauh dari gua ... Farhan Anandatara."

*THE END*

WRITTEN BY vev_e_vev

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro