Pecinta Jerawat dari Plaju Karya Emak Yaya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Icha Rizfia
Akun Wattpad: Icha_rizfia
Judul: PECINTA JERAWAT DARI PLAJU
Gen: GEN 1

***

Mengenalnya, adalah kebetulan. Tahu namanya, pun tanpa kesengajaan. Menjadi kawannya, semoga bukan kesialan. Karena yang jelas, ia selalu memberi semburat manis dalam setiap kesempatan.

Gadis manis yang masih berstatus mahasiswi ini, salah satu kawan yang sempat terombang-ambing posisinya dalam gen. Meski di awal perjumpaan ia tampak pendiam, sesungguhnya ia lebih atraktif dari gangsing. Terlebih, dalam berkarya.

Plaju, Palembang asalnya. Menempuh pendidikan di salah satu kampus yang dibangun di atas tanah. Bukan di langit, atau di batas awan. Karena ia makhluk bumi berjerawat yang nyata saat disentuh hidungnya.

Aku Rapuh Dalam Kasihmu, adalah novel pertama yang kuingat, saat ia mengenalkan salah satu karya mayornya. Jika sebagian orang atau aku sendiri selalu mengeluh perihal ide buntu, karya yang monoton, jumlah viewer dan kolower, ia tidak. Atau ... mungkin tak  diutarakan jelas. Tak mengapa baginya tak ada pembaca, asal ada editor yang luluh lantak pada imajinasinya. Siapa tahu, jodoh akan datang menghampiri pula.

Sejak SMA, bahkan sebelum masuk WWG dan bertemu deretan tutor menggelora jiwa dan raga, ia jauh lebih dulu menggeluti dunia menulis tanpa digemborkan. Seolah bakat sejak dini ia sembunyikan rapat, agar dianggap sama-sama pemula.

Karya-karyanya pernah masuk dunia mayor, kala itu. Dunia yang masih mempertimbangkan kualitas dan bukan semata jumlah pembaca beserta antek-anteknya. Tak peduli berapa orang yang membaca, tak mengira akan ada juga yang membeli. Ia masih belia, saat seorang guru Bahasa Indonesia memuji tulisannya 'istimewa'.

Berbagai event menulis ia jalani diam-diam, seolah kami tak perlu tahu bahwa ia tengah berjuang.

Gadis pecinta jerawat ini, suka sekali dengan kisah yang berakhir sedih dan dramatis. Baginya, kisah seperti itu seperti punya 'greget' tersendiri. Pun dengan salah satu kisah yang pernah ditulis.

Mencintai, adalah hal terakhir yang mungkin akan ia utarakan secara gamblang pada kami. Meski berdalih masih jomblo, aku yakin ada banyak mantan yang mengekorinya. Entah mantan  penjual dawet langganannya saat SD, mantan guru main kelereng saat TK, mantan penjual nasi goreng yang saat SMP pernah dihutangi, atau mantan ketua kelas SMA yang naksir berat pada jerawat di pipi.

Ia tidak mencolok. Ia tak memiliki grup fans. Ia juga tak begitu pemes. Lagi, ia hanya semburat hangat yang tak begitu terlihat namun, berarti.

Sesekali, kamu butuh warna baru agar terlihat menawan, Nak. Jangan malu, jangan sembunyi. Kamu, selalu terbaik ... Winda.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro