Pada akhirnya, satu persatu sahabat karib akan bergegas melangkah meninggalkan tempat kita berpijak sekarang.
Bukan karena tak lagi ingin membersamai perjuangan, tapi untuk melanjutkan usaha menggapai impian.
Apa kabarmu, Sahabat?
Bagaimana langkahmu di ranah juang sana?
Apapun itu, semoga langkah-langkah kita senantiasa berada dalam keridhoan-Nya
Ah, ya ... tampaknya aku sudah terlalu lama tenggelam dalam kesibukan milikku
Hingga komunikasi kita tak lagi serenyah dulu
Agaknya, aku mulai merasa segan padamu
Untuk hal apa, aku pun tak tahu
Kuakui, saat inilah aku baru merasa sebentuk kehilangan,
Suatu kerinduan yang amat teguh menanti temu
Kau ingat, kata-kata yang pernah kusampaikan padamu?
Kita baru akan menyadari seseorang itu berharga, saat ia tak lagi ada
Tak lagi mengisi hari-hari, tak lagi mewarnai cerita.
Saat itulah kita baru menyadari bahwa sosok itu amat berarti, terlalu berarti malah
Hingga rasa kehilangan seolah enggan meninggalkan hati.
Aku tahu, pertemuan dan perpisahan adalah suatu keniscayaan
Salahkan saja aku yang menantikan pertemuan,
Tapi tak sanggup membayang saat perpisahan menghadang
Maafkan aku jika dahulu tak terlalu menghargai hadirmu
Sungguh maafkan ... karena jauhnya jarak yang saat ini terbentang antara kita
Sudah cukup menghukumku dengan api kerinduan yang tak usai menagih temu
Medan, 05 September 2017
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro