Chapter 10 Genre Suara Rizal

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Circle Academy. Sekolah yang menuntut para muridnya untuk berdedikasi tinggi dan berjuang selama pelajaran di mulai. Kaum rebahan akan di catat dalam buku hitam. Kaum gosip akan di kurung bersama kambing. Kaum garing akan di goreng biar sedap. Kaum jomblo.... Menerungi nasipnya di dalam toilet.

Daisuke Rizal, Pemuda bertubuh tinggi atletik. Ia memiki tinggi sekitar 175 cm. Rambut pendek hitam di poles menggunakan minyak goreng agar tetap mengkilap selalu.

Rizal menikmati pagi hari dengan memasak. Tinggal sendiri menjadikan ia sebagai koki dadakan. Rizal anak perantau dari sebuah desa terpencil di Jepang. Ia bercita-cita ingin menjadi seorang penyanyi seperti Hicchan.

Keinginan kuat itulah yang membuat Rizal mendapatkan kemampuan 'bakat khusus' Manipulation Sound. Kemampuan ini membuat Rizal bisa menirukan berbagai genre suara.

"Lala... Lala... Lala...," suara seriosa versi Rizal.

"Uhuk! Uhuk!"

Rizal meminum air hangat yang telah ia siapkan. Segelas air hangat habis tak tersisa. Tetesan sisa air terjatuh dari bibir merah muda.

"Menu pagi ini adalah... Nasi Kare dan Udang Goreng!"

Rizal mulai menyiapkan bahan-bahan yang telah di siapkan. Ia membersihkan udang, memanak nasi, hingga keperluan lainnya.

Satu jam telah berlalu. Menu sarapan ala Rizal telah selesai di buat. Aroma lezat tercium sempurna dari indra penciuman. Tempat makan berbentuk kotak telah disediakan, Rizal dengan hati-hati menata nasi kare dan udang goreng, serta tambahan beberapa sayuran matang.

"Oke! Saatnya berangkat sekolah!"

Rizal mengacungkan tangan ke atas tanda ia semangat. Kobaran api menyelimuti dirinya. Bau daging gosong tercium. Asap mengebul dari belakang tubuh Rizal.

"Oh tidak kebakaran! Kebakaran!" seru Rizal bernada seriosa berlari ke kanan kiri seperti setrikan baju.

@@@@@

~Circle Academy~

Suasana di sekolah telah ramai menyeruak. Murid-murid berjalan sendirian, berdua hingga berkelempok. Canda tawa, kesal dan kesedihan tercampur menjadi satu padu.

Khusus untuk kelas X-3. Murid yang berjumlah 23 ini masih tergolong sepi, hanya beberapa murid saja yang terlihat. Rizal baru saja memasuki kelas. Ia duduk di tengah barisan ketiga. Tas dan buku-buku di tata dengan rapi.

"Ohayou Yuu, Ichi, Mayu dan Riza," sapa Rizal nada seriosa hingga melengkik seperti jari kelingkingnya.

"Ohayou Rizal/Zal/Hode dan Daisuke," balas Yuu, Ichi, Mayu dan Riza kompak.

Hati Rizal melengos mendengar sapaan Mayu. Ia ini laki-laki tulen dan bukan seseorang yang menyamar seperti laki-laki.

"Sudah... Jangan dengarkan perkataan si Gadis mesum itu," ucap Yuu menepuk keras pundak Rizal. Rizal meringis kesakitan merasakan tepukan Yuu yang bar-bar.

"I-iya,"

Riza melihat interaksi antara Yuu dan Rizal tersenyum miris. Ia dapat merasakan bagaimana nasip seorang Rizal.

Tiba-tiba wajah mesum Mayu sudah berada di depan Riza. Riza terkejut hingga terjatuh dari bangku secara tidak elit. Kepala ia membentur meja lalu lantai yang belum di lap. Rasa sakit dan bau menyengat ia rasakan sekaligus.

"Hahahaha... Pasti ini ulah Ichi," ujar Mayu tertawa keras. Ia sampai memegang perutnya dan terduduk hingga berguling-guling ria di lantai.

"Mayu berguling-guling di lantai dengan meriah," gumam Ichi. Tangan kanan bergerak-gerak menulis sebuah kalimat indah di buku usang.

Ichi menutup bukunya kencang. Ia beranjak dari bangku. Hentakan kaki yang di tekan membuat lantai bergetar heboh seperti menonton acara dangdut koplo.

"Kalian berisik sekali!" Seru Ichi datar. Aura seram menyelimuti tubuhnya. Ichi berjalan sampai di depan pintu. Ia membuka buku usang miliknya, lalu menuliskan sesuatu dengan cepat. Pintu di tutup rapat sampai sosok Ichi menghilang.

Mayu dan Riza berdiri tegak. Ia menatap sosok Ichi geram. Keduanya saling melirik, lalu melangkahkan kaki meninggalkan kelas. Mayu dan Riza menyusul Ichi dengan rencana besar yang bermunculan di otak.

Tersisa Yuu dan Rizal di kelas. Rizal mengelus punggung yang terasa pilu. Yuu tersenyum dengan penuh kemenangan.

"Kau!" suara seiorasa Rizal melengking. Yuu sampai harus menutup kedua telinga.

Kedua iris mata Rizal menatap garang Yuu. Yuu pun ikut menatap balik. Percikan listrik keluar seperti di serial anime.

Pintu kelas terbuka lebar. Sosok Andin, Fuyu dan Resa masuk ke dalam kelas bergantian. Resa yang melihat acara tatapan Yuu dan Rizal sampai harus nenutup mulut.

"Ada apa Bunda?" tanya Andin. Kini ia merubah penampilan seperti seorang idol.

"Resa! Jangan bilang jiwa fuj-,"

Perkatan Fuyu terpotong. Fuyu mengangkat satu kaki ke atas. Ekspresi wajahnya seperti kesakitan.

Resa tersenyum lebar. Ialah pelaku utama menginjak kaki Fuyu karena hampir mengucapkan kata-kata sakral yang tak boleh diucapkan sembarang tempat.

"Anak Bunda sedang apa?" tanya Resa kepada kedua insan yang setia bertatapan.

"Berisik!" jawab Yuu dan Rizal kompak.

Andin menghela napas berat. Hidup kedua temannya akan berakhir di sini. "Semoga kalian di berikan perlindungan,"

"Aww! Resa bodoh!" sentak Fuyu tak terima kakinya di injak begitu saja.

Kehebohan di pagi hari kelas X-3 pun di mulai. Resa mengeluarkan aura Onee-sama miliknya. Nasip ketiganya kecuali Andin berada di ambang maut.

@@@@@

Pelajaran kedua dan ketiga telah selesai. Masih ada satu pelajaran lagi yang tersisa. Rizal dan Yuu berada di ruang guru BK.

"Bisa kalian jelaskan?" Guru BK bernama Ray bertanya kepada kedua insan.

Yuu terlihat cuek. Ia mengunyah permen karet sesuka hati. Berbeda dengan Rizal. Badan tinggi dan besar tak mempengaruhi dari perawakannya. Rizal mengelap airmata yang keluar sejak tadi.

"Hiks... Rizal tidak tahu Pak Rey," jawab Rizal lembut. Suara asli Rizal telah keluar. 'Bakat khusus' Rizal memiliki kelemahan yaitu saat si pemilik menangis, kemampuannya akan kembali normal.

Brak!!

Pak Rey memukul meja kerja keras. Rizal tersentak. Ia semakin merasa takut. Airmata kesedihan keluar lagi.

"Dasar cengeng!" ejek Yuu.

Yuu menepuk keras pundak Rizal. Penampilan Yuu agak berantakan, berbeda dengan Rizal yang rapi namun terdapat bekas bibir keningnya.

"Yuu! Kenapa kamu sampai melalukan hal yang dilarang sekolah?" tanya Pak Rey kembali.

"Hmm... Ini semua bermula dari pria cengeng di sebelah saya Pak," jawab Yuu santai. Ia masih mengemut permen karet yang mungkin tidak memiliki rasa lagi.

"Bohong!" sanggah Rizal lembut.

"Kamu telah menodai diriku, Yuu! Aku minta pertanggungjawaban darimu!" lanjut Rizal marah. Kini suaranya telah berubah menjadi genre rapper. Jika Rizal dalam mode marah suaranya akan berubah seperti rapper.

Yuu memandang tajam Rizal. Ia merasa seperti menghamili anak perawan saja. Padahal jika itu terjadi, ia seharusnya yang hamil bukan si Rizal.

Pak Rey mengusap wajah kasar. Ia terlihat tengah menonton sinetron anak muda di televisi. Ia tak habis pikir dengan kelakuan aneh bin ajaib murid-murid kelas X-3 bimbingan Pak Joe yang tak jelas juga.

"Cukup! Kalian Bapak hukum!" seru Pak Rey.

"Apa?!" Yuu dan Rizal berseru kompak.

Pak Rey takkan memberikan hukuman yang berat. Ia masih memiliki hati bersih seperti Mimi Peri.

"Sepulang sekolah kalian harus menghitung jumlah daun pohon beringin!" kata Pak Rey mutlak.

Rizal dan Yuu pingsan seketika. Bagaimana cara mereka menyelesaikan menghitung jumlah daun pohon beringin sebesar itu?

###########@@@@@@##############

~Kamis, 20 Agustus 2020~

Rizal aka Rizalraihan24
Yuu aka devu_ina
Andin aka andinXiena
Ichi aka Ichi_Nanase
Mayu aka Nothingts
Resa aka Resada_Akarika
Fuyu aka pinnavy
Riza aka AhmadRizani

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro