(26) Benci

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pengen tau dong. Pendapat kalian tentang cerita Cristabel?

Keluarin uneg uneg kalian buat tokoh yg ada di cerita Cristabel.

Happy Reading!

***

Istirahat telah dimulai, disaat semua murid lebih memilih ke kantin, Abel dan Flo memilih untuk berdiam diri di perpustakaan. Kini, Abel dan Flo tengah membawa buku buku pelajaran untuk dibawa ke perpustakaan. Saat mereka akan menuruni tangga. Mereka berpapasan dengan Rescha dan Diana.

Pertemuan itu membuat peluang untuk Diana, agar semua lebih percaya kepada Diana.

Bruk..

Dengan sengaja, Diana menubruk Abel membuat dirinya jatuh dari tangga. Dia mengatur semua itu agar mereka percaya jika Abel dalang semua itu.

"Gue gak peduli kalo gue terluka, walau jatuh dari tangga sekalipun. Sekiranya gue dapat imbalan agar Abel dibenci" Diana tersenyum sinis disaat dirinya sudah mulai terjatuh. Untung saja ada Rescha yg menolongnya.

Rescha menatap Abel dengan tatapan nyalang. Tak percaya dengan kelakuan Abel. Sedangkan Diana, dia sudah memasang wajah ketakutan.

"Bel!! Kamu apa apaan sih?!! Jangan mentang mentang kamu pacar aku, kamu bisa seenaknya nyakitin Diana!!. Dia sahabat aku Bel! Yang kamu lakuin ke Diana itu udah diluar batas Bel!! Kalo kamu benci sama Diana, kamu gak seharusnya kaya gini! Kelakuan kamu childish tau gak! Ana kamu gapapa kan?" Rescha membentak Abel membuat Abel mundur secara perlahan. Kejadian itu ditonton siswa siswi, dan juga Sahabatnya, ralat mantan sahabat.

"Hah?! Lo ngomong apa? Mentang mentang Abel pacar lo?! Wait! Gue ngedenger ada yg janggal! Pacar?! Ups! Bukannya Abel bukan pacar lo ya! Pacar, tapi kok malah ngebentak?! Heran gue, padahal lo udah diputusin sama Abel! Bego banget lo! Masih berharap buat pacaran sama Abel? Urus dulu cewe murahan lo itu, yg kelakuannya gak lebih dari sekedar wanita ular. Dan lo?! Jangan ngeluarin air mata buaya lo deh, gue gak akan percaya" Flo membela Abel dengan suara lantang membuat siswa lain tertegun.

Abel kok jahat banget sih, gak nyangka gue.

Gue setuju sama Flo, Diana gak lebih dari sekedar cewe murahan.

Lo bener, Diana cewe murahan, cowo gue aja di goda sama dia.

Ya pasti cewe murahan lah, secara dia selalu ngelemparin diri ke cowo hidung belang.

Salut gue sama si Flo.

Flo, aku padamu.

Rescha bego amat dah. Kalo gue jadi dia gue bakal bela Abel.

Kelakuan Abel busuk ternyata.

Wah, Abel berani main fisik.

Dari dulu si Rescha emang bego, mantan masih di bela. Kalo gue jadi pacar Abel nih ya, gue gak akan sia siain cewe sebaik Abel.

Abel baik darimananya coba, main fisik mulu dia.

Lo jangan mudah percaya sama yg kita liat sekarang, siapa tau si Abel cuma difitnah.

Flo tersenyum senang mendengar banyak siswa yg lebih membela Abel. Sedangkan Rescha dan Diana geram karena harga diri mereka diinjak injak.

"See?!! Yg lain aja nganggep lo bego"

"Flo, ucapan lo udah keterlaluan!" kini mereka -Bian, Arsha, Atha, Kenzie, dan Cherly- membela Rescha dan Diana.

"Keterlaluan apanya, ucapan gue emang bener kan. Kalian juga ngapain sih terus ngebela mereka. Kalian bener bener beg_"

Plak..

Keadaan hening, tidak percaya dengan apa yg mereka lihat. Terutama Abel, matanya membelalak melihat Flo ditampar. Sedangkan Flo sudah tersenyum miris. Dia memegang pipinya yg ditampar oleh Atha.

"Thanks udah nampar gue. Gue sangat terkesan dengan tamparan ini. Hahaha. Ternyata bener ya. Sebaik baiknya orang kalo orang itu buat satu kesalahan aja, pasti semua bakal menjauh dan ngelupain semua kebaikan yg dilakuin orang itu. Dan see.. Ini yg gambarin kondisi Abel. Ayo Bel"

Flo menarik Abel untuk kembali ke kelas tanpa peduli dengan buku yg mereka bawa tadi. Sedangkan mereka hanya terdiam mencerna ucapan Flo. Dan Atha, dia hanya melihat ke arah tangan yg tadi dipakai untuk menampar Flo.

Disini lah mereka, di rooftop yg suasananya tenang. Keputusan Flo untuk membawa Abel ke kelas berubah menjadi ke rooftop. Flo menemani Abel yg kini hanya berdiam diri saja. Flo tau, Abel tak akan kuat menerima semua perlakuan itu, walaupun Abel sudah terbiasa dengan perlakuan itu. Tapi.. Ini berbeda diabaikan dan diperlakukan seperti itu oleh orang yg kita sayangi sangat lah sakit.

"Makasih" ucap Abel tiba tiba.

Flo menoleh, melihat Abel yg kini masih memandang lurus kedepan tanpa berniat membalas tatapannya, "For what?" tanya Flo.

"Makasih, karena selama ini kamu selalu temenin aku, selalu percaya aku".

"Bel, gue ini sahabat lo. Wajar kalo gue selali nemenin dan percaya sama lo. Gue bukan macem sahabat yg dateng saat gue butuh, dan pergi saat gue ga butuh".

Abel memeluk Flo. Ia sangat beruntung memiliki sahabat yg selalu mengerti dirinya. Jika didunia ini harus memilih, dia lebih memilih satu sahabat yg mengerti dirinya daripada 1000 teman yg mementingkan diri sendiri.

"Kekelas yuk, udah telat ini takut dimarahin" celetuk Abel.

"Yailah Bel. Mau lo gak masuk setahun pun lo gak akan dimarahin. Orang lo yg punya sekolah ini" Flo memandang Abel kesal. Dan Abel hanya tertawa melihat Flo yg sedang kesal kepadanya.
__

"Gue harus cepet hancurin lo Bel. Gue tau, cepat atau lambat lo bakalan bangkit. Tapi.. Itu gak akan terjadi. Karena lo lemah dan gue kuat. Yg kuat harus menang dan yg lemah harus disingkirkan" batin Diana sambil tersenyum sinis saat dirinya tengah melancarkan aksinya.

Kini kemenangan ada dipihak Diana. Tujuan Diana untuk mendapatkan hati Rescha dan membuat Abel menderita sudah tercapai. Pikiran Diana mulai gila karena tujuannya. Tujuannya kali ini menyingkirkan yg lemah dan menghancurkan siapapun yg menghalanginya. Dan kini.. Sasarannya adalah Abel.

Membuat semua orang membencinya dan menjauhinya. Entah kenapa, tujuan awal menghancurkan Rescha malah berpindah menjadi menghancurkan Abel. Diana sudah melancarkan aktingnya dengan sempurna. Kini Abel berada dihadapannya dan yg lain dengan posisi terduduk di lantai koridor.

Abel menangis tak tahan dengan semua fitnah ini. Dia berpikir bahwa dirinya kali ini sudah akan mencapai titik terlemahnya. Dimana semua orang yg disayangnya tidak mempercayainya dan membencinya. Yg ia punya hanyalah Flo dan keluarga Flo, tak lupa juga dengan keluarga Rena.

"Aku mohon, yg aku butuhkan hanyalah ketenangan, bukan seperti ini" batin Abel disela sela isak tangisnya.

Siswa siswi disana merasa iba. Ingin membantu tapi tak bisa. Mereka tidak ingin menjadi sasaran para most wanted mengingat mereka orang orang yg berpengaruh.

Semoga kebahagiaan menghampirimu Bel.
__

"Assalamualaikum, Abel pulang" Abel mulai memasuki rumah megahnya itu. Dia terus berjalan menuju kamarnya dan berpapasan dengan Bian yg memasang wajah penuh kebencian.

"Gue sebenernya pengen pindah rumah, cuma gue kasian sama ortu gue yg gamau pindah dari rumah ini" ucap Bian saat mereka sama sama berhenti.

Ucapan Bian mampu membuat Abel ingin menangis, tapi ia tahan agar ia tak terlihat lemah didepan kakaknya itu. Ia melanjutkan jalannya menuju kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya, dan saat itu lah air matanya turun dengan deras.

Tenanglah Abel, aku disini selalu menemanimu dan memantaumu.

Tiba tiba, Abel merasa ada seseorang yg memeluknya hangat dan mengucapkan kata kata yg suaranya sangat ia kenal.

"Rena"

"Ini aku Abel, jangan menangis, tunjukan jika dirimu bukan wanita lemah"

Tanpa sadar dia mengangguk. Ia menghapus air matanya yg tadi turun dengan deras. Ia sudah bertekad untuk melawan semua fitnah itu dan meyakinkan bahwa selama ini ia tidak bersalah.

Ia yakin bahwa banyak orang yg selalu mendukungnya setelah orang orang yg ia sayangi. Walau ia tak tau siapa orang yg mendukungnya.

👋👋👋


📍Angelazzr18

⭐Vote
💬Coment

Thank you, See you, and Bye bye

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro