Chapter 02 Kelas X-3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

~Kelas X-3~

Suasana di ruangan kelas berubah menjadi tegang. Raka dan gadis bertubuh kecil bernama Milky.

Milky masih fokus bermain game. Ia tak melirik Raka sekalipun. Raka menyeringai kecil.

"Aku masih mengingatmu dengan jelas. Millery Milky, gadis pemilik 'bakat khusus' Animation." ucap Raka.

Raka mengeluarkan sebuah api warna merah. Kedua tangan terselimuti api. Ia memiliki 'bakat khusus' yaitu Flame of Phoenix.

"Kalau mau berduel sebaiknya di arena saja," ujar gadis yang dari pagi tertidur. Ia mengucek kedua matanya. Mata sayu dan wajah khas bangun tidur masih terpapar jelas.

Gruimore Laras. Sang ketua kelas di kelas X-3. Ia bangun dari posisi sebelumnya. Terasa sedikit kaku.

Mana yang menjadi penonton di kelas tertunduk lemas. Ia bingung harus melakukan apapun. Kesalahan sedikit saja, mungkin membuat keadaan menjadi lebih gawat.

"Aduh! Mana bingung sekali nih," ucap Mana polos. Chitanda Mana.

Kripik ikut terbangun. Ia merasa terganggu dengan suara keributan di kelas. Waktunya mengkhayalnya menjadi terhenti.

"Ada apa sih ribut-ribut sekali," gumam Kripik masih menutup mata.

Raka menghilangkan kekuatan api miliknya. Ia memilih untuk duduk kembali. Menatap pemandangan di luar jendela.

Milky masih tetap fokus bermain game. Ia menurunkan perlahan aura dari tubuhnya. "Tamat!" gumamnya. Ia menaruh game di dalam saku seragam, lalu beranjak meninggalkan kelas.

Laras menghela napas lega. Ia sudah memperkirakan keributan yang akan terjadi akan kembali seperti semula. Pedang yang digenggam oleh tangannya menghilang. Entah darimana pedang itu muncul.

Kripik kembali tidur. Masa berkhayal akan dilanjutkan. Pelindung di sekitar tubuh masih bertahan.

"Huh!" Mana mendengus. Ia sampai terduduk lemas di lantai. Ia terlalu berpikir keras hingga beberapa helai rambut 'mungkin' rontok.

@@@@@

~Kantin Circle Academy~

Sebagian murid kelas X-3 meramaikan kantin. Mereka memesan makanan sepuasnya, dikarenakan kepala sekolah mengkhususkan para pemilik 'bakat khusus' mengratiskan biaya sekolah, makan di kantin bebas, mendapatkan fasilitas lengkap serta disediakan asrama bagi yang ingin tinggal di sana.

"Waah... Aku kenyang sekali," ucap gadis bertubuh kecil. Ia memegang perut yang sudah mengembang.

"Hama! Kau mengambil makananku!" omel gadis berambut cokelat pendek. Ia mengepalkan kedua tangan erat.

"Ehehehe... Maafkan aku, Yuu! Kabur!!" sahut Hama.

Ia sudah berlari secepat kilat. Ia sempat menjulurkan lidah.

Devuina Chikyuu. Yuu panggilan akrabnya. Ia sangat marah. Ia merubah dirinya menjadi seekor burung elang. Kedua sayap cokelat mengepak lebar di punggung.

"Kali ini aku takkan membiarkanmu lolos!" seru Yuu dalam mode burung elang. Beast Animalia. Kemampuan 'bakat khusus' milik Yuu.

Yuu mulai terbang mengerjar Gadis bernama lengkap Hamakaze. Gadis yang sudah melarikan diri memiliki kekuatan 'bakat khusus' Speed of Light.

"Hahaha... Ayo kejar aku, Yuu!" ledek Hama tertawa kecil.

Hama terus berlari kencang sampai... seseorang menghadang dirinya. "Kau membuat ulah terus ya," ucap Pemuda itu pelan, namun membuat Hama merinding ketakutan. Ia langsung mengurangi kecepatan.

"Faisal-nii...," Hama berucap sangat pelan. Ia menundukan kepala ke bawah, tak berani menatap wajah Pemuda itu.

"Kulihat dari pagi, kau membuat Yuu marah dan mengerjarmu. Kali ini aku akan menghukummu!"

Faisal Amoeba. Pasti kalian berpikir nama belakangnya sangatlah aneh. Faisal sendiri yang telah mengganti namanya. Katanya agar berbeda dari yang lain.

Hama semakin tak berani menatap wajah Faisal. Ia merasakan tekanan yang berat. Di sekelilinginya terdapat banyak sosok Faisal yang mengurung dirinya.

'Bakat khusus' Faisal ialah Split Yourself. Kemampuan yang cukup hebat. "Terimalah hukumanmu," ucap Faisal mode Iblis. Hama hanya berpasrah diri. "Huahh!!" jerit Hama kesakitan.

Yuu melihat sosok Hama dan Faisal dari atas pohon. Ia bertengger di salah satu dahan.

"Hahaha... Faisal-nii dalam model Iblis memang sangat menakutkan," ujar Yuu bahagia.

"Kau senang sekali Yuu," ucap seorang gadis berambut biru berkepang dua. Ia tengah melayang di dekat Yuu bertengger.

Yuu menolehkan kepala. Ia merubah kembali tubuhnya menjadi wujud manusia, namun sepasang sayap masih menempel di punggung.

"Hai Mayu. Senang sekali melihatmu tertawa," sapa Yuu ramah.

Hatsune Mayu. Gadis yang memiliki kepribadian hiperaktif. Ia menggunakan 'bakat khusus'nya untuk bersenang-senang. Flying.

"Mayu senang melihat kalian selalu bermain-main. Mayu jadi ingin ikut bermain," jawab Mayu bahagia.

Yuu memasang muka masam. Keributan antara dirinya dan Hama di bilang 'hanya' permainan. Mayu pergi meninggalkan Yuu, Mayu melayang mengejar kupu-kupu hitam.

@@@@@

Kring!!

Kring!!

Bel masuk telah berbunyi. Sepasang sejoli berjalan sambil bertautan tangan mesra.

"Nana, nanti pulang sekolah kita pergi ke toko game ya," ucap Pemuda berkacamata. Ia berperawakan kurus dan tak terlalu tinggi.

"Oke. Tapi... Raya nanti kerjakan tugasku ya," balas Nana memasang wajah imut. Rona tipis merah muncul dari kedua pipi Raya. Ia menjadi salah tingkah dengan membenarkan kacamata.

Megumi Nana. Nana melompat-lompat kecil. Ia mempererat pegangan tangan. Gadis yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai pesulap. Dengan menggunakan 'bakat khusus' miliknya Magician, ia bisa mencari uang tambahan.

Raya semakin malu dengan sikap Nana. Ia beruntung memiliki kekasih seperti Nana. Gadis perkerja keras dan tak manja pada dirinya.

"A-aku... Semakin mencintaimu... Nana-chan," ucap Raya mengutarakan perasaan yang sebenarnya sulit ia ungkapkan.

Raylanvas. Pemuda memiliki sifat pemalu dan kikuk. Ia mempunyai 'bakat khusus' Cursed of Love. Kemampuan yang cukup berbahaya.

Jika Raya mengutarakan perasaannya, seseorang yang melihat senyuman Raya akan terkena kutukan cinta. Dan kejadian itu terjadi...

"Habis ini kita pergi ke perpustakaan ko-," ucapan murid bernama Fuyu terpotong.

"Fuyu!!" seru Andin histeris.

"Burung Puyuh! Eh Fuyu!" sahut Rizal bersuara lembut.

Seorang murid baru saja berubah menjadi patung setelah melihat senyuman Raya. Korban bernama Nakano Fuyu.

"Oh tidak!"

Raya mengusap wajahnya kasar. Nana hanya tersenyum kecil. Ia semakin mempererat pegangan tangan.

Kripik yang tertidur langsung terbangun. Ia menghampiri tubuh Fuyu yang menjadi patung.

"Huahh... Fuyu kembalilah!"

Kripik menangis histeris. Sifat siscon Kripik keluar. Ia terus menangis sampai-sampai mengoyangkan tubuh Fuyu yang tak berdaya.

"Hai, aku kembali dengan sejuta kenangan!" seru Nana riang di tengah kejadian.

@@@@@

Pelajaran kedua sudah di mulai. Kejadian Fuyu yang menjadi batu sudah di tangani oleh Raya sendiri. Saat ini Fuyu sedang berada di UKS menemani Kripik yang pingsan sehabis menangis.

Belum sehari berada di kelas X-3, Raka sudah mengalami banyak hal. Dari awal pertemuan dengan 'lawan dulu' hingga keributan di kelas tadi.

"Semoga saja," gumam Raka.

"Iya, semoga saja ya," sahut Pemuda berambut putih. Ia berdiri di belakang Raka.

Raka terkejut. Dikira ia melihat sosok hantu Jepang. Raka mengelus-elus dada mengatur napas.

"Maaf, saya belum memperkenalkan diri. Aku Emiya Fir Man, panggil saja Fir nii. Aku hobi rebahan seperti kucing. Terimakasih," ucap Fir nii panjang lebar.

"Banyak sekali orang aneh di kelas ini," batin Raka sweatdrop.

Raka tersenyum kikuk. Ia bingung harus membalas apa. Fir nii menepuk pelan pundak Raka.

"Kau harus kuat selama di kelas ini. Oh iya, selamat datang," ujar Fir nii bergaya keren.

Raka rasanya ingin muntah melihat kelakuan Pemuda berambut uban tersebut. Ia melangkah menuju ke bangku sendiri.

Di sudut ruangan kelas...

Seorang Gadis berambut pirang tengah duduk sambil membaca buku yang di pangku. Satu tangannya mengambil sebuah kue bulat berwarna merah muda.

Penampilan serba hitam atau biasa di sebut gothic menjadi penampilan khasnya. Aura gelap menjadi teman sehari-hari.

"Murid bernama Raka akan terjatuh dari tempat duduk," ucap Gadis pirang itu.

Brakk!!

Raka tiba-tiba saja terjatuh dari bangku. Andin tak sengaja menendang bangku milik Raka.

"Ah, Raka. Saya minta maaf," ucap Andin tak enak hati.

"Sakit sekali," Raka memegangi area pantang yang mencium lantai kelas.

Gadis berambut pirang kembali berkata. "Murid bernama Rizal akan menari balet,"

Rizal tiba-tiba terbangun. Ia mengerakan badan bagai penari balet. Gerakan Rizal sangat lihai dan elegan.

"Tubuhku... bergerak sendiri," ujar Rizal keras seperti penyanyi seriosa.

"Hahahaha... Pasti ini kerjaan Resa," salah satu murid kelas X-3 tertawa kencang. Ia sampai memukul-mukul meja.

"Aku tidak melakukan apapun!" kesal Resa. Padahal ia sedang melamunkan hal tak berguna.

Gadis pirang kembali akan berucap, sampai seseorang menghentikan. "Sudah cukup, Ichi!" seru Laras.

Nanase Ichi. Gadis pirang itu berhenti. Ia menatap Laras malas.

"Kau mengganggu kesenanganku saja,  Ketua Kelas," ucap Ichi kecewa.

"Bakat khususmu itu... bukan untuk disalahgunakan!"

Laras mencipatkan sebuah tongkat kayu. Ia mengengam erat sangat erat.

"Baiklah, aku akan berhenti," Ichi mengalah. Ia menutup buku yang sedang di baca. Ia simpan rapat-rapat di dalam tas warna hitam juga.

Laras tak menghilangkan tongkat kayu. Ia duduk kembali dan tertidur di atas meja.

############@@@@@############

13 Agustus 2020...

@Rakatrafagar HoshizoraSR Gruimore andinXiena LuciferLeah MilleyRy MANA--CHAN devu_ina Rizalraihan24

AmoebaPro Raylanvas Ichi_Nanase mayshieu Kucingrebahan pinnavy Naruseh Resada_Akarika

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro