5. Rumor Media Sosial

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Stt, kau tau rumor yang beredar akhir-akhir ini?"

"Rumor apa?"

"Jika kau sering curhat di media sosial katanya kau akan terjebak di dalamnya."

"Benarkah?"

"Iya, jika kau sampai terjebak maka kau akan bertemu dengan peri yang akan mengurungmu. Tapi sebelum mengurungmu dia akan mengabulkan satu permohonanmu."

Hentikan!

Rumor yang konyol!

Mana ada hal seaneh itu di zaman seperti ini. Dua orang itu suka sekali menyebar rumor yang tidak-tidak. Dasar tukang gosip!

Malangnya lagi banyak orang yang bicara dengan mereka percaya. Lihat dulu kebenarannya sebelum percaya begitu saja. Dia punya bukti atau tidak.

Aku muak mendengar mereka berdua bergosip setiap hari. Membuat kupingku panas begitu mendengarnya, entah kenapa juga sih.

Aku guling-gulingan di kasur empukku mencoba untuk tidur, tapi ucapan duo penggosip tadi siang membuatku tidak bisa tidur. Ini benar-benar merasa konyol sekali. Aku tidak bisa tidur cuma karena gosip yang tidak ada bukti kebenarannya?

Tauk budu

Aku mengambil ponselku untuk mencari solusi agar bisa tidur. Hatiku terus merasa panas karena terus memikirkan rumor itu. Tanpa sadar aku nyrocos terus mengatakan kekesalanku tentang mereka.

Di layar ponsel itu terpampang tulisan tentang cara agar bisa tidur cepat. Salah satunya adalah minum susu hangat. Segera aku beranjak dari kasur menuju dapur untuk membuat susu hangat. Lebih baik repot begini dari pada harus di hantui kekesalan yang sudah membuncah.

Awalnya sih biasa saja tidak ada yang aneh. Hanya saja saat aku kembali ke kamar ponselku menampilkan sebuah hologram berwujud anak kecil laki-laki yang kelihatannya menungguku.

"Selamat Malam, Honey."

Gelas susu hangat yang aku bawa langsung meluncur turun dan pecah berkeping-keping. Aku spontan menuju ke arah pintu untuk kabur, tapi entah kenapa pintu itu menjadi macet seakan di kunci dari luar. Mukaku sudah pucat pasi dan memilih untuk berdiri di pojok kamar sambil jaga-jaga.

"Kenapa harus ada hantu saat seperti ini?" rengekku pelan.

Hologram anak kecil tadi kemudian tertawa ke arahku. Tawanya normal sih seperti anak kecil pada umumnya. Hanya saja dia 'kan hologram, gimana gak aneh coba?

"Honey, jangan takut dengan ku! Aku hanya hologram dan bukan hantu. Dua hal itu sangat berbeda."

Aku pun memberanikan diri untuk mendekatinya karena penasaran. Untuk jaga-jaga aku membawa sapu yang gagangnya aku acungkan ke arah hologram itu.

"Siapa kau? Kenapa kau ke sini?"

Aku berhenti tepat di depannya dan hologram itu malah tersenyum kepadaku.

"Namaku Koi, aku adalah Peri yang menjadi teman curhat semua orang. Anggap saja aku sebuah NPC yang setia melayani siapapun."

Koi menyentuh udara kosong di depannya. Muncul sebuah hologram lain yang berisi link. Koi mengetuk link tersebut dan tiba-tiba hologram lain muncul di depanku. Hologram putih kosong seperti sebuah kertas, dan terdapat pena kecil di atasnya.

"Tuliskan satu permohonanmu."

"Tunggu, kau nyata? Sepertinya aku sedang berhalusinasi."

"Tidak, kau masih sadar kok, Honey."

"Aku pasti sudah gila."

"Honey, kau tidak mungkin gila."

"Jika ini mimpi harusnya aku akan sadar saat merasa kesakitan."

"Jangan menyakiti dirimu sendiri, Honey."

"Berhenti memanggilku Honey, woi. Namaku Hany!"

"Oala, galak."

Aku memperhatikannya yang duduk di pinggiran kasur tersenyum menatapku. Dia terlihat seperti anak kecil berusia 7 tahun. Dia bukan bocah T kan?

"Aku bukan Tuyul!" seru Koi.

Sesaat setelahnya aku berlari keluar dan mengunci pintu kamar. Aku pergi ke kamar kakakku dan tidur di sana. Gegara muak jadi sampai membangunkannya dan di tanya panjang lebar. Sementara aku hanya menutup telingaku dan pergi ke alam mimpi.

'Aku harap kau jadi ikan Koi saja dari pada menghantuiku,' runtukku dalam hati.

***

Keesokan harinya aku kembali ke kamarku, mengecek apakah Koi masih di dalam?

Namun, saat aku masuk tidak ada seorang pun di dalam. Eh, memangnya Koi itu manusia?

Aku telusuri setiap jengkal kamar ini, hasilnya masih sama tidak ada tanda-tanda adanya Koi di sini. Hal yang ganjil mungkin cuma ponselku yang ada di lantai. Perasaan semalam masih di kasur.

Aku berinisiatif mengambilnya. Tepat di samping ponselku terdapat ikan Koi yang terkapar. Ikan itu masih bergerak hanya saja dia tidak bernafas.

'Aneh, perasaan aku tidak memelihara Ikan Koi.'

Aku mengambil ikan itu dan secepatnya menuju kamar mandi untuk meletakkan ikan itu ke dalam air. Ikan itu langsung berenang bebas saat masuk ke air. Aku kembali keluar untuk mencari wadah, hanya saja saat aku kembali ikan itu hilang dan yang ada di bak kamar mandi itu Koi.

"Selamat pagi, Honey."

"Lho mana ikannya? Kok yang di sini kau sih?"

Aku bingung sebenarnya apa yang terjadi. Koi tidak lagi menjadi hologram, dia benar-benar menjadi anak kecil.

"Honey, jahat sekali permintaanmu. Kau membuatku menjadi Ikan Koi dan terkapar di lantai tanpa air semalaman," rengek Koi sambil memainkan airnya.

Seingatku, aku tidak meminta apa pun kemarin. Aku bahkan mengabaikan hologram permohonan kemarin dan memilih untuk lari. Apa jangan-jangan waktu aku sebelum tidur semalam?

"Honey, kau bingung rupanya. Permohonan orang kepadaku bisa berwujud apa saja, termasuk suara."

Aku terkejut, ternyata gerutuku semalam itu malah di kabulkan sebagai sebuah permohonan. Yang makin ngeri lagi adalah Koi menatapku sambil menyeringai seakan aku adalah buruannya.

"Tahab berikutnya, kau bisa menebaknya sendiri."

Dari rumor yang beredar, setelah permohonan seseorang di kabulkan olehnya. Maka berikutnya adalah Koi akan mengurungku.

Koi membuat hologram di lantai kamar mandi yang menghisap kami ke dalamnya. Saat aku buka mata yang terjadi adalah ruangan serba putih dan ada benda aneh yang melayang-layang.

Koi dalam wujud ikannya mendekatiku dan menjelaskannya.

"Selamat datang di dunia Media Sosial, Honey. Kau akan menjadi partner ku di sini. Di dunia ini kau dapat melihat semua perkembangan yang di kirim di Media Sosial."

"Apa-apan ini keluarkan aku!"

Terdengar suara tertawa yang menggema dari Koi. Dia pun berubah menjadi manusia dan melayang-layang di udara.

"Kau tahu kesepakatannya? Kau memanggilku, aku akan mengabulkan permintaanmu. Tapi, kau akan aku kurung di dunia Media Sosial untuk jadi Partnerku."

"Tapi, aku tidak pernah memanggilmu!"

"Kau tidak memanggilku, tapi suaramu yang memanggilku. Entah sengaja atau tidak itu sama saja."

Sialan apa yang harus aku perbuat sekarang? Aku tidak bisa kembali ke dunia nyata. Ini semua gegara rumor aneh itu.

"Ini semua kutukan, Honey. Jika kau ingin kembali, kau harus bergelud di dunia ini untuk mematahkan kutukannya."

***

END

Penulis
Icarus2933

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro