24 Dengarkan Curhatku

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dengarkan curhatku

Zalfa tengah termenung di kamar. Ia terus memandangi jendela yang menurutnya begitu indah di pandang, untuk saat ini.

Tentang dirinya

Zalfa tengah memikirkan seorang pemuda tampan yang telah mencuri hatinya. Ia ingin menceritakan kepada sahabatnya. Namun...

Betapa anehnya

Kedua sahabatnya seakan menjauh atau salah satunya. Itu hanya perasaannya saja. Ia tak mau berpikir negatif tentang sahabatnya.

Aneh. Satu kata yang tergambar dari benaknya. Dimana Zalfa di pertemukan dalam perjodohan dengan pemuda itu. Ia merasa senang sekaligus sedih.

Tingkah lakunya

Tingkah laku pemuda itu begitu menyenangkan dan membingungkan. Terkadang suka membuat hatinya gaduh tak karuan. Ia hanya bisa tersenyum kecil.

Jujurlah padaku
Jujurlah padaku

Jujur. Zalfa sangat ingin mengungkapkan perasaan kepada pemuda itu. Tetapi seperti ada satu penghalang yang membuatnya menunda perasaan jujur tersebut.

Kau menyimpan rasa

Zalfa berdoa semoga pemuda itu menyimpan sebuah rasa kepadanya. Ia tak ingin bertepuk sebelah tangan.

Kau menyimpan rasa cinta

Cinta. Satu kata penuh makna dan mengandung arti yang luas. Ia sungguh tak sabar dengan perasaan ini.

"Ahh!!! Kenapa gw jadi gini?" seru Zalfa sambil mengacak-acak rambutnya. Mungkin penampilannya kali ini sungguh berantakan.

"Alif!! Kenapa sih loe bikin gw jadi galau gini? Padahal gw suka sama loe, tapi loe cuma anggap gw 'status palsu' yang seharusnya nggak seperti itu. Kita ini sudah di jodohkan!"

Suara hati Zalfa akhirnya keluar. Selama ini ia selalu tersenyum dan bersikap tak lebih dari seorang perempuan pada umumnya. Tetapi ia sudah tak sanggup lagi. Ia ingin lebih dari sekedar status palsu itu menjadi status asli dalam ikatan cinta tanpa adanya kata 'perjodohan'.

"Zalfa. Loe harus semangat dan buat dia jatuh cinta." seru Zalfa. Ia harus mengeluarkan sikap egois demi hati dan dirinya sendiri.

😤😤💪😤😤

Hari telah berganti. Malam berganti pagi. Pagi dimana penuh dengan kecerian dan keterangan.

Angga dan Alif berangkat bareng ke sekolah. Sebernarnya yang menebeng adalah Angga, dikarenakan mobilnya sedang masuk bengkel.

"Terima kasih sahabatku yang paling baik hati dan tidak sombong." ucap Angga menyengir lebar.

Ia sudah keluar dari mobil terlebih dahulu. Lalu di susul oleh sang pemilik mobil berwarna merah itu.

"Anjir! Lebay banget loe tak. Tapi memang benar sih apa yang loe ucapkan tadi." balas Alif tersenyum lebar. Ia sampai memainkan kedua alisnya naik turun.

Angga hanya menatap wajah sahabatnya itu dengan tatapan yang sulit di artikan. Mungkin di gambarkan antara jijik dan mau muntah. Ha Ha Ha...

"Suka-suka loe deh Paijo. Kuy lah kantin, laper nih." seru Angga sambil memegang perutnya yang sudah keroncongan.

Alif menyeringai kecil. Ia menepuk pundak Angga dan membisikan sesuatu.

"Loe yang traktir!"

Alif sudah berlari kencang. Ia puas telah mengerjai Angga yang menjabat sebagai wakil ketua osis di SMA ini.

Angga mengusap-usap telinganya kasar. Ia kesal dengan bisikan yang diibaratkan seperti suara toa masjid.

"Sialan loe Paijo!" seru Angga dalam mode marah. Ia langsung mengejar Alif sampai menuju kantin. Tempat tujuan utamanya setelah kelas tentunya.

😂😂🍴😂😂

Waktu istirahat telah tiba. Seperti biasanya para murid keluar kelas menuju tempat favorit mereka.

Dan setiap bel berbunyi akan ada lagu yang di putarkan. Baik itu lagu POP, dagdut, hip hop, hingga reege.

Kali ini lagu yang di putar adalah milik band yang bervokalis seorang wanita. Walau band ini sudah tidak muncul lagi di layar kaca, namun karyanya selalu di dengar oleh para penggemar musik.

"Dengarkan curhatku
Tentang dirinya

Betapa manisnya
Senyum bibirnya

Jujurlah padaku
Jujurlah padaku

Kau menyimpan rasa 
Kau menyimpan rasa cinta

Nyatakan padaku
Nyatakan padaku

Perasaan itu 
Perasaan itu cinta..."

Cindy sangat menyukai lagu ini. Ia bernyanyi mengikuti lirik demi lirik lagu. Suaranya yang bagus membuat semua orang yang mendengar merasa senang.

"Ayo Sha... Ikutan nyanyi sama gw," ajak Cindy.

"Males ahh Cin." balas Marsha. Hari ini ia tidak dalam kondisi yang bagus dalam urusan hati. Dan terbawa dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.

Cindy tetap berusaha atau lebih 'memaksa' Marsha hingga akhirnya dia pun ikut bernyanyi bersama.

"Jujurlah padaku
Jujurlah padaku

Kau menyimpan rasa 
Kau menyimpan rasa cinta..." Cindy bernyanyi dengan semangat.

Para murid yang masih di kelas hanya bertepuk tangan memberi dukungan. Lumayan untuk menghilangkan penat dalam menghafal rumus fisika atau matematika.

"Nyatakan padaku
Nyatakan padaku

Perasaan itu 
Perasaan itu cinta..."

Giliran Marsha yang bernyanyi. Ia sungguh menjiwai lagu yanf menurutnya tepat dengan isi hatinya saat ini.

"Dengarkan curhatku

Tentang dirinya..." Cindy dan Marsha menyanyikan lirik lagu terakhir bersama-sama.

Suara tepuk tangan menggema di kelas XI-IPA2. Kelas yang identik dengan kata 'serius' kini membuat 'heboh' lingkungan sekolah. Tentunya dengan karya yang baik dan menghibur.

Seorang pemuda menatap kelas tersebut atau lebih fokus kepada wajah Marsha. Ia tersenyum dari jauh melihat senyum manis miliknya.

"Semoga loe bahagia Sha." ucapnya senang.

🎶🎶Vierra ~ Dengarkan Curhatku🎶🎶
.
.
.
.
.

Hai hai hai...

Kembali lagi dengan saya di sini hehe :v

Untuk hari ini saya akan meng-update dua chapter cerita ini. Hore!!!

Ini hadiah untuk kalian karena beberapa hari yang lalu sang author berulang tahun

🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉

Semoga kalian semakin suka sama ceritaku ini. Jangan lupa tinggalkan jejak vomment kalian ya!

See you again...

{08~08~2019}

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro