2. Desa tepian sungai, Hagen

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jauh sebelum Desire diluncurkan. Nama perusahaan pengembangnya, R.K Group, telah membuat beberapa terobosan apik untuk membantu pekerjaan manusia. Produk terlaris yang selalu berdiri di puncak penjualan masa itu adalah Key Linguo. Dengan memahami banyaknya para imigran atau pelancong yang sering bepergian ke luar negeri. Key Linguo membantu mereka dalam aspek komunikasi bahasa.

Awalnya Jonathan Wrisbur mengalami fase jatuh-bangun. Jonathan mengalami permasalahan bahasa tiap kali berpindah tempat mengikuti orang tuanya. Puncak masalahnya ketika Jonathan pindah ke Tokyo. Mayoritas warga Jepang tidak mengerti bahasa asing. Oleh sebab itu, Jonathan mulai merakit Key Linguo di garasi rumahnya.

Berbekal ilmu yang dia dapatkan semasa perkuliahan. Jonathan dan teman-teman barunya mulai mengembangkan Key Linguo ke tahap lebih tinggi. Perlahan namun pasti. Key Linguo yang berbentuk layaknya jam tangan, direspon positif oleh para turis dan penerjemah. Hingga tiga tahun kemudian, Key Linguo telah beredar ke seluruh penjuru dunia.

Berbasis di sebuah daerah di Shibuya. Jonathan mulai gencar mempelajari ilmu-ilmu tentang virtual reality. Dia bekerja lebih keras daripada kebanyakan direktur-direktur perusahaan. Hingga satu hari Jonathan memainkan game virtual pertama bernama Space Deleter.

Hasrat Jonathan untuk menyempurnakan game virtual mulai meroket. Dia menjalin hubungan kerja sama dengan pengembang Space Deleter. Bersama tim tersebut, Jonathan membentuk R.K Group dan berhasil menciptakan sistem Artifficial Intellegence pertama mereka. Sistem tersebut diberi nama Sylphia, berupa peri kecil berwarna hijau yang akan menyambut para pemain nantinya ketika pertama kali mengakses Desire.

Setelah menunggu waktu yang panjang dan meninjau ulang apakah ada sistem yang salah atau tidak. Desire akhirnya rilis. Ditambah dengan fitur Key Linguo milik Jonathan. Para pemain Desire tak perlu khawatir tentang masalah bahasa dan komunikasi. Dalam Desire bahasa mereka hanya satu tak peduli dari mana para player itu berasal.

Tepat hari ini, satu tahun setelah perilisan Desire. Dengan pemikiran yang matang milik Jonathan serta keputusan bersama. Jalan cerita game Space Deleter resmi digabungkan dan menjadi satu dunia dengan Desire.

Kini dunia Chromez memiliki penambahan fitur juga jalan cerita baru. Yaitu tentang cerita petualangan luar angkasa yang berpadu dengan cerita menegangkan era kolosal. Penggabungan tersebut bertujuan agar semakin banyak orang yang terpikat dan memainkan Desire.

Sylphia mulai menyebarkan informasi tersebut. Berita maintenance dengan cepat tersebar. Satu per satu para player mulai meninggalkan kapsul mereka dalam waktu lima jam ke depan. Mereka tidak sabar akan menjadi seperti apa jalan cerita terbaru, juga misi-misi tersembunyi yang akan menemani mereka.

***

[Selamat datang di Desa Hagen]

Seiring suara pemberitahuan terdengar di telinga Rust. Mata Rust terbuka dan mendapati dirinya ada di tengah desa. Meski kecil, suasana desa tersebut mengingatkan kembali kenangan masa lalu Rust.

Sebuah desa yang di kelilingi oleh aliran sungai-sungai kecil. Tatanan rumah juga peradaban di sana tak jauh beda dengan tempat Rust dibesarkan.

Burung-burung saling bersahutan di angkasa. Hembusan angin dingin yang menerpa dedaunan terasa sangat nyata baginya. Rust terpana oleh dunia tersebut. Matanya menyapu tiap momen yang bisa ia dapatkan.

Rust hanyalah seorang pemula di antara pemula yang lain. Begitu memasuki Desire, dia tak tahu hal apa yang harus dia lakukan. Ini adalah pengalaman pertamanya bermain game.

Lalu seekor peri seukuran telunjuk tangan manusia dewasa tiba-tiba muncul di pundak Rust. Peri itu adalah sosok peri yang Rust lihat saat membuat karakter.

"Apa ini pengalaman pertamamu bermain game?" tanya peri itu dengan suara layaknya anak kecil. "Namaku Sylphia. Aku akan memandu para pemula sepertimu."

Sebelum Rust menanyakan eksistensinya. Sylphia seakan tahu apa yang ada di pikiran pemuda itu dan memperkenalkan diri. Sayap kecilnya mengepak dan menerbangkan Sylphia berputar di hadapan Rust.

"Jadi, apa yang harus kulakukan untuk pertama kali Sylphia?"

"Pertama-tama. Semua interface yang bersangkutan dengan informasi karakter, skill, tas, equipment, bisa terlihat jika kamu menyentuh jam tangan itu. Atau bisa juga dengan mengaktifkan sensor di jam tangan dengan sedikit aliran Ki." Sylphia terbang dan duduk di jam tangan milik Rust.

"Selain dari jam ini. Kamu juga bisa menggunakan perintah suara, cobalah!" perintah Sylphia dengan riang.

"Buka jendela status."

[Player Stats.

Nama : Rust
Level : 1
Ras : Human
Afiliasi : -
Class : -
Tittle : -
*Tittle akan terbuka jika kau telah melakukan sebuah pencapaian.
*Status yang diberikan oleh Tittle akan diakumulasi ke dalam status personal.

Status personal :
Hp : 300
Mp : 100
Strength : 5       
Agility : 5
Vitality : 5     
Intellegence : 5
Dexterity : 5      
Luk : 1
Wisdom : 5
Fame : -
Infamy : -
Stat poin : -
Status PK : -
*Tergantung pencapaian yang kau dapat. Status tersembunyi akan terbuka dan tak bisa ditambahkan dengan sisa poin ketika kau naik level.
*Setiap kenaikan level kau akan mendapatkan tambahan poin yang langsung diakumulasi ke dalam stat diluar sisa poin.
*6 poin akan kau dapatkan setiap kali naik level.
*Semakin tinggi status PK-mu. Maka penalti akan diberlakukan.]

"Wow."

Rust menganggukkan kepalanya kala berbagai informasi muncul di hadapannya.

"Sylphia. Apa itu PK? Dan penalti apa yang dimaksud?" tanya Rust kebingungan.

Sylphia terbang sedikit menjauh dari Rust. Mulut mungilnya tersenyum lebar.

"PK adalah status negatif yang diberikan karena membunuh sesama player dengan sengaja. Setiap satu player yang kamu bunuh, poin PK akan meningkat sebanyak satu. Setelah lima orang telah kamu bunuh maka poin PK akan menjadi kelipatannya. Jika poin PK-mu di atas 25, maka saat kamu terbunuh potensi untuk menjatuhkan item meningkat 25%. Jika poinmu di atas angka 50, maka potensi menjatuhkan item meningkat ke angka 45% dan kamu akan kehilangan level.

Selain itu, dengan meningkatnya poin PK. Kamu juga akan mendapatkan status infamy. Semakin tinggi infamy yang kamu punya. Para penduduk akan meragukanmu dan berakibat hilangnya Quest. Tak hanya itu, para Paladin dan tentara yang berjaga di tiap kota akan mengejar dan memburumu.

Akan tetapi ada juga beberapa kelas yang membutuhkan status infamy. Kelas tersebut adalah kelas yang memiliki afinitas tinggi terhadap kegelapan. Assasin, Thief, Rogue, Dark Knight, Black Magician, Necromancer, dan beberapa kelas lain yang belum diketahui menggunakan status infamy sebagai status tambahan mereka."

Sylphia menjelaskan secara panjang lebar. Rust yang sekarang tengah duduk karena lelah berdiri hanya menganggukkan kepalanya. Sylphia hendak pergi sebelum menyampaikan pesan terakhirnya.

"Ingat! Jika kamu kelaparan dalam game, maka potensi untuk mati lebih tinggi dan kau akan mendapat penalti pengurangan Exp."

Sylphia terbang ke langit biru kehijauan. Rust berbaring di tanah. Mata Rust terpejam sekali lagi merasakan terpaan angin yang terus membelai rasa kantuknya.

Tanpa terasa beberapa pejalan kaki melemparkan satu koin Penny di samping tubuh Rust. Penny adalah mata uang yang dipakai para penduduk dan player untuk kegiatan sehari-hari. Jika dikonversikan ke mata uang asli, setiap dua Penny sama dengan  satu Poundsterling.

Beberapa pemain yang melintas saling berbisik satu sama lain.

"Hey, lihatlah pemain baru itu."

"Ya! Dia tidak mungkin bisa menaikkan level secara normal di sini."

"Pemula itu sangat bodoh memilih Hagen sebagai kota pertama."

"Benar. Di sekitar Hagen adalah habitat para ogre dengan level paling kecil seratus."

"Aku merasa kasihan padanya."

Salah satu pemain tersebut ikut melemparkan dua Penny. Diiringi pemain lain yang memberi roti gandum dan air mineral.

"Lebih baik kau hapus karaktermu dan mengulangnya."

"Hahaha."

Dua jam terlewat. Rust bangun dari tidurnya dalam keadaan terkejut begitu melihat tumpukan Penny dan roti gandum di sampingnya. Ia menggaruk kepalanya bingung. Daripada memikirkan hal tidak penting. Rust mengambil semua Penny yang berjumlah 30 koin, 10 roti gandum, dan 10 botol air mineral.

Bahkan di sini pun aku terlihat menyedihkan.

Rust membuka bungkus roti lalu memakannya sembari berkeliling desa. Jika perlu dikatakan rasa roti gandum ini tak seperti namanya. Roti tersebut begitu keras ketika dikunyah dan hambar. Namun tak ada lagi yang bisa dia makan selain roti tersebut.

Rust melihat seorang anak kecil berlari ke arahnya. Anak itu berteriak kencang.

"MINGGIR PAMAN!"

Rust terlambat menyadari. Mereka berdua saling bertumbukan dan membuat si anak kecil terjatuh.

"Aduh maafkan aku," ucap Rust begitu tersadar.

Anak kecil itu menggeleng pusing. Rust mengulurkan tangannya yang disambut oleh sang anak kecil.

"Kenapa terburu-buru?" tanya Rust memperhatikan nama yang muncul di atas kepala sang bocah.

"Aku ... aku ada latihan musik. T-tapi ibu juga sedang sakit di rumah dan tak ada makanan. A-aku bingung," balas Kichi lesu.

"Memang di mana rumahmu?"

"Di ujung jalan ini, Paman. Di dekat jembatan kecil menuju hutan. Maukah kau membantuku, Paman?"

*Ding*

[*Permintaan Kichi.*
Kesulitan : F

Kichi merupakan murid terpandai  dalam naungan pelatihan Bard Liorio di Desa Hagen. Namun hari ini ia tengah bingung kala persediaan makanan di rumahnya habis. Dia tak mau meninggalkan ibunya sendiri di rumah, tetapi ia juga tak ingin membolos pelatihannya.

Clear Condition :
-Kumpulkan ikan Mera di danau belakang desa. (0/10)
-Kumpulkan jamur putih di sekitar danau. (0/10)

Quest Reward :
-Naik 2 level.
-Resep sup jamur mera.
-Joran pancing milik Ayah Kichi.

Quest Failure :
-Jika kau kembali saat malam lebih dari pukul 19.00
-Kichi akan menyebarkan berita bahwa kau membunuh ibunya.]

Hah? Quest? Tapi aku bahkan belum punya senjata.

"Tolong Paman! Aku sangat membutuhkan pertolonganmu."

[Quest tidak bisa ditolak. Tersisa 10 jam lagi hingga Quest berakhir.]

Rust terlonjak kaget ketika pesan sistem muncul di kepalanya. Sebuah permintaan yang tak bisa ditolak. Bagi Rust, ini sudah terlalu berlebihan. Dia hanyalah seorang pemula lantas mendapatkan sebuah Quest yang tak bisa ditolak!

Rust mengusap kepala Kichi meski sedikit kaku. Hatinya belum siap, namun waktu terus bergerak.

"Baiklah. Gurumu pasti sedang menunggu. Jangan biarkan impianmu lenyap. Aku akan menjaga ibumu hingga kau pulang."

"Terima kasih, Paman. Terima kasih."

Kichi menyerahkan tas kecilnya yang berisi joran dan umpan. Setelah membungkukkan badannya sejenak. Kichi kembali berlari ke tempat pelatihan Bard Liorio.

Rust berdiri mematung beberapa saat. Tangannya membuka resleting tas tersebut dan menganalisa joran milik Kichi.

[Pancing bambu pemula.
Atk : 15-20
Batasan : level 1, bisa dipakai semua kelas.

Alat pancing yang bisa ditemukan di mana saja. Tak ada hal istimewa dalam pancing ini. Hanya kucuran keringat Kichi yang mengering di beberapa bagian.]

"Setidaknya aku tak perlu mengeluarkan uang untuk membeli sebuah pancingan."

Rust menutup kembali resleting tas. Ia langkahkan kaki menuju salah satu bangunan. Bunyi besi yang saling bertumbukan terdengar hingga di jalan. Semua pegawai toko blacksmith nampaknya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Gadis kecil yang berdiri di belakang meja menyambut pemuda itu. Dia sunggingkan senyum lebar pada Rust.

"Ada yang bisa dibantu?"

Rust memerhatikan beberapa senjata dan perlengkapan yang dijual. Dia memilih sebuah belati sederhana sepanjang 20 cm. Rust meletakkan belati itu di meja.

"Berapa harganya?" tanya Rust yang masih terkesima dengan kinerja para pandai besi.

"3 Penny, Paman."

Gadis itu mengulurkan tangannya. Setelah menerima koin tersebut, si gadis melangkah ke arah pandang Rust.

"Itu ayahku."

Gadis itu menunjuk salah satu orang di sana. Pria tersebut tengah melelehkan biji besi. Rust tahu, di dalam pasti sangat panas. Rust berjongkok di samping gadis kecil tersebut.

"Hei, kamu tau di mana aku bisa mencari jamur putih dan ikan mera?"

"Apa itu yang Kichi minta, paman?" Gadis itu menatap mata Rust yang sedikit kebingungan.

"Iya. Itu permintaan Kichi. Kamu kenal dia?"

Rust melihat cahaya biru di atas kepala gadis tersebut. Tertulis nama Petal di sana.

"Tentu saja!" Petal berkacak pinggang dan mengangkat dagunya tinggi-tinggi. "Dia memang murid Liorio yang paling pandai. Tetapi hanya ketika dia bermain musik, Paman. Jika di luar musik, dia itu anak yang super payah."

Rust mulai tertarik dengan cerita Petal tentang Kichi. Petal mulai bercerita betapa payah temannya tersebut. Banyak warga desa yang tidak menyukainya. Andai dia mengerjakan suatu pekerjaan, hasil yang diperoleh selalu berakhir kegagalan. Bard Liorio lah yang pertama kali menemukan bakat Kichi.

Setahun yang lalu. Bard Liorio tanpa sengaja tersesat di Kerajaan Alcatraf. Langkahnya membawa ke sebuah danau di belakang Desa Hagen. Liorio yang memang seorang bard pengembara berhenti sejenak dan menikmati waktunya dengan berendam.

Setelah sedikit menyelam untuk menikmati karang-karang danau. Liorio terkejut saat celananya tersangkut oleh kail pancing milik Kichi. Anak itu yang memang dasarnya penakut hanya meringik saat Liorio menghampirinya. Bard Liorio memukulnya sekali di kepala. Kichi mengaduh sembari meminta maaf pada Liorio. Kichi menjelaskan jika itu hanya ketidak-sengajaan. Liorio memahami itu dan memberi hukuman pada Kichi untuk menemaninya bermain musik di tengah desa.

Sejak saat itu Liorio enggan untuk pergi dari Desa Hagen. Nampaknya dia lebih suka tinggal di sini dan mengajari Kichi apa yang dia miliki. Dari nada Petal saat menceritakan hal tersebut jelas ada rasa sedikit kecemburuan. Petal juga salah satu murid Liorio. Namun Greg, ayah Petal, selalu melarang gadis itu untuk pergi berlatih musik.

"Lalu, kondisi ibunya Kichi?"

Gadis itu melirik ke sana-sini. Sebelum memberi tanda agar Rust mendekatkan telinganya. Rust mengikuti apa kemauan Petal. Dia dekatkan telinganya dan menunggu bisikan Petal.

"Kudengar ibunya Kichi sakit parah. Dia hanya bisa sembuh jika meminum obat dari tabib di kerajaan. Aku mendengarnya dari teman-teman kalau semua bermula setelah kematian ayahnya Kichi satu tahun lalu."

*Ding*

[Kau mendengarkan satu kisah rahasia di Desa Hagen. Stat Int +2 Wis +2.

Kau berhasil melakukan pendekatan kepada Petal. Petal akan selalu menceritakan sebuah cerita jika kau membawakan jagung bakar.]

[Investigasi rumor yang hilang.
Kesulitan : F

Petal telah menceritakan satu dari kisah rahasia di Desa Hagen. Petal merupakan anak yang sangat ingin tahu. Dia akan melakukan apa saja demi mendapatkan jawaban atas pertanyaannya. Beberapa hari lalu, Petal melihat Kichi yang berbicara sendiri di danau malam-malam dan menyembunyikan sesuatu di bawah pohon. 

Clear condisition :
Pergi menuju danau belakang desa. Cari pohon dengan lubang besar di batangnya dan gali apa yang disembunyikan Kichi.

Quest Reward :
Reputasi +30.
15 Penny.

Quest Failure :
Level -1.]

Sebuah Quest baru muncul di hadapan Rust yang masih kebingungan.

-- to be continued.

A/N :
Jangan lupa beri vote dan masukkan ke perpustakaan kalian ya~
Nantikan kelanjutan ceritanya.
Semoga harimu menyenangkan.
Ciao~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro