(25) Sahabat

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Maaf lama update, lagi ga ada mood. Kalo cerita ini belum update, kalian bisa baca cerita aku yang lain, judulnya 'mine'. Kalian pecahkan misteri yg aku terapkan di cerita itu. Baca cerita itu dan vote. Aku ga maksa kalian buat baca dan hanya menyarankan jika kalian bosan menunggu update-an dari cerita ini. Jangan lupa krisarnya ya.

Happy Reading!!

***

"Ini salahku" gumam Abel terus menerus. Entah kenapa bayangan tentang kejadian beberapa tahun lalu selalu terputar diotaknya seperti sebuah kaset yg dijalankan oleh dvd. Bedanya ini hanyalah ingatan masa lalu yg teringat olehnya hingga terus berputar diotaknya.

Flo menghampirinya, ia berusaha menutupi ketakutannya agar Abel bisa tenang. Hancur sudah usahanya selama ini untuk menghindari hal hal yang terkait dengan kejadian itu. Sudah banyak alasan yang ia gunakan untuk menutupi jika semisalnya ada sesuatu yang berkaitan dengan masalah itu.

Ia marah dan sedih dalam sekaligus. Marah kepada dirinya yang tak bisa menjaga Abel agar tak sedih dan stres, sudah cukup Abel mendapatkan cobaan dan masalah yang selalu menimpa Abel. Sedih karena Abel, satu satunya sahabat yang paling ia percaya selalu depresi dan mengucapkan sesuatu yang membuat Flo ingin memarahinya.

Aku menyerah, aku hanya ingin pergi dan berakhir dengan baik didunia ini.

Ucapan itu, ucapan yang dilontarkan Abel ketika Abel sudah tak sanggup menahan beban yang selalu dibawanya. Ingin sekali dia membantu Abel membawa beban itu, akan tetapi Abel selalu menolak, Abel selalu saja beralasan jika dia tak mau merepotkan. Ia tahu, Abel bukan tak ingin merepotkan, melainkan Abel tak mau jika orang lain masuk ke dalam masalahnya. Itulah Abel, selalu menyimpan masalahnya sendiri.

Flo juga ingin melenyapkan siapapun yang menyebabkan semua masalah yang datang kepada Abel. Walaupun koneksinya luas, ia tetap tak akan bisa. Karena jika ia bertindak sesukannya, pasti Abel lah yang terkena imbasnya. Ia bingung, kesal, sedih dalam sekaligus. Ia tak tega melihat sahabatnya selama ini menderita.

"Andai saja aku bisa mencegahnya, pasti kejadian itu tidak akan terjadi lagi. Rena tak akan meninggal, dan kau tak akan terkena masalah. Seharusnya aku yang mati bukan Rena. Seharusnya aku yang menderita bukan kau. Ini semua karena salahku, salahku!!" ucap Abel dengan nada yang tinggi.

"Abel!! Sadarlah!! Ini bukan salahmu! Ini sudah takdir! Kau jangan menyalahkan dirimu sendiri. Jangan! Jangan biarkan dirimu membawa beban itu sendiri! Hiks.. Kumohon.. Aku tak ingin kau seperti ini.. Hiks.." Flo mengguncang tubuh Abel, ia takut hingga ia tak sadar jika dirinya menangis.

Ia takut kehilangan kehilangan sahabatnya lagi, ia sangat takut. Takut karena hanya Abel lah yang selalu mengerti dirinya setelah orang lain yang menyayanginya.

Flo mengambil ponselnya, ia mencari salah satu kontak orangtuanya. Ia ingin meminta mereka untuk membantunya. Tanpa diminta pun sebenarnya mereka sudah bersedia untuk membantu.

"Ayah, hiks.. hiks.. Mereka kembali lagi yah, mereka kembali, aku takut, tolong yah jemput aku" ucap Flo kepada ayahnya.

Tanpa bertanya lagi ayahnya langsung memerintahkan suruhannya untuk menjemput Flo. Ia tak bertanya banyak, jika Flo sudah bersikap seperti ini berarti itu termasuk kondisi darurat. Flo tidak biasanya meminta tolong kepada ayahnya, karena Flo pernah bilang kepada orang tuanya jika ia hanya ingin mandiri dan tidak dimanjakan lagi. Tidak heran jika sekarang Flo meminta bantuan kepadanya.
___

"Yah aku bakalan jaga Abel dari mereka. Aku gamau Abel kenapa napa" ucap Flo pada ayahnya yg kini sedang berada didepannya.

"Ayah akan bantu kamu, ayah akan suruh bodyguard untuk menjaga kamu dan Abel"

"Tidak yah, jangan pake bodyguard. Aku sudah tau bagaimana mereka. Jika ayah menyuruh para bodyguard itu, aku yakin mereka akan curiga padaku dan Abel" ucap Flo sambil memandang Abel yg tengah tertidur.

"Bukannya bagus jika mereka tau kalian. Lagipula mereka tau kamu siapa kan"

"Aku tau, tapi aku tidak bisa bertindak gegabah, bisa saja mereka bekerja sama dengan rival ayah untuk melenyapkan diriku dan Abel. Aku akan berusaha menjaga Abel selagi mereka tidak tau jati diri Abel yg sebenarnya".

Flo dan ayahnya keluar dari kamar Abel yg berada di rumah Flo. Abel memang mempunyai kamar dirumah Flo mengingat dia pernah tinggal dengan Flo lama. Abel membuka matanya, sedari tadi dia mendengarkan percakapan antara ayah dan anak itu. Bohong jika dia tertidur.

"Aku tidak akan membiarkanmu melindungiku Flo. Cukup aku.. Cukup aku yg akan menderita dan melindungimu sampai aku sudah tak ada lagi didunia ini. Aku akan berusaha mengendalikan rasa takutku agar aku tak lengah saat menjagamu. Cukup Rena yg pergi dari sini" Abel sudah bertekad untuk menjaga Flo.

Abel dan Flo, sepasang sahabat yg saling melindungi, saling menyayangi, dan saling mendukung. Di pikiran mereka, mereka adalah dua sayap dari seekor burung. Jika salah satu sayap bermasalah. Maka mereka tidak akan bisa terbang jauh, dan lebih memilih untuk mengobati sayap yg bermasalah itu agar bisa mengangkat mereka untuk melihat dunia dengan sempurna.

Mungkin pemikiran mereka terasa.. Aneh. Namun itulah mereka, dua wanita yg selalu menjaga satu sama lain, agar salah satunya tak terluka. Dan kini, mereka sedang berperan. Flo yg berusaha menjauhkan segala hal yg membuat Abel bersedih. Dan Abel yg berusaha menjaga Flo agar tak terluka.

Mereka yakin, suatu saat mereka akan berhasil melewati rintangan yg kini mereka hadapi dan mewujudkan sebuah impian. Hal ini tentu tak mudah, karena mereka bukan sepasang sahabat seperti cerita novel dan wattpad.
__

Abel dan Flo sedang berbincang bincang dengan tawa yg sesekali muncul. Disana.. Rescha, Bian, Arsha, Kenzie, Atha, dan Cherly melihat itu. Tak lupa dengan kehadiran Diana yg sesekali menatap sinis kepada Abel dan Flo, karena mereka masih menjadi perhatian.

"Kapan kita kaya gitu lagi ya?" tanya Kenzie.

"Jangan berharap terlalu lebih, kita jalanin persahabatan kita yg baru. Disini juga ada Diana, dia baik. Gak kaya mereka yg selalu sembunyi di topeng muka baiknya" jawab Atha.

Diana tersenyum sinis mendengar jawaban dari Atha. Rupanya dia sudah berhasil menaklukan mereka agar mereka membenci Abel dan Flo.

"Tunggu hal lain yg lebih seru guys. Ini emang keahlian gue, menghancurkan mereka yg berani deketin apa yg jadi milik gue. Tampilan mereka yg juga mendukung, nerd dan miskin!" batin Diana sambil menyeringai.

Rescha terus memandang Abel yg sedang tertawa mendengar ocehan Flo. Rescha rindu kebersamaan mereka. Rescha ingin kembali dengan Abel. Tapi ia tak bisa, seolah olah ada benteng yg menghalangi mereka.

Ingin sekali ia merengkuh tubuh mungil itu. Tapi ia tak bisa, keputusan Abel memutuskannya kemarin membuat ia tak terima. Rescha selalu berusaha untuk mendapatkan kembali Abel. Ia tak terima jika hubungan yg selama ini mereka jalin tiba tiba berakhir begitu saja.

👋👋👋

Thanks

📍Angelazzr

Vote and Coment

See you and bye bye.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro