(32) Siapa Mereka?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kemarin banyak yg nyangka kalo itu End. Aku cuma becanda loh. Itu end buat part kemarin. Oh iya, selamat hari raya Idul Fitri. Maaf telat ngucapin. Maaf jika aku ada salah. Maaf juga buat reader yg minta foto keadaan di tasik gimana, aku gak sempet foto karena di tasik aku banyak acara dan setelahnya aku sakit jadi gak bisa pegang ponsel. Happy Reading!!
__

Keluarga Abel, Flo, dan Rena yg baru datang langsung terdiam mendengar ucapan dokter bahwa Abel meninggal. Mereka menangis dan langsung masuk kedalam. Tanpa disadari mereka, ada beberapa orang yg mengintip dan mendengar semuanya. Orang orang itu bersedih dan menahan tangisnya.

"Kenapa kamu malah meninggalkan kami, disaat kami belum mengungkapkan semuanya. Maafkan kami Abel" ucap salah satu dari mereka.
__

Setelah mereka masuk ke ruang rawat Abel. Mereka langsung menghampiri Abel yg tubuhnya dingin dan kaku. Tangis mereka pecah kembali. Mereka tak menyangka Abel bisa pergi secepat ini.

"Abel, kenapa kamu ninggalin aku? Kamu udah janji sama aku buat kamu ga ninggalin aku!, aku mohon Abel!, bangun!!, jangan tinggalin aku disini sendiri!" ucap Flo sambil menangis histeris.

"Kakak mohon kamu bangun dek. Kakak bakalan lakuin semua kemauan kamu kalo kamu bangun".

"Abel!! Aku tau aku salah!! Tapi jangan hukum aku dengan cara ini Bel!! Bangun sayang, aku mohon!!"
__

Abel terbangun dengan susahnya karena masih lemas, dia merasa semua orang menangis. Benar saja, ketika dia duduk di ranjang rumah sakit dia mendapati semua orang menangisi dirinya.

"Kakak" pangil Abel pada Bian. Tetapi Bian tidak menggubris.

"Hei jangan menangis, aku sudah bangun" ucap Abel dengan lemah. Orang orang disana masih saja menangis dan mengucapkan ucapan memohon agar Abel kembali. Padahal kini ia sudah bangun.

"Abel" panggil seseorang disana, Rena.

"Rena.." panggil Abel lalu dia turun dari ranjang.

"Sebenarnya aku dimana?" tanya Abel.

"Kamu pasti bingung kamu ada dimana. Kamu ada di dimensi lain Abel. Kamu memang bisa melihat mereka. Tapi mereka tidak bisa melihat kamu, mereka hanya melihat kamu yg sedang tertidur disana" ucap Rena pada Abel. Abel langsung menengok, benar saja disana terdapat dirinya yg sedang tertidur dengan tenang. Tidak.. Dia tidak tidur, melainkan dia sudah meninggalkan dunia dan sekarang dia sudah berada di dimensi ini, bersama Rena.

"Kamu harus kembali Abel. Kamu tidak seharusnya ada di dimensi ini" ucap Rena pada Abel.

"Tidak. Aku bersama mu disini saja. Aku tidak mau bersama mereka lagi, mereka jahat. Aku benci mereka" ucap Abel histeris.

"Jahat? Benci mereka? Mereka? Termasuk Flo maksudmu?" tanya Rena kepada Abel. Abel langsung terdiam memikirkan ucapan Rena. Mereka yg dimaksudnya itu Bian, Rescha, Atha, Arsha, bukan Flo.

"Tidak, Flo tidak termasuk. Dia tidak jahat dan aku tidak membencinya, malah aku menyayanginya."

"Karena itu aku menyuruhmu untuk kembali Abel. Kau menyayangi Flo, begitu pun sebaliknya. Kalian saling membutuhkan. Jika kau pergi nanti siapa yg akan menemani Flo"

Abel kembali terdiam, benar kata Rena. Ia harus kembali, ia harus menjaga Flo, termasuk semua orang yg disayanginya.

Tiba tiba ia merasakan semuanya menjadi putih.
__

Semua yg ada diruang rawat berhenti menangis dan melihat ke arah monitor yg tadinya menampilkan garis lurus sekarang menampilkan garis garis yg terbentuk menjadi gelombang tak beraturan. Mereka panik dan langsung menekan tombol darurat.

Beberapa sesaat kemudian, dokter dan timnya datang. Mereka meminta agar mereka keluar terlebih dahulu.

Setelah mereka sudah keluar, dokter dan timnya memulai pemeriksaan.
__

Dokter keluar saat beberapa menit memeriksa kondisi Abel. Senyum dokter itu merekah.

"Ini berkat doa kalian. Tuhan telah mengembalikan Abel kepada kalian. Keadaannya kali ini masih koma dalam jangka waktu kurang lebih satu bulan, kami memprediksi Abel bisa sadar dari koma sekitar dua minggu. Jika Abel kuat, kemungkinan dalam satu minggu Abel bisa siuman".

Dokter itu pergi, meninggalkan orang yg senang atas pemberitahuan dokter tadi. Mereka berempat yg tadi mengintip pun sama senangnya dengan pemberitahuan dokter.

"Terima kasih Abel, kau sudah berjuang. Kami senang dengan pemberitahuan ini. Kami harap suatu saat nanti, kamu mengerti kenapa kita menyembunyikan sesuatu yg belum kami ungkap" ucap salah satu dari mereka yg masih mengingip.
__

Jika kemarin kemarin keadaan mereka berantakan karena keadaan Abel dan pemberitahuan dokter tentang kematian Abel. Lain halnya dengan sekarang, sekarang mereka sedikit rapi dan fresh karena dokter mengatakan kondisi Abel semakin membaik. Mereka terus berdoa agar Abel sembuh dan kembali menjalankan aktivitas seperti biasanya.

Rescha

Sekarang gue lagi ada diruangan Abel. Gue terus perhatiin Abel. Gue harap.. Abel bakalan maafin gue disaat Abel udah bangun.

Jujur gue merasa bodoh, marah, sedih, dan takut dalam bersamaan. Bodoh karena gue malah percaya sama mantan gue yg benar benar licik, seharusnya dari awal gue gak percaya sama dia yg fuckin' bitch. Marah karena gue gak dengerin omongan Flo dan Cherly tentang Diana. Sedih karena Abel belum sadar juga, ya walaupun keadaannya membaik.

Dan disaat semua udah terungkap, gue malah denger Abel lagi dalam masalah dan masuk ke rumah sakit, parahnya lagi disaat gue bener bener pengen berjuang dapetin maaf dari Abel gue denger ucapan dokter yg nyatain kalo Abel udah meninggal, tapi untungnya Abel hidup kembali, gue bener bener bersyukur karena Abel gak ninggalin gue. Disitu gue bener bener takut, takut Abel ninggalin gue, takut Abel gak maafin gue, takut karena para reader lebih milih Abel gak maafin gue.

Gue mohon kepada para reader, maafin gue, restuin gue sama Abel, dan doain moga gue dimaafin sama Abel yg gue pikir pasti Abel kecewa sama gue.

Gue masih inget ucapan dia disaat dia mutusin gue.

Kak, maaf. Kita gak bisa lanjutin hubungan ini lagi. Terima kasih karena pernah jadi bagian di hati aku. Cari perempuan lain yg lebih cocok buat kakak ya.

Gue bener bener marah saat dia chat gue kaya gitu, disitu gue langsung bales sms dia.

Bel, aku gamau kita putus. Kamu putusin aku karena aku lebih milih dan percaya sama Diana gitu?. Aku gamau kita putus!.

Maaf, tapi keputusan aku udah mutlak. Aku pengen kita putus.

Aku tetep gak terima kita putus.

Bel

Abel!

Setelah gue tunggu balesan, ternyata dia gak bales lagi. Gue terima keputusan dia, tapi sekarang gue pengen perjuangin dia lagi. Disaat semua udah kebongkar, disitu gue ngerti kenapa Abel benci gue dan lebih milih mengakhiri hubungan yg selama ini kita jalani.

Maafin aku Bel, maaf.

👋👋👋

Hayoo, mereka yg ngintip siapa hayo?.


100 vote dan 50 comment aku next part selanjutnya. Ga nyampe segitu juga gapapa.

Aku ga double up sekaligus ya, soalnya masih proses editing.

📍Angelazzr18

Klik ⭐ ◀▶ 💬

See you and Bye bye

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro