(16) Disuntik

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Author

Saat ini ZHS sedang heboh akan pengumuman mendadak tadi pagi. Bagaimana tidak? Pengumuman itu memberi tau, jika ZHS akan mengadakan penyuntikan vaksin difteri.

Para siswa yg mendengar hal itu langsung kaget, ada juga yg menangis histeris karena takut. Begitu pula dengan Abel dan yg lain, mereka juga kaget. Apalagi dengan Atha dan Cherly, mereka memang sangat takut disuntik. Bian dan Kenzie yg melihat pacarnya ketakutan mulai menenangkan mereka.

"Jangan takut sayang, gak akan sakit kok, percaya deh" ucap Bian pada Atha.

"Iya yang, gak akan sakit, anggap aja disuntik itu digigit nyamuk" ucap Kenzie pada Cherly.

"Huaaa, aku gamau, disuntik itu sakit. Buktinya mereka pada nangis. Huaa mama!! Atha mau pulang, Atha gak mau disuntik!" ucap Atha histeris.

"Iya Aku takut Ken, aku gak mau disuntik" Tamba Cherly.

Abel dan yg lain hanya menggelengkan kepala karna kelakuan Atha dan Cherly. Abel mengedarkan pandangannya pada yg lain, dan melihat banyak siswa yg menangis. Seketika Abel mulai takut dan tubuhnya bergetar. Rescha yg merasakan Abel ketakutan mulai menenangkannya. Rescha berbicara kepada Abel sambil mengusap rambut Abel, lebih tepatnya rambut palsu Abel (ada yg masih inget rambut asli Abel?).

"Jangan takut ya, gak sakit kok. Nanti aku temenin kamu biar kamu gak takut. Kan setelah kamu itu aku" Abel hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Tiba tiba Abel dan Rescha dipanggil ke ruang penyuntikan. Sistem di ZHS menggunakan nomor yg ada di kartu khusus. Abel nomor 118 sedangkan Rescha nomor 119. Pada kesempatan ini lah Rescha bisa menemani Abel tanpa perlu berdebat dengan petugas.

Abel dan Rescha melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, seperti ditanya 'punya asma, pernah kejang kejang, tbc, kelainan darah, alergi, dll'. Abel dan Rescha hanya menjawab dengan 1 kata yaitu tidak.

Setelah diperiksa dimulailah penyuntikan. Abel mulai duduk di ruang tersebut dan diberi arahan oleh dokter yg menyuntik. Rescha pun berada disamping Abel untuk menemaninya. Sebenarnya Rescha sangat risih karena sebagian dokter disana selalu mencari perhatian dari Rescha.

"Lemasin ya tangannya, gak sakit kok" ucap dokter itu.

Abel tidak menyadari bahwa jarum suntik itu sudah masuk ke dalam tubuh Abel, hanya saja dia merasa sakit dan panas ketika vaksin itu sudah masuk menjalar ditubuhnya. Seketika Abel mencengkram tangan Rescha. Rescha hanya meringis karena cengkraman Abel yg sangat kuat, tapi dia bersyukur sekiranya Abel tidak menangis seperti siswi yg lain.

Setelah Abel selesai, kini giliran Rescha yg disuntik. Rescha hanya bersikap biasa saja karena memang dia tidak takut disuntik. Ya walaupun dia merasa sedikit sakit, sakit itu hilang dalam sekejap, saat Abel memegang tangan kanan Rescha dan tersenyum hangat kepada Rescha.

Rescha sedikit cengo melihat senyuman kekasihnya itu. Dia tersadar ketika dokter itu berucap jika Rescha sudah selesai disuntik. Abel dan Rescha keluar dari ruangan itu dan menghampiri teman temannya yg kini berada ditaman belakang. Sebelum Abel dan Rescha dipanggil, mereka semua sudah disuntik.

Abel dan Rescha berjalan di koridor menuju taman belakang. Tiba tiba geng Caterine dengan tak sengaja menabrak Abel tepat di tangan yg sudah disuntik. Ralat disengaja.

Abel menahan tangis, karena sakit di tangannya. Tapi yg tak diduga Abel menitikkan air matanya tanpa disadari. Rescha yg melihat itupun naik pitam.

"Lo apain cewe gue hah!! Lo pengen dia celaka!! Sekali lagi lo bikin cewe gue celaka! Lo berurusan sama gue!!" ucap Rescha dengan sangat marah.

Caterine tidak peduli dengan ucapan Rescha, dia malah bergelayutan di tangan Rescha.

"Ihh sayang, aku kan gak sengaja nabrak dia, kok kamu malah marahin aku sih"

Rescha semakin emosi dan menyentakkan tangan Caterine. Abel yg melihat Rescha ingin memarahi Caterine mulai menenangkannya.

"Udah kak, tangan aku gapapa kok, kita pergi aja" ucap Abel dengan tenang.

"Tapi Bel mereka udah keterlaluan sama kamu!!, kamu harusnya jangan diem aja digituan sama mereka!!" ucap Rescha dengan emosi. Dan tanpa sadar dia menarik tangan yg sudah disuntik itu dengan kasar.

Abel semakin kesakitan, dia sudah berbicara kepada Rescha agar mereka berhenti berjalan. Tapi Rescha malah menghiraukannya. Saat ini Abel merasa benar benar sakit ditanganya.

"Reschaa!!" teriak Abel kepada Rescha, Rescha mulai tersadar. Sedangkan Abel menyandar ke tembok sambil memegang tangannya. Air mata Abel mengalir deras. Tidak peduli dengan orang yg nanti akan melihatnya. Tangan Abel benar benar sakit.

Rescha merasa sangat bersalah. Dia benar benar kesal pada dirinya sendiri akan kelakuannya tadi. Rescha menghampiri Abel yg masih menangis itu untuk meminta maaf. Rescha memeluk Abel. Abel pun membalas pelukan Rescha dengan satu tangan.

"Maafin aku ya, aku lagi emosi jadinya gak sadar kalo tangan kamu sakit. Aku bener bener minta maaf" ucap Rescha dengan tulus. Abel hanya tersenyum. Abel masih seperti tadi, walaupun tangisnya sudah mereda.

"Gapapa kok sayang, aku juga ngerti kalo kamu pasti emosi banget" ucap Abel tak sadar, karena masih menikmati pelukan itu. Rescha membelalak kaget mendengar kata sayang yg diucapkan kekasihnya itu. Dia sangat suka jika Abel memanggilnya sayang.

"I like that call, and you call me that" ucap Rescha dengan tersenyum menggoda. Abel hanya mengernyit bingung.

"Emang aku manggil kakak apa?" tanya Abel dengan polosnya.

"Sayang" jawab Rescha singkat.

"Aku gak manggil kakak sayang kok" ucap Abel dengan serius.

"Iya deh iya, ayo kita ke taman, takut mereka ngamuk" ajak Rescha sambil tertawa.

"Iya iya, ayo" jawab Abel.

Mereka pun berjalan berdampingan dengan pelan, karena tangan Abel yg masih sakit. Bukan sakit saja yg ia rasakan, melainkan panas, lemas, dan pegal.

Saat Abel dan Rescha sudah sampai di taman. Abel dan Rescha dihadiahkan dengan tatapan tajam dari mereka. Flo yg merasa jika mata Abel sembab langsung emosi dan mengira bahwa ini adalah salah Rescha.

"Res lo apain Abel hah?!!" ucap Flo dengan lantang.

"Gue gak apa apain Abel kok" jawab Rescha dengan tampang yg kaget akibat bentakan Flo yg tiba tiba.

"Trus kalo lo gak apa apain Abel, kenapa mata Abel sembab?!!" tanya Flo lagi. Ucapan yg Flo kali ini sukses membuat yg lain kaget. Apalagi Bian yg baru mengetahuinya.

"Anj!! Lo apain Abel hah?!, bukannya lo udah janji kalo lo gak akan nyakitin dia" Bian emosi dan menonjok muka Rescha. Abel kaget dan mencoba melerai pedebatannya.

"Kak Bian, Flo, tenang. Rescha gak apa apain aku kok" ucap Abel dengan takut karena melihat sorot wajah keduanya yg tajam.

"Terus kenapa muka kamu sembab sayang?" ucap Bian yg mampu membuat Rescha cemburu dan juga mendapat anggukan setuju dari Flo.

"Tadi kak Cate gak sengaja nabrak aku" jawab Abel dengan tenang.

"Ckck!, anak itu lagi lagi membuat ulah sama kamu Bel. Sorry Res gue keburu emosi kalo ngedenger Abel nangis, sekali lagi Sorry" ucap Bian.

"Mereka itu sengaha Bel, lo juga jadi orang jangan terlalu baik Bel.Heran gue, si Cate gak pernah ada kapoknya ganggu Abel. Gue juga sorry Res, gue gatau, gue terlalu panik" Tambah Flo.

"Gapapa kali gausah minta maaf. Gue juga ngerti kalo kalian pasti khawatir sama Abel. Sorry juga kalo gue belum bisa jagain Abel sepenuhnya" ucap Rescha.

Setelah perdebatan itu, mereka semua bermain dan bersenang senang bersama di taman belakang sekolah. Hingga jam pulang sekolah berbunyi, mereka langsung pulang ke rumah masing masing dengan diantar oleh pasangannya.
____

Abel sedang berbaring di kasurnya. Dia masih saja mencari posisi enak, agar tangannya tidak sakit saat ia tidur. Entah kenapa rasa sakitnya semakin menjadi. Padahal Abel sudah mengompresnya tetap saja tangannya masih terasa sakit.

Disisi lain, Rescha mondar mandir memikirkan kondisi Abel, dia sangat khawatir. Dan juga dia masih sangat emosi kepada Caterine dan dirinya. Dia merasa sangat bersalah membuat gadisnya kesakitan. Dia ingin sekali kerumah gadisnya itu dan menjaganya. Akan tetapi hari sudah malam, dan pastinya dia tidak akan diizinkan keluar oleh orangtuanya. Kini, yg bisa Rescha lakukan adalah berdoa, demi kesembuhan tangan gadisnya.

👋👋👋

*****

Siapa yg disekolahnya ada Penyuntikan Vaksin Difteri?.

Kalo Yuka sih udah, dan entah kenapa masih bengkak sampe sekarang, minta sarannya dong biar tangan Yuka gak sakit lagi.

Jangan lupa Voment

Thank you

See you

Angelazzr18

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro