06 Cewek Aneh

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malvin Arjuna Lee. Pemuda yang tengah asyiknya memainkan game ML terlihat senang. Ia bersama dengan ketiga temannya memenangkan war.

"Yes! Gw menang... eh maksudnya kita!" serunya girang.

Malvin sedang berada di kamar pribadinya. Nuansa warna hitam menjadi pilihannya. Banyak poster-poster Justin Bieber menempel di dinding kamar. Yap! Ia sangat mengemari saudara kembarnya itu.

"Ahh cape juga!" keluh Malvin.

Malvin menyenderkan tubuh di kasur. Seutas senyum terukir kecil di sana.

"Kenapa? Gw kok tiba-tiba kangen sama tuh cewek aneh." ucap Malvin bertanya-tanya.

Ia segera mengambil handphone ya kembali, lalu menyetel sebuah lagu barat.

🎶Justin Bieber - Baby🎶

Are we an item? Girl quit playin'
We're just friends, what are you sayin'
Said there's another,
look right in my eyes
My first love, broke my heart for the first time

And I was like baby, baby, baby oh
Like baby, baby, baby no
Like baby, baby, baby oh
I thought you'd always be mine (mine) Baby, baby, baby oh
Like baby, baby, baby no
Like baby, baby, baby ooh
I thought you'd always be mine

Malvin ikut menyanyikan beberapa lirik lagu. Entah kapan perasaan suka muncul di benaknya.

Tak berapa lama, Malvin pun ketiduran. Ia memang salah satu tipe cowok pelor alias nempel molor. :v

Lagu Justin Bieber masih berkumandang hingga habis. Sampai-sampai baterai HP nya ikutan habis.

🎶🎶🎶🎶🎶

Tak terasa Alif sudah seminggu bersekolah di SMAN BHINEKA JAKARTA. Ia berjalan menelusuri lorong lantai 3, dimana kelas XI berada. Sedangkan kelas X berada di lantai 4 dan kelas XII di lantai 2. Lantai 1 ditempati oleh guru-guru serta berbagai macam lab dan ekstrakuliker lainnya.

Tak sengaja Alif bertemu dengan Marsha. Ia pun segera menghampirinya.

"Pagi Marsha," sapa Alif menepuk pundak Marsha pelan.

Marsha yang sedang fokus dengan buku pelajaran di buat terkejut. Sampai-sampai ia menjatuhkan buku tersebut.

"Ka-kamu Lif, bi-bikin aku kaget sa-saja," ucap Marsha gugup.

Entah kenapa setiap bertemu dengan Alif ia menjadi sangat gugup. Jantungnya berdebar-debar kencang serta rona merah muncul di kedua pipinya.

"Hehehe... sorry ya. Btw, loe lagi baca apa?" tanya Alif.

Ia akan mengambil buku milik Marsha. Namun, Marsha juga melakukan hal yang sama. Hingga tanpa mereka sadari kedua tangan saling bersentuhan.

Deg!

Detak jantung Marsha semakin berdebar kencang. "Semoga ini bukan mimpi semata," batin Marsha berdoa.

"Aduh, gw kenapa jadi salting gini sih," batin Alif kikuk.

Hampir lima menit mereka di posisi tersebut. Hingga Angga mengganggu momen menyenangkan tersebut.

"Ehem! Pagi-pagi udah pacaran ajah di sekolah!" sindir Angga.

Ia melipat kedua tangan di dada. Seakan-akan ia tengah cemburu.

"Ehh! Tamagochi!" seru Alif memanggil Angga dengan sebutan aneh.

"Sialah lo mas paijo! Nama gw udah keren gini, malah di ganti seenak jidat loe!" sahut Angga kesal.

Marsha yang masih diam menahan malu, tiba-tiba tertawa mendengar obloran kedua sahabat itu.

"Hahaha... kalian berdua lucu sekali sih," ujar Marsha tertawa kecil.

Alif yang melihat hal tersebut rasanya ingin mengabadikan momen tersebut. Tapi... lagi-lagi si Angga mengganggunya.

Angga menarik tangan Alif kuat. Semakin lama pandangan Alif kepada Marsha semakin jauh. Untungnya ia masih sempat melambaikan tangan singkat.

Marsha membalas lambaian tersebut. Lalu datanglah kedua sahabatnya.

"Macaa!! Pagi-pagi dadah ajah sendirian!" seru Zalfa memandangi sahabatnya yang bertingkah aneh menurutnya.

"Iya nih! Ah gw abadikan ahh di instastory gw." sahut Key B.

Ia segera memperlihatkan kamera HP nya yang mengarah ke mereka. Ia pun berbicara bak seorang artis.

"Hai guys. Ketemu lagi nih sama Key B, si cantik jelita. Oh iya, pagi ini gw di temenenin sama si Incess dan Ce Maca."

"Udah ahh gw malu nih." ucap Marsha menutupi wajahnya dengan buku pelajaran yang ia baca tadi. Sedangkan Zalfa malah berpose-pose alay.

"Sampai jumpa, guys!"

Key B langsung sharing ke IG-nya. Tetapi sebelumnya ia simpan dulu di galeri HP-nya.

"Cuss yuk ke kantin bentar!" seru Zalfa.

"Oke! Gw juga laper nih! Pengen makan ice cream rasa oreo." lanjut Marsha. Dan ia kembali menjadi dirinya sendiri.

"Huh! Oreo mulu dipikiran loe!" sewot Zalfa sambil menoyor kepala Marsha.

"Ayo ahh! Keburu bel masuk lagi!" sahut Key B.

Marsha menatap sebal. Ia segera merapikan buku, lalu berjalan bersama kedua sahabatnya menuju kantin.

♲♲♲♲♲

Zhavanya Mawarni. Seorang gadis berambut blonde. Ia biasanya di panggil Vanya atau Cejo (Cewek Jowo) karena khas jawanya yang medok.

Ia memiliki rambut blonde panjang. Ia juga memakai kacamata.

Sehari-hari Vanya hanya diam di perpustakaan. Ia lebih suka menyendiri daripada berinteraksi dengan orang lain.

Namun, ada satu siswi yang selalu menemani dirinya. Ia bernama Chindy Laura. Gadis berkulit hitam manis. Ia merupakan siswi terkenal yang menjabat sebagai ketua eskul musik. Ia tak pernah memandang seseorang dari luarnya saja.

"Hai, Cejo!" sapa Chindy ceria. Ia merangkul pundak Vanya.

Vanya tersenyum tipis. "Hai, Chin."

"Pasti dah setiap pagi Cejo selalu ke perpustakaan menyendiri." kata Chindy.

Ia sebenarnya ingin mengajak Vanya berkumpul dengan lainnya. Namun, sebuah masa lalu mengubah semua kepribadian Vanya.

"Ke kantik yuk!" ajak Chindy.

"Enggak deh. Mending aku di sini aja, sepi dan nggak berisik." balas Vanya sedih.

Vanya di cap sebagai cewek aneh di sekolah. Entah siapa yang pertama kali mengatainya seperti itu.

"Hmm oke deh. Nanti kita ketemu di kelasnya," pamit Chindy. Ia pun bergegas keluar perpustakan menuju ke kantin sekolah.

Setelah kepergian Chindy, sahabat satu-satunya yang masih setia padanya. Setetes air mata jatuh membasahi buku di atas meja.

"Maaf-maafin aku Chin. Aku nggak mau membuat mereka ikut menjauhi kamu, cuma gara-gara berteman denganku... hiks... si cewek aneh ini," ujarnya lirih.

Tanpa sepengetahuan Vanya, seseorang tengah mendengar semua perkataannya. Orang misterius itu segera meninggalkan perpustakaan. Seutas senyum tipis terukir di bibirnya.

🐾🐾🐾🐾🐾

Pelajaran telah usai sejam yang lalu. Namun, ada beberapa siswa maupun siswi yang masih betah di sekolah.

Mereka tengah sibuk melakukan kegiatan ektrakulikuler masing-masing. Tapi, ada beberapa juga yang tak peduli.

Di lapangan basket...

Di sana terlihat sangat ramai. Banyak penonton khususnya siswi yang menatap para atlet basket dengan fanatik.

Jeritan serta teriakan melengking setiap Ridwan, salah satu atlet basket terhebat berhasil menyetak angka.

"Kyaahh! Aa Ridwan keren bingit!" seru siswi berambut hitam panjang.

"Berisik banget lu! Gatau apa Aa Ridwan lagi fokus buat mencetak hatiku!" sahut siswi lain kepedean.

"Dih! Dasar halu!" cibir siswi memakai bando merah.

"Woooooo!!!" sorakan mengejek menggema di lapangan basket.

Akhirnya latihan eskul basket telah selesai. Ridwan berserta lainnya beristirahat.

"Gila loe bro, selalu hebat kalau main basket." puji teman Ridwan yang bernama Jere.

"Hehehe... biasa ajah kok bro," balas Ridwan rendah hati.

Ridwan Hafidz Aziz. Biasa di panggil Ridwan atau Aa Iban oleh sahabatnya. Ia memiliki postur tubuh profesional. Tak kala ia sangat di puji oleh para siswi di sekolah.

Ia sangat menyukai memakai Headband. Apalagi yang berwarna merah dan putih. Seperti warna bendera negara kita tercinta Indonesia.

"Bro, gw cabut dulu ya!" pamit salah satu teman Ridwan.

"Iya sip bro." sahut Ridwan mengacungkan jempol.

Tiba-tiba seorang gadis mendekatinya. Gadis itu memiliki rambut hitam panjang. Ia membawa sebuah botol mineral.

"Maaf mengganggu waktunya, aku cuma mau kasih minuman ini untuk Ka Ridwan." ucapnya lantang.

Ridwan menerima botol itu dengan tak sadar. Gadis itu segera pergi meninggalkan Ridwan.

"Gw kaya pernah lihat tuh cewe," gumam Ridwan.

Ia pun memutuskan untuk pulang. Namun, sebelumnya ia mau mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

_________________________________________

Hei saya kembali lagi nih...

Enggak kerasa udah chapter 06 ajah hehe....

Satu persatu para pemeran utama telah muncul. Oke! Next saya mau memperkenalkan masing2 tokoh di cerita CBPAA.

So?

Selamat membaca dan menikmati...

Jangan lupa tinggalkan vomment kalian guys!

(29/06/2018)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro