Just Love

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Timeless ~ Kelly Clarkson (feat. Justin Guarini)

-------------------------------------------------------------------

Tanjung menutup laptopnya dan melepaskan kacamata bacanya. Dia berjalan menuruni tangga dan tersenyum tipis pada orang-orang yang menyapanya. Menuju mobil yang terparkir tak jauh dari posisinya sekarang.

Sore yang cerah dan dia ingin segera pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya yang melelahkan.

Tak lama kemudian, Tanjung sudah berada di depan rumahnya. Dia menemukan Hana yang sedang memotong wortel menyerupai dadu kecil-kecil. Walau Hana hanya memakai daster berbalut apron bergambar buah apel, sedang rambutnya dia cepol asal, bagi Tanjung istrinya terlihat semakin sexy. Punggung Hana yang melebar setelah melahirkan seakan melambai-lambai minta segera dipeluk.

Hana bersenandung lirih. Walau dunianya kini berubah, tapi Hana sangat menikmati menjadi seorang istri sekaligus ibu. Hana tak sadar kalau suaminya telah pulang. Tiba-tiba Tanjung menubruknya dan memeluknya dari belakang.

Hana menoleh dan Tanjung mengambil kesempatan untuk mengecup bibir istrinya.

''Masak apa?'' tanya Tanjung. Tak menunggu jawaban, dia melongok ke arah panci yang ternyata berisi sup krim jagung manis di campur wortel dan brokoli yang sudah di cincang kecil.

Hana mengambil sesendok dan menyuapi Tanjung. ''Enak?''

''Hemm.'' Tanjung mengangguk dan mengangkat tangannya memberi simbol ok.

*****

Hana menatap bayangannya di cermin, sebuah gaun sederhana sebatas lutut berwarna biru muda membalut tubuhnya, ada sebuah kalung berlian dengan hiasan bunga clover  telah menghias leher jenjangnya, rambutnya yang bergelombang panjang dia gerai, tak ada riasan yang berlebihan, hanya lipstick dan sedikit blush on.

''Selalu cantik.'' Tanjung terus mengamati Hana, bahkan sejak sebelum istrinya itu berganti pakaian.

Pipi Hana merona mendapat pujian dari suaminya. ''Terima kasih. Kamu juga terlihat tampan ... Selalu.''

Bagi Hana, suaminya memang tampan dalam balutan kaus putih dipadu dengan jaket berwarna biru gelap dan celana jeans berwarna biru pudar.

Pakaian mereka mungkin tak matching, tapi perbedaan-perbedaan yang ada malah memperkaya mereka dalam mengambil kesempatan untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Perbedaan bagi mereka bukan berarti akhir perkawinan.

Tanjung mengecup pipi Hana. Hana melotot. Tanjung mengecupnya sekali lagi, dan memandang istrinya lama. Akhirnya Hana tersenyum dan memeluk pinggang Tanjung, sambil berjinjit untuk mencium bibirnya.

Tanjung mengecup kening Hana sebentar, sebelum kemudian menggandengnya keluar kamar menuju ruang keluarga. Ruangan yang sejak beberapa bulan yang lalu terasa lebih hangat.

Sang kakek, Saenudin Rumi bahagia mengamati dua wanita paruh baya yang sedang saling berdebat.

''Lihat. Matanya mirip Tanjung ya?'' ucap bu Sarah.

''Aah bukan ... Lebih mirip Hana.'' bu Rasika menimpali sambil bermain-main dengan cucu pertamanya.

''Tapi hidungnya lebih mirip Tanjung, bibirnya juga seperti ayahnya ini waktu kecil,'' ucap bu Sarah sambil memegangi botol susu.

''Menurut saya lebih mirip Hana.'' bu Rasika masih tak mau kalah.

Tanjung dan Hana tersenyum sambil menghampiri kedua wanita yang sedang saling berdebat. ''Yang jelas mereka mirip kami,'' ucap Tanjung yang masih melingkarkan tangannya ke pinggang Hana.

''Tapi menurut ibu lebih mirip sama Hana.''

''Kalau menurut Mama sih jelas lebih mirip Ayahnya.''

Hana menggeleng kepala. ''Untung dua, jadi adil kan? Satu mirip bundanya yang satu lagi mirip ayahnya.''

Hana memang melahirkan bayi kembar, yang lucu dan menggemaskan. Lingga Nararya, seorang anak laki-laki yang melambangkan kekuasaan dan dimuliakan. Layung Rayyana, seorang anak perempuan yang dilahirkan dikala langit sore yang akan menjadi juara sejati.

Kebahagiaan mereka semakin lengkap dan bertambah. Segala pahit yang pernah dirasa berubah jadi manis.

''Kalian sudah siap pergi? Aah kamu cantik sekali Na.''

''Mama ini, bikin baju Hana semakin sesek.'' Hana melepaskan diri dari pelukan Tanjung, menghampiri kedua anaknya dan mencium mereka bergantian. Lingga yang tak acuh dan lebih peduli dengan botol susunya diam saja, sementara Layung yang berada di pangkuan bu Rasika tersenyum lucu menampakkan 4 gigi susunya.

''Selamat menikmati malam minggu. Ayah sama Bunda bersenang-senanglah,'' ucap bu Sarah menirukan suara anak kecil sambil melambaikan tangan kecil Lingga.

Tak ada jadwal khusus. Tapi Tanjung dan Hana memang selalu menyempatkan diri untuk sekedar jalan-jalan atau makan malam hanya berdua.

*****

Mereka makan malam dipinggiran pantai. Tempat untuk candle light dinner  yang indah dan romantis. Diiringi suara deburan ombak dan lampion warna-warni. Benar-benar The right place for the right dinner.

Rambut Hana yang digerai terlihat sangat indah, wajahnya berseri. Tanjung tak pernah bosan untuk terus memandang.

''Kau tau? Bintang tak akan bersinar tanpa kegelapan. Begitu juga aku, tanpamu tak akan ada artinya.''

Hana melongo, tanpa sengaja menjatuhkan sendoknya ketika mendengar rayuan Tanjung. Bukan rayuan, sebetulnya bagi Hana lebih terdengar seperti sebuah gombalan. Dia menyukai Tanjung yang talk less do more.

''Haaiistt ... Kamu merusak suasana.'' Tanjung mengacak rambutnya yang sejak menikah selalu di potong pendek. Dia pura-pura frustrasi.

Hana tertawa pelan dan meminta maaf. Tanjung menatap Hana dan menggenggam tangannya. ''Kebahagiaan ini ... Yuk jadikan kebahagiaan ini bukan hanya untuk sementara waktu, tapi untuk selamanya,'' ucap Tanjung mantap.

Hana mengangguk terharu.

''Sebentar ya.'' Tanjung berdiri meninggalkan Hana menuju panggung live music. Sementara Hana terdiam dan sabar menunggu.

Makan malam kali ini memang sudah di rencanakan oleh Tanjung sejak beberapa hari yang lalu. Musik jazz yang sedari tadi mengalun tanpa henti langsung berhenti begitu Tanjung datang.

Seseorang telah menyiapkan sebuah kursi. Tanjung meraih sebuah gitar dan duduk mempersiapkan diri sambil mendekatkan tiang mikrofon.

''Maaf mengganggu kenyamanan dan acara makan malam kalian semua. Lagu yang akan saya nyanyikan spesial buat istri juga ibu yang hebat, terima kasih atas semuanya. I love you Hana.''

Tanjung mulai memetik gitarnya perlahan dan mulai menyanyi.

     Baby come close let me tell you this
     In a whisper my heart says you know it too
     Baby we both share a secret wish
     And you're feeling my love reaching out to you

Tanjung bernyanyi dengan lembut walau nadanya tinggi, tersenyum pada Hana yang membalas senyumnya.

     Timeless
     Don't let it end (no)
     Now that you're right here in my arms where
     You should stay
     Hold tight baby
     Timeless
     Don't late it fade out of sight
     Just let the moment sweep us both away
     Lifting us to where
     We both agree
     This is timeless love

Para pengunjung yang lain bertepuk tangan dan menghentikan acara makan malam mereka.

     I see it all baby in your eyes
     When you look at me I know I feel it too
     So let's sail away and be forever baby
     Where the crystal ocean melts into the sky
     We shouldn't let the moment pass
     Making me shiver let's make it last
     Why should we lose it don't ever let me go

Hana tersenyum dan menatap Tanjung dengan pandangan penuh cinta.

     Timeless
     Baby its timeless

Hana terus menatapnya dan sangat menghayati lagu yang Tanjung nyanyikan.

     Timeless
     Don't let it fade out of sight
     Just let the moments sweep us both away
     Lifting us to where
     We both agree
     It's just timeless
     It's just timeless
               Love

Hana tersenyum dan berdiri. Begitu juga Tanjung yang turun dari panggung dan menghampiri istrinya.

''Terima kasih. I love you,'' ucap Hana bahagia.

''I love you once, I love you still, I always have, and always will Hana Umbara.''

-------------------------------------------------------------------

6:50 pm
Tuesday, 19 January
Gempas

Thank,
Sera_Ayue

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro