Chapter 03 Kelas X-3 (2)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kring! Kring!

Pelajaran hari ini telah selesai. Para murid Circle Academy mulai berhamburan keluar kelas, terutama kelas X-3.

Raka menghirup udara sebanyak-banyaknya. Ia tak tahan dengan kelakuan 'aneh' teman-teman barunya. Hanya beberapa saja yang menurut dirinya 'normal'.

"Hai, Raka!" sapa Fir nii tiba-tiba. Sudah beberapa kali ia di kagetkan olehnya.

"Ada apa, Fir nii?" tanya Raka tegas.

Fir nii menyengir lebar. Deretan gigi yang tak terlalu putih, terselip cabai bekas makan di kantin tadi.

"Pfft!!" Raka menahan tawa. Ia kalau sudah tertawa susah untuk berhenti cepat.

Fir nii mengaruk kepala tak gatal. Ia bingung dengan kelakuan Raka yang tiba-tiba tertawa sendiri. Ia pergi meninggalkan Raka setelah terhisap oleh bayangan dinding.

"Sugoii!" kagum Raka. Ia tidak jadi tertawa. Kedua matanya berbinar-binar kagum melihat 'bakat khusus' Fir nii.

Sebuah tangan menepuk pelan pundak Raka. Raka secara reflek menolehkan kepala.

"Shadow. Itulah 'bakat khusus' milik Fir nii," ucap seorang Pemuda berambut pendek berantakan. Ia mengenakan pakaian kasual dengan dalaman warna hitam dan blazer putih sepanjang paha, serta celana kain putih.

"Anoo... Kamu siapa?" tanya Raka bingung.

"Maaf aku tidak sopan belum memperkenalkan diri. Nama saya Kuujaku Gown. Saya berasal dari Ras Elcair, salam kenal," jawab Kuujaku sopan.

"Raka! Maukah kau bergabung dengan Komite Disiplin Circle?" Kuujaku mengajak Raka dengan semangat membara.

Raka terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. Ia masih ingin bersantai tanpa harus terikat dengan urusan kegiatan sekolah.

"Maaf, nanti aku pikirkan," ucap Raka.

Kuujaku tersenyum kecil. "Baiklah, akan ku tunggu jawabanmu besok! Sampai jumpa!"

Sosok Kuujaku mulai menghilang dari pandangan Raka. Kepala Raka terasa pusing dengan kegiatan hari pertama di sekolah barunya.

"Ku pikir aku... harus istirahat di rumah," gumam Raka.

@@@@@

~Kamis, 15 Agustus 2022~

Terik matahari mulai menampakan diri. Burung-burung liar berkicau ria di atas pohon.

Gadis berambut hitam panjang tengah berjalan kaki seorang diri di pinggir jalan. Ekspresi wajah yang suram membuat orang-orang tak berani menyapa.

Gadis itu mengenakan dress perpaduan warna hitam putih. Ia tak pernah sekalipun tersenyum. Kata orang senyuman miliknya begitu memikat.

Lampu lalu lintas berubah warna hijau. Terlihat seorang anak kecil tengah menyebrang jalan. Sebuah mobil dari arah depan berjalan cepat ke arah anak kecil tersebut.

"Awas ada mobil!" seru Pria dewasa berpakaian kantor.

Tak ada yang berani menyelamatkan anak kecil itu. Gadis berwajah suram melihat intens sosok anak kecil yang sedang menyebrang.

Tiba-tiba sebuah rantai hitam muncul melilit tubuh anak kecil. Ia tertarik hingga di seberang jalan. Anak kecil itu terlihat bingung. Ia masih tak sadar bahwa nyawanya terancam.

"Lihat! Gadis itu mengeluarkan sebuah rantai!"

"Pasti dia salah satu murid berbakat khusus!"

Suara kehebohan menyeruak hingga di sepanjang jalan. Gadis berambut hitam panjang mempercepat langkahnya. Ia tak mau menarik perhatian lebih lagi.

"Aku hanya niat menolongnya saja," ucap Gadis itu pelan.

"Elin, kau sudah berbuat hal yang baik,"

Sosok Laras muncul di sebelah kanan Elin. Ia tersenyum simpul. Elin sendiri tak menghiraukan Laras, ia mengambil langkah seribu.

"Selalu tak berubah sejak dulu," ujar Laras.

Madoka Elin. Salah satu murid kelas X-3. Elin memiliki 'bakat khusus' bernama Iron Chain.

@@@@@

Fuyu, Andin dan seorang Gadis berambut crimson tengah berjalan kaki melewati gerbang sekolah.

"Fuyu, bagaimana keadaan Kripik?" tanya Andin. Gadis yang berasal dari negara Tirai Bambu. Kali ini menggunakan seragam kemeja putih panjang, rompi dan rok dengan warna senada.

Change Appearance. Itulah 'bakat khusus' miliknya. Ia dapat mengelabui siapapun dengan cara merubah penampilan.

"Sudah membaik," jawab Fuyu.

Gadis berambut crimson menghadap Fuyu dan Andin. Ia menaruh tangan di pinggang.

"Ada apa Resa?" tanya Fuyu bingung.

"Aku akan melakukan sesuatu, kalian lihatlah," jawab Resa.

Resaseki. Gadis yang sangat di kagumi oleh murid kelas X-3. Sifatnya One-sama menjadi daya tarik dirinya. Ia juga memiliki sifat jahil dan sesuai dengan kemampuan 'bakat khusus'nya yaitu Controller.

"Pasti... berbuat jahil lagi," gumam Andin tersenyum simpul. Ia sangat mendukung Resa bila berbuat jahil dan terkadang ikut bergabung.

Fuyu tertawa kecil. Ia menganggap sosok Resa sebagai Kakak ataupun Ibu.

"Perlihatkan kepada kami!" seru Fuyu dan Andin kompak.

"Ah siap!" sahut Resa mengacungkan jempol. Resa mulai berkosentrasi menatap seseorang Gadis berambut panjang. Ia menyeringai kecil.

~Di Lapangan Sekolah~

Gadis dengan raut wajah mesum sedang melihat sepasang kekasih yang tengah berpacaran. Gadis itu tersenyum lebar.

"Ahh... Aku menemukan korban," gumamnya. Ia berjalan mengendap-endap dari arah belakang sepasang kekasih.

"Raya. Apa tugasku sudah selesai?" tanya Nana. Ia sedang melakukan aski sulap terbarunya. Sebuah selendang ia sulap menjadi seekor burung dara.

"Taraaa...,"

"Su-sudah kok. Ini tu-tugas untukmu," jawab Raya malu-malu. Rona tipis menghiasi kedua pipi.

Cup!

"Ahh... Kamu memang pacar terbaik," balas Nana. Ia mencium sekilas pipi Raya.

Wajah Raya semakin memerah seperti buah tomat. Ia menjadi salah tingkah di buatnya.

"Ka-kamu... juga k-kok," ucap Raya.

Mari kita balik ke Gadis mesum itu. Ia memajukan sebelah tangan ke depan. Sebuah angin kecil tercipta.

Whuzz!!!

Rok yang di pakai Nana terbuka. Sontak Nana menutup roknya. Raya yang melihat warna merah muda di balik Rok Nana langsung membuang muka asal. Cairan berwarna merah keluar dari lubang hidung.

"Ckckckck... Baru segitu saja sudah mimisan," ledek Gadis mesum itu.

Saat ia akan menciptakan angin kecil kembali. Tubuh Gadis itu tak bisa di gerakan.

"Ke-kenapa dengan tubuhku?" tanya Gadis tersebut bingung. Tubuhnya terasa kaku.

Resa melihat dari kejauhan. Target sudah dalam gengamannya. Ia mengendalikan tubuh Gadis itu berjalan ke arah Raya dan Nana.

"Eh, Yesa," ucap Raya gugup. Ia langsung mengelap kasar cairan merah di hidung.

Plak!!

Yesa, si Gadis mesum baru saja menampar wajah Raya sebanyak dua kali. Yesa terdiam. "Oh tidak!"

Nana melihat kekasihnya di tampar oleh Yesa. Ia merasa geram. Ia langsung menciptakan sebuah sulap dengan tongkat ajaib.

"Adakadabra!"

Tubuh Yesa berubah menjadi kodok. Yesa menangis melihat dirinya berubah menjadi kodok. Sulap Nana bertahan sampai 2 jam.

"Wrokkks worokk," ucap Yesa dalam bahasa Kodok.

"Hahaha," tawa Resa dari jauh. Ia sudah berhasil menjahili Yesa.

Andin dan Fuyu tertawa kencang. Keduanya sampai memegang perut.

"Kasian sekalin Yesa," tawa Andin.

"Hahaha... Dia berubah jadi Kodok," sahut Fuyu. Ia tertawa sampai bergaya seperti Burung Puyuh.

@@@@@

Sebuah mobil limosin masuk ke area Circle Academy. Seorang Gadis keluar dari dalam mobil.

Gadis itu mengenakan pakaian ala Idol. Perpaduan warna hitam, merah dan ungu menghiasi tubuh. Pita berbentuk UFO terikat manis di kanan kiri rambut kuning pucatnya.

"Wah!! Hicchan!"

"Dia kembali bersekolah!"

"Lihat! Aura kecantikan Hicchan semakin terpancar setelah berkeliling ASIA!"

"Hicchan... Bolehkah aku melihat celana dalammu?"

Brak!!

Pemuda malang yang baru berteriak tersungkur menabrak pohon. Kepala tertanam ke dalam tanah.

"Eeh!!" seru mereka terkejut.

Gadis idol merapikan penampilannya.  Ia menatap lurus ke depan. Senyum manis terukir di wajah.

"Hebat sekali Hicchan!"

"Kami sayang Hicchan!"

Yuna Hicchan. Sang idol yang saat ini terkenal. Ia baru menyelesaikan acara panggung keliling se-ASIA.

"Terimakasih para fans Hacchi," sambut Hicchan melambaikan tangan.

Hicchan merupakan salah satu murid kelas X-3. Ia mempunyai 'bakat khusus' yaitu Giant Power. Ia dapat memiliki kekuatan atau energi setara manusia raksasa.

Hicchan menggunakan kekuatan 'hanya' untuk menyelamatkan diri dari para fans yang tak pantas menurutnya. Seperti yang  terjadi pada Pemuda malang itu.

"Hicchan mau belajar dulu ya," ucap Hicchan bergaya manis. Ia mengedipkan sebelah mata.

Para lelaki langsung mimisan. Para wanita mendadak pingsan. Kekuatan idol Hicchan memang sangatlah luar biasa.

Raka baru tiba di kelas. Ia melihat kerumunan murid-murid membawa spanduk dan memakai pin bertuliskan Hacchi.

"Mengganggu saja," cibir Raka.

Salah satu fans mendengar cibiran Raka. Ia mendatangi Raka dengan tatapan tajam.

"Apa kau katakan tadi, huh?!"

"Mengganggu saja," jawab Raka santai mengulangi perkataannya.

Fans itu semakin emosi. Ia ingin memukul wajah Raka. Namun, Raka menciptakan sebuah api kecil. Ia melemparkan api itu ke sepatunya.

"Huahh! Panas!" jerit fans tersebut.

Raka tak peduli. Ia masuk ke dalam kelas, lalu menaruh tas di bangku. Memandangi jendela luar kelas menjadi kegiatan baru Raka.

"Kau tak seharusnya menyerang dia dengan bakat khususmu itu!" seru Laras menatap tajam Raka. Ia tiba-tiba muncul di depan Raka.

############@@@@@#############

~14 Agustus 2020~

@Rakatrafagar Gruimore Raylanvas andinXiena Kucingrebahan pinnavy Naruseh Resaseki12

Kuujaku SeiRean_Ro Hicchan867 Nothingts

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro