Chapter 11 Onee-sama Resa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari libur telah tiba. Salah satu murid kelas X-3 tengah terbaring lemah di kasur empuk.

"Resa! Ayo bangun nak!"

Pintu kamar Resa di gedor-gedor keras. Resa merasa terusik dalam tidurnya.

"Hmm... Sebentar lagi Ma,"

Resa menarik selimut bergambar pria memakai celana renang. Kita telisik lebih jauh di sekitar kamar Resa terdapat berbagai gambar poster pria-pria. Sebuah kotak merah muda berukuran besar tersembunyi di bawah kolong tempat tidur.

Brak!!

Pintu kamar bercat merah itu di dobrak hingga kunci kamar terlepas. Resa terbangun dengan posisi setengah duduk.

"RESA!!!"

Mama Tania, orang tua Resa menatap anak perempuan satu-satunya garang. Kedua tanduk seperti iblis muncul di kepala. Aura merah membara menyelimuti tubuh Mama Tania.

"Bangun sekarang atau...," Mama Tania melirik ke bawah kolong tempat tidur. "Koleksi berhargamu Mama buang dan bakar!"

Tubuh Resa terasa kaku. Ia tidak bisa melawan kemarahan Mama tercintanya. Ia bisa saja menggunakan 'bakat khusus' nya untuk mengendalikan tubuh sang Mama.

"Baik Ma! Resa sudah bangun!" seru Resa. Ia merapikan tempat tidur cepat, lalu berlari ke kamar mandi menggosok gigi dan mencuci muka secepat kilat.

"Se... Sele... Selesai," ucap Resa. Dada Resa naik turun cepat kehabisan pasokan oksigen.

"Bagus," jawab Mama Tania tersenyum manis. Kedua tanduk di kepala dan aura kemarahan telah menghilang sekejap.

Mama Tania menutup pelan pintu kamar Resa. Sosok Mama nya telah menghilang, Resa pun ambruk di lantai.

@@@@@

~Senin, 27 Agustus 2020~

Suasana di sekolah begitu damai. Kehidupan penghuni sekolah seperti tak ada.

Whuz!!

Hama melesat kilat dari gerbang hingga ke gedung aula. Ia terlambat masuk sekolah. Keringat bercucuran membasahi seragam.

"Ihh! Bau asem!" seru Eba.

Eba atau Faisal mengambil lima langkah mundur setelah berdekatan dengan Hama. Ia menutup hidup dan perut terasa mual.

"Eba-nii!" umpat Hama kesal.

"Jangan dekat-dekat Hama!" seru Riito. Ia sudah menjadi anggota kelas X-3 hari Jumat lalu. Laras pun sudah mulai masuk, ia juga membawa seorang perempuan yang salah satu matanya tertutup.

"Hahaha...," tawa pecah dari kumpulan murid kelas X-3.

Murid-murid kelas X lain, XI dan XII menatap mereka dengan tatapan aneh. Elin menatap balik mereka dan semuapun mendadak menatap lurus ke depan panggung.

"Elin memang hebat!" puji Hicchan bergaya ciri khasnya. Semua fans bernama Hacchi pingsan berjamaah.

Kehebohan terjadi di dalam aula. Para guru dan beberapa murid membantu orang-orang yang pingsan. Cairan kental berwarna merah keluar dari lubang hidung.

"Yeahh! Hari kita bebas tidak belajar!"  Hama berteriak keras. Ia berlari secepat kilatan cahaya mengelilingi gedung aula sebanyak 50 kali.

Laras tersenyum sangat tipis hingga tak terlihat. Setidaknya keraguan dan ketakutan yang ia rasakan sedikit menghilang dengan hiburan dari teman-teman X-3.

"Laras, kita ke kantin yuk," ajak Kripik malas. Ia menguap cukup lebar hingga lalat hampir masuk ke dalam.

"Kripik awas!"

Plak!!

Eba memukul wajah Kripik menggunakan raket nyamuk. Wajah Kripik terdapat kotak-kotak kecil. Ia pun ambruk ke lantai.

"Maaf ya bro," ucap Eba santai. Ia memasang headphone dan berlalu pergi meninggalkan gedung aula.

Hicchan mengikuti dari belakang. Pagi ini ia ada jadwal konser di Menara Tokyo. "Sampai jumpa semua," pamit Hicchan.

"Aku juga ada urusan lain," ujar Elin datar. Ia berjalan dengan menunduk berharap mendapatkan uang lembaran di bawah.

Laras berucap. "Hari ini kalian bebas. Tapi... jangan ada yang pulang atau aku akan memberikan hukuman yang menyenangkan,"

"Ba-baik," jawab murid kelas X-3 kompak. Laras tersenyum penuh kemenangan.

@@@@@

Resa dari pagi terlihat murung. Andin dan Fuyu yang biasanya melihat keusilan dan kehebohan Onee-sama menjadi bingung.

"Bun, kenapa denganmu hari ini?" tanya Fuyu. Ia baru selesai memperagakan gaya burung fuyu terbaru dengan bebek karet di taruh di atas kepala.

"Tidak apa-apa," jawab Resa lesuh.

Andin hanya diam. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia sampai harus mengorek tempat sampah demi membuat Resa tersenyum.

"Huh!"

Resa berdiri. Ia memperbaiki sepatu hitam yang akan terlepas. Kemeja putih dan blazer hitam sangat cocok digunakan. Rok bermotif kotak-kotak pendek selutut begitu seksi. Rambut biru gelap Resa biarkan terurai bebas.

"Aku mau ke halaman belakang. Kalian tidak perlu mencariku," ucap Resa memaksa tersenyum.

"Oke/Baik!" jawab Andin dan Fuyu kompak.

Resa berjalan lurus, lalu berbelok hingga sosoknya menghilang dari pandangan Andin dan Fuyu. Keduanya saling bertatapan dan memilih untuk pergi ke kantin.

~Halaman Belakang Sekolah~

Seorang Gadis terbang mengitari sebuah pohon. Pusaran angin kecil berputar di bawah kaki.

"Lama sekali sih dia," gerutu Gadis itu.

"Sabar saja," sahut Pemuda tengah memainkan gitar listrik. Ia bersandar di bawah pohon rindang.

Yesa terbang mendekati Pemuda itu. Ia melayang sambil menyenderkan kepala di pundaknya.

"Rii... Aku punya informasi bagus loh," ucap Yesa lembut.

Riito atau biasanya di panggil Rii menghentikan permaian gitar. Ia menaruh gitar di sebelah kiri.

"Hmm... Apa Yes?" tanya Riito penasaran.

Yesa tersenyum mesum. Ia sedang membayangkan dua orang pria saling berpegangan tangan mesra. Kemana-mana kedua pria itu akan selalu bersama.

Riito menjitak pelan kening Yesa. Ia tak kuasa menahan senyum melihat Yesa menggerutu kesal.

"Aww, kau menganggu khayalan indahku saja," kesal Yesa. Kedua pipi mengembang bagai bakpao rasa coklat. Hmm... Jadi ingin makan bakpao kan #CurhatAuthor.

@@@@@

Sosok yang telah di tunggu akhirnya menampakan diri. Gadis bertubuh tinggi dan berambut biru gelap panjang.

"Maaf, aku telat,"

"Resa kau telat sepuluh menit!" seru Yesa. Ia terbang mendekati tubuh Resa.

Resa membungkukan badan sembilan puluh derajat. Ia merasa bersalah atas ketidakdisplinan dirinya dalam pertemuan 'rahasia' ini.

"Sekali lagi aku minta maaf," ucap Resa sedih.

Riito berjalan lurus ke arah Resa. Tinggi Resa dan Riito tidak terlalu jauh. Riito tersenyum tipis. Ia juga mengelus lembut rambut halus Resa.

"Aku akan memaafkan Bunda jika," Riito tersenyum semakin lebar. "Jika memijamkan aku sebuah novel terbaru itu,"

Huh!

Resa menghela napas berat. Sebenarnya ia tak mau meminjamkan novel terbaru yang ia beli kemarin. Ia sendiri pun belum membaca sampai habis.

"Baiklah," jawab Resa lemas.

Riito berteriak kencang. Ia sampai melompat memukul kening Yesa untuk kedua kalinya.

"Riito!"

Pusaran angin terbang ke arah Riito. Pemuda itu melayang bebas sampai ke atas dahan pohon. Riito menjerit histeris. Ia tidak suka dengan namanya ketinggian.

"Ahhh! Mama, tolong Riito! Aku takut!"

"Hahaha... Rasakan itu!" seru Yesa tertawa puas.

Seulas senyum kecil terukir di bibir indah Resa. Setidaknya ia tidak merasa murung dan sedih lagi.

"Yosh! Mari kita mulai pertemuan kelompok fujoshi untuk pertama kalinya!"

Resa semangat 45. Ia mengeluarkan ponsel warna merah muda miliknya. Yesa dan Riito yang telah di turunkan ikut mengerubungi Resa.

"Ada video terbaru?"

"Ada cerita terbaru?"

"Ada majalah terbaru?"

"Ada target baru?"

Resa mulai pusing mendengar pertanyaan demi pertanyaan dari kedua geng fujo itu. Ia menarik napas pelan, menghembuskan perlahan.

"Berhenti!"

Tiba-tiba tubuh Yesa dan Riito mematung. Tubuh keduanya terasa kaku tak bisa di gerakan. Resa baru saja menggunakan 'bakat khusus' miliknya.

"Jika... Kalian... Masih... Berisik... Aku... Tidak... Akan... Melepaskan... Kalian...!!!"

Resa menekan setiap kata yang diucapkan. Yesa dan Riito berkeringat dingin. Ia tak suka jika sisi Iblis Resa keluar. Resa ternyata memiliki sifat seperti Mama Tania.

Resa menjentikan jari. Tubuh keduanya dapat di gerakan kembali. "Kami minta maaf Onee-sama," ujar mereka kompak.

Senyum penuh kemenangan yang kesekian kali ia perlihatkan. Yesa dan Riito saling memandang, keduanya menelan ludah paksa.

Kegiatan pertemuan pertama kelompok fujoshi terdiri dari tiga orang anggota di mulai. Resa sebagai pemimpin dadakan mendominasi pertemuan ini.

Riito meras bersyukur dapat masuk ke sekolah ini dan bergabung dalam murid kelas X-3. Selain bangga mempunyai 'bakat khusus', dirinya dapat bertemu dengan Yesa dan Resa yang memiliki kesamaan.

Yesa terbang dengan semangat. Ia baru saja mendapatkan asupan gizi yang nikmat. Ia akan membayangkan adegan 'anu' antar lelaki.

Resa bergaya sebagai tuan puteri dan kakak tertua yang di hormati. Kelompok yang ia idamkan selama ini, akhirnya terwujud.

"Terimakasih Onee-sama Resa!"

#############@@@@@@############

~Jumat, 21 Agustus 2020~

Resa aka Resada_Akarika
Yesa aka Nothingts
Riito aka RiitoDeru
Hama aka LuciferLeah
Eba aka AmoebaPro
Hicchan aka Hicchan867
Elin aka SeiRean_Ro
Kripik aka kripik_kun
Laras aka Gruimore
Andin aka andinXiena
Fuyu aka pinnavy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro