Chapter 01 Hari Pertama

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

~Shibuya, Jepang~
.
.
.
.

Seorang pemuda berambut hitam dengan model sedikit berantakan, berjalan menelusuri kawasan sekolah barunya. Ia membetulkan kacamata yang bertengger di atas pangkal hidung.

"Apakah murid-murid di sini sama seperti diriku?" tanya Pemuda itu. Ia menatap bangunan kokoh dan megah di depannya. Selama kurang dari tiga tahun ke depan, ia akan bersekolah di sana.

Raka Trafagar. Tertera sebuah nama di seragam yang ia kenakan. Peraturan di sekolah barunya seragam bebas boleh di pakai, tetapi harus memasang nametage di bagian dada kanan atas.

Raka mulai melangkahkan kaki perlahan menuju ruang guru. Ini hari pertamanya bersekolah di Circle Academy. Ia mendapatkan sebuah undangan masuk ke sekolah ini, karena memiliki 'bakat khusus'.

Srek!

Pintu ruang guru terbuka cukup lebar. Di dalam masih ada beberapa guru yang sibuk dengan tumpukan kertas.

"Selamat pagi," sapa seorang pemuda bertubuh tinggi. Ia memiliki gaya rambut yang menutupi sebagian mata kanannya. Ekspresi wajahnya terlihat malas.

"Ah iya pagi," balas Raka tersenyum kikuk.

"Tak usah tegang. Apa benar kamu murid yang bernama Raka Trafagar?" tanya Pemuda tinggi itu.

Raka tak langsung menjawab. Ia melirik ke arah nametage yang teretmpel di seragam Pemuda itu.

Fikri Araragi.

"Maaf aku belum memperkenalkan diri. Namaku Fikri Araragi, kau bisa memanggilku Kripik," ucap Fikri aka Kripik.

"Hahahahaha,"

Raka tertawa keras. Baru kali ini ia menemukan nama panggilan seseorang tak sesuai dengan nama aslinya. Untungnya mereka masih di depan pintu ruang guru, walau pintunya terbuka sedikit.

"Kau orang keseratus yang mentertawai panggilanku," sahut Kripik menggaruk kepala yang tak terasa gatal.

"Ma-maaf, tapi itu haha...," Raka berusaha menahan tawa.

Beberapa menit kemudian, Raka telah berhenti tertawa. Mereka sekarang berada di lorong lantai 1. Kripik menarik paksa tangan Raka agar tidak dimarahi oleh guru atas keributan tadi.

"Aku yang bertugas untuk mengantarkanmu ke kelas. Pak Joe sedang berhalangan hadir pagi ini. Jadi, kita bebas tak ada pelajaran sampai jam istirahat pertama," jelas Kripik selama perjalanan menuju ke kelas.

Raka fokus mendengarkan penjelasan dari Kripik. Menurutnya Kripik itu orang terlalu santai dan mungkin bisa di andalkan.

Saat jarak mereka tinggal beberapa meter dari ruang kelas. Tiba-tiba sebuah hembusan angin kencang muncul dari depan mereka.

Whuzz!!!

Kripik memajukan tangan kanan ke depan. Sebuah kubah pelindung berwarna putih tercipta menyelimuti tubuh Kripik dan Raka.

Raka sempat melihat sekilas seorang gadis melintasi dirinya dengan tersenyum kecil. Ia hanya merasakan hembusan angin saja.

"Hama! Jangan lari kau!" seru seorang gadis. Ia berada di depan mereka. Gadis berambut cokelat pendek terlihat sedang marah, terlihat dari raut ekspresi wajah.

"Oh tidak! Mereka berdua lagi," keluh Kripik.

Raka tentu saja bingung. Ia murid baru dan tak tahu apa-apa tentang murid-murid di sekolah ini.

"Sebaiknya kau tidak bertanya. Dia adalah Yuu," ucap Kripik malas.

Gadis berambut pendek itu tiba-tiba berubah wujud menjadi seekor hewan Jaguar. Jaguar itu berlari sangat kencang mengejar seorang gadis yang di panggil Hama tadi.

"Sugoii," kagum Raka.

"Kau akan lebih terkejut lagi setelah kita masuk ke dalam kelas," ucap Kripik. Kubah pelindung yang menyelimuti mereka menghilang.

Kripik kembali berjalan lurus. Raka pun ikut menyusulnya. Ia sudah tak sabar untuk melihat kehebatan dari murid-murid yang memiliki 'bakat khusus'.

@@@@@

~Kelas X-3~
.
.
.
.

Suasana hiruk pikuk menghiasi kelas X-3. Ada yang melayang di atas, ada yang berubah menjadi batu, dan masih banyak lagi.

Kripik mempersilahkan Raka untuk masuk ke dalam kelas. Raka melangkah masuk ke dalam. Suasana yang ramai seperti pasar berubah menjadi sunyi sepi.

Murid-murid sudah duduk rapi di bangku masing-masing. Hanya ada beberapa bangku saja yang kosong.

Raka menatap wajah teman-teman barunya. Tatapannya berhenti di satu titik, tepatnya di belakang sudut ruangan.

Seorang gadis berambut cokelat madu pendek. Ia memakai kemeja putih panjang dan rompi warna cokelat. Gadis itu tengah tertidur di atas meja.

"Laras kah itu?" gumam Raka pelan.

Kripik menepuk keras pundak Raka. Raka pun terlepas dari pandangannya kepada gadis itu.

"Cepat perkenalan dirimu. Aku ingin berkhayal lagi," ujar Kripik.

"Baik. Perkenalkan nama saya Raka Trafagar, kalian bisa memanggil saya Raka. Terimakasih," Raka selesai memperkenalkan diri. Ada sedikit perasaan gugup.

"Pilihlah tempat duduk sesuka hatimu," ucap Kripik. Ia langsung berjalan menuju meja depan urutan pertama. Ia membuat sebuah pelindung dan tertidur.

Raka terkejut. Ia baru melihat seseorang tidur dengan sangat cepatnya. Ia pun memilih tempat duduk di urutan ketiga dekat jendela.

"Pemandangan di luar lumayan cerah," gumam Raka.

Saat ia tengah menikmati pemandangan luar jendela. Seorang gadis yang duduk di sebelah Raka memanggil.

"Hai Raka, saya A-qing Andin. Kamu berasal dari mana?" tanya Andin. Ia tersenyum manis bagai gulali.

"Hai Andin. Hmm... Saya dari luar negara, asli Belanda," jawab Raka tersipu malu.

Andin tak menghilangkan senyum manisnya. Saat ini ia menggunakan pakaian seragam ala Puteri kerajaan dari negara Tirai Bambu. Warna hijau muda menghiasi tubuhnya.

"Eh Din!" panggil suara garang seorang Pemuda memakai hoodie berwarna merah muda. Ada gambar bintang besar di tengahnya.

Andin menolehkan kepala begitu juga Raka. Ia melihat wajah Pemuda itu seperti preman. Ia berpikir untuk tidak mendekati Pemuda itu bagaimanapun caranya.

"Aku... Boleh pinjam penghapusmu," ucap lembut Pemuda itu.

Raka yang mendengar suara Pemuda berwajah preman terkejut. Kedua mata melotot lebar dan mulut menganga besar.

"Hihihi... Pasti kamu terkejut mendengar suara Rizal yang lembut. Ia memiliki 'bakat khusus' untuk memanipulasi suara. Sebenarnya inilah suara asli Rizal," jelas Andin.

Rizal yang tengah dibicarakan menunduk malu. Wajah garang seperti preman, tubuh tinggi tegap, namun suaranya lembut seperti seorang gadis.

Sepertinya Raka harus menenangkan diri, ia masih shock. Raka memilih untuk kembali melihat pemandangan di luar daripada mendengar obrolan kedua murid tersebut.

@@@@@

Pelajaran pertama telah usai. Kelas X-3 yang memiliki jam bebas mulai berhamburan keluar kelas. Ada yang ke perpustakaan, kantin, halaman belakang, lapangan, taman maupun toilet. Tetapi ada juga yang tinggal di dalam kelas seperti Raka dan keempat murid lainnya.

Raka sudah mengetahui identitas dua murid, yaitu Kripik dan Laras. Sedangkan untuk kedua murid lainnya belum tahu.

Salah satu dari murid yang tak diketahui oleh Raka berjalan mendekati mejanya. Ia membawa sebuah kotak bekal berwarna hijau.

"Boleh aku duduk di sini?" tanya seorang Gadis berambut lurus hitam panjang.

"Tentu saja," jawab Raka ramah. Ia juga mengeluarkan sebuah kotak bekal berwarna merah.

Keduanya terdiam menikmati makan siang di dalam kelas, hanya terdengar suara tombol-tombol yang terus di tekan dan suara mengorok Kripik.

"Anoo... Namaku Mana. Kamu Raka kan?" Mana memulai pembicaraan. Ia baru saja selesai makan buah tomat kecil.

"Iya, salam kenal Mana," jawab Raka.

Raka melirik sekilas ke arah Mana. Mana terlihat agak canggung.

"Ada apa Mana?"

"Ehmm... Ano... Apa kamu... Aduh! Aku lupa!" kesal Mana. Ia memukul kepalanya pelan.

Raka terdiam. Ia bisa menilai sifat Mana yaitu pelupa dan agak lola (loading lama).

Mana menghela napas kasar. Ia segera bangkit dari tempat duduk setelah membereskan kotak bekalnya. Ia pergi tanpa pamit atau melihat Raka sekalipun.

"Dasar gadis aneh," gumam Raka.

Tiba-tiba sebuah gumpalan kertas terlempar ke arahnya. Raka sedikit terkejut, namun ia segera merentangkan tangan kiri. Sebuah api keluat dari telapak tangannya. Gumpalan kertas itu terbakar hingga tak tersisa.

"Sepertinya aku benar. Kamu adalah pemilik 'bakat khusus' yaitu Api Phoenix!" seru pelaku pelempar kertas tersebut.

Gadis bertubuh kecil yang tetap fokus memainkan sebuah game di tangan. Ia tak melirik atau menatap sedikitpun ke arah Raka.

"Huh! Ketahuan juga. Siapa kau sebenarnya?" tanya Raka to the point. Sifat Raka yang tenang berubah menjadi serius.

"Panggil saja aku, Milky. Kau pasti tak lupa denganku kan!" jawabnya.

############@@@@@############

12 Agustus 2020...

kripik_kun @Rakatrafagar Gruimore MANA--CHAN LuciferLeah devu_ina andinXiena Rizalraihan24 MilleyRy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro