23 Harusnya Aku

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Alif tengah berkunjung ke salah satu Mall di Depok. Pulang sekolah ia langsung cabut ke sana. Tujuannya hanya satu, yaitu menghilangkan penat di pikiran dan hati.

Ia berjalan menelusuri lantai 2. Setelah berkeliling di lantai tersebut, ia memutuskan untuk masuk ke toko musik.

"Mungkin dengan memainkan alat musik bisa membantu gw biar nggak galau terus." gumam Alif.

Ia pun melihat-lihat berbagai macam alat musik, baik dari yang klasik hingga modern. Matanya tertuju pada sebuah gitar listrik. Ia merasa tertarik dengan interior dan warna dari gitar listrik tersebut.

"Permisi Mas, ada yang bisa saya bantu?" tanya pegawai wanita. Ia melirik wajah Alif dan terpesona.

"Eh iya Mbak. Harga gitar klasik ini berapa ya?" tanya balik Alif. Ia tak merasa di perhatikan intens oleh pegawai wanita itu.

"Harganya 3jt," jawab sang pegawai.

"Oke. Saya beli yang ini Mbak..." balas Alif.

Saat Alif menolehkan kepala. Si pegawai wanita masih menatap Alif penuh minat, seakan ia akan memangsa dirinya.

"Oii Mbak, malah natap saya begitu amat." seru Alif merasa risih.

Si pegawai wanita langsung gelagapan. Ia mengambil gitar klasik yang akan di beli Alif dengan buru-buru sekali. Wajahnya mungkin sudah memerah seperti tomat karena ketahuan oleh si pemilik wajah.

Alif tersenyum kikuk. Ia merasa pesonanya begitu memikat hingga menyebabkan wanita di dekatnya tertarik seperti magnet.

Setelah melakukan transaksi, Alif pergi ke salah satu cafe. Ia memilih makanan tempat kuliner Indonesia di sajikan.

"Lumayan juga gw pergi ke sini." ucap Alif agak lega. Ia melirik ke sarung gitar klasik yang ia beli tadi. Ia tak sabar ingin memainkannya di rumah sepuasnya.

😄😄😄😄😄

Marsha dan KeyB sedang berkumpul di rumah Marsha. Mereka akan berbicara serius di sana. Atau lebih tepatnya KeyB yang di paksa sang sahabat paling ia 'cintai' untuk datang ke rumahnya.

"Kalau bukan sahabat gw, sudah gw tinggalin nih orang." gerutu KeyB sebal.

Pasalnya ia sudah sejam lebih berada di kamar Marsha mendengar isi curhatan hatinya yang berujung patah hati dan galau. Dan ia harus membuka kedua telinganya lebar-lebar tanpa beristirahat sejenak.

"Kuping gw panas," gumam KeyB. Ia masih merasa kesal dan sebal dengan ocehan Marsha yang tak berujung.

"KeyB..." panggil Marsha tersenyum manis. Ia berdiri membelakangi pintu kamar. Di kedua tangannya terdapat nampan yang berisi makanan kecil dan jus jeruk.

Marsha menaruh nampan itu di atas meja nakas yang berada di kamar. Ia pun duduk di sebelah KeyB. Senyuman manis masih yang terukir berubah menjadi cemberut kembali.

"Kenapa lagi?" tanya KeyB memutar kedua bola mata jengah. Ia menatap wajah sahabatnya malas.

"Nyanyi yuk," ajak Marsha tanpa menjawab pertanyaan KeyB.

Ia mengeluarkan smartphone miliknya yang berwarna biru. Ia membuka aplikasi lagu dan memilih lagu yang akan ia nyanyikan.

Dentingan nada dari lagu yang di pilih Marsha sudah mulai terdengar. KeyB mendengar dengan teliti lagu apa yang akan dinyanyikan oleh sang sahabat yang menyebalkan.

"Ku tak bahagia
melihat kau bahagia dengannya

Aku terluka
tak bisa dapatkan kau sepenuhnya

Aku terluka
melihat kau bermesraan dengannya

Ku tak bahagia
melihat kau bahagia

Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia

Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia

Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya

Harusnya yang kau pilih bukan dia..."

..........

Di tempat lain...

Di kamar yang memiliki dominasi warna merah. Seorang pemuda duduk di atas kasur. Ia memegang sebuah gitar klasik. Dimainkannya secara perlahan dan tenang.

Pemuda itu bernama Alif. Ia mengikuti petikan gitar klasiknya. Ia pun mulai menyanyikan sebuah lagu yang sedang hitz.

"Ku tak bahagia
melihat kau bahagia dengannya

Aku terluka
tak bisa dapatkan kau sepenuhnya

Aku terluka
melihat kau bermesraan dengannya

Ku tak bahagia
melihat kau bahagia

Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia

Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia

Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya

Harusnya yang kau pilih bukan dia..."

Lagu yang dinyanyikan oleh kedua insan begitu mendalam. Seakan mereka tengah mengalami kejadian yang persis di setiap bait lagu tersebut.

Keduanya saling memandang lurus ke depan. Dimana wajah orang yang ia cintai tertampang jelas di sana, walau itu hanyalah ilusi yang di ciptakan. Namun, itu begitu bermakna.

Dan suasana yang mendadak menjadi galau dan sakit hati beriringan dengan lagu 'Harusnya Aku ~ Armada'.

🎶🎶🎶🎶🎶

.
.
.
.
.

Hai guys...

Kembali lagi dengan cerita ini. Dari kemarin kalau di perhatikan beberapa chapter bertemakan galau.

Aduh kasian yaa, si Maca dan Mas Paijo... Mereka saling menyukai namun banyak rintangan yang menghalangi kebersamaan.

Bagaimana nasip percintaan mereka di masa sekolah SMA?
Dimana menjadi tempat paling berharga dengan pengalaman yang berarti di masa SMA?

Yuk! Jangan lupa tinggalkan vomment kalian!

Karena itu sangat berarti bagi author untuk melanjutkan cerita ini.

See you...

{08-08-2019}

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro