(31) Penyesalan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Untuk beberapa hari kedepan mungkin aku ga bisa update. Karena aku bakal mudik ke tasik. Kemungkinan disana aku ga ada sinyal. Tapi aku janji akan double update kalo udah pulang. Tapi updatenya ga di waktu yg sama ya.
__

Kini mereka -keluarga Flo, keluarga Rena, Bian, Rescha, Atha, Arsha, Kenzie- sedang menunggu di depan UGD. Mereka menunggu Abel yg sedang di periksa oleh dokter. Flo dan Cherly sudah dipindah ke ruang rawat VVIP. Flo mengalami shock dan luka luka ringan di sekujur tubuhnya karena siksaan dari Diana dan mereka, sedangkan Cherly hanya kelelahan. Setelah sekian lama menunggu akhirnya dokter keluar.

"Dok, bagaimana keadaan adik saya?" tanya Bian dengan panik diangguki semuanya.

"Tusukan di perut Nona memang tidak dalam, tetapi darah yg keluar dari perutnya tidak dihambat sehingga Nona kekurangan darah, untung saja kami masih punya stok kantung darah golongan A. Apa Nona Abel mengalami hal lain selain di tusuk?" jelas Dokter itu dan diakhiri dengan pertanyaan.

"Tidak Dok, Abel hanya ditusuk saja. Memang kenapa dengan Abel?" tanya Ibu Flo sambil terisak pelan.

"Begitu ya. Saya heran, organ tubuh Nona Abel bekerja lebih lambat dari yg seharusnya. Jika hanya tusukan diperutnya hanya kemungkinan kecil. Karena hal itu, kini Nona Abel mengalami koma," jelas Dokter itu.

Pernyataan dokter membuat semuanya bersedih. Dan membuat Bian, Rescha, Arsha, Atha, dan Kenzie menyesal.

Setelah itu, dokter dan timnya memindahkan Abel ke ruang rawat VVIP di sebelah ruang Flo. Ruang rawat mereka berjajar. Dimulai dari Cherly, Flo, dan Abel.

"Organ Abel bekerja lambat, karena kemampuannya. Jika diberitahu pun dokter tidak akan mengerti"

"Ini semua salah gue. Gue sebagai kakak harusnya belain Abel, bukan Diana. Maafin kakak Bel, kakak nyesel" batin Bian.

"Maafin aku Bel, maafin aku. Kamu kaya gini gara gara aku. Kalo aku belain kamu, mungkin dari dulu kita masih bersama Bel, dan hubungan kita gak putus begitu aja. Maafin aku sayang, aku nyesel" batin Rescha.

"Kalo sejak awal gue belain lo, mungkin kejadian ini gak akan terjadi. Maaf Bel, gue bukan sahabat yg baik buat lo. Im so sorry, gue nyesel" batin Atha.

"Harusnya gue dengerin ucapan Flo waktu itu. Kalo gue dengerin, Abel, Flo, dan Cherly gak akan masuk rumah sakit kaya gini" batin Arsha.

"Maaf Bel" batin Kenzie.

"Maaf Bel. Gue bener bener nyesel" ucap Bian, Rescha, Arsha, Kenzie, dan Atha.

"Jika kalian ingin menjeguk, silahkan saja,dan usahakan tidak menganggu pasien agar keadaannya tetap stabil. Saya permisi" ucap Dokter itu dan pergi.

"Gue keruangan Cherly dulu" ucap Kenzie dan hanya dibalas anggukan saja.

Mereka memasuki ruang rawat Abel dan mendapati Abel yg terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan banyak kabel kabel.

Bian duduk di kursi sebelah Abel, ia memegang tangan mungil itu dan diciumnya.

Bian mulai menangis tetapi pelan. Ia benar benar menyesal akan kebodohan yg ia perbuat selama ini. Atha, Arsha, keluarga Rena dan keluarga Flo keluar dari ruang rawat Abel berinisiatif memberi kebebasan waktu untuk Bian dan Rescha.

"Bel, kamu bangun ya. Kakak kangen sama kamu. Maafin kakak ya, kakak udah buat kamu kecewa selama ini. Kakak udah buat kamu marah dan sedih. Maafin kakak. Kakak ngerasa kalo kakak adalah kakak terbrengsek didunia ini." ucap Bian berusaha mengajak Abel berkomunikasi dengan meminta maaf. Karena sebelumnya dokter menyarankan agar Abel diajak berkomunikasi. Dokter itu juga memberitahu. Jika Abel kuat, Abel akan bangkit dari komanya.

BRUAKK!!

Tiba tiba ada yg membuka pintu dengan kasar. Dia adalah Reno, kakak dari Rena.

"Mana yg namanya Bian?!" tanyanya lantang.

Rescha yg menyaksikan hanya menunjuk ke arah Bian yg tengan menatapnya bingung. Reno menghampiri Bian.

Bugh..

"Sialan, kakak macam apa lo?! Percaya sama orang lain daripada adek sendiri! Gue pikir, setelah gue dateng ke Indonesia, gue dapet berita baik! Tapi nyatanya gue malah dapet berita buruk. Gue gak nyangka kakak Abel bisa sebrengsek ini. Oh jangan lupa.. Mana cowo bajingan yg disebut sebut pacar Abel.." Reno menolehkan pandangannya kepada Rescha.

"Lo yg namanya Rescha" tanya Reno dengan dingin, Rescha hanya mengangguk.

Bugh.. Bugh..

"Ya ampun Reno, berhenti" datang ibu Rena dan langsung menghentikan anaknya itu.

"Mereka udah bikin kesayangan aku menderita mah, setidaknya aku harus beri mereka pelajaran" geram Reno dengan nafas terengah engah.

"Mamah ngerti No, tapi gak gini caranya. Bicarain baik baik, jangan pake kekerasan. Kalo Abel tau kamu kaya gini, pasti Abel marah loh" ucap ibu Rena lagi dengan lembut.

"Aku gak ngerti mah, kenapa Abel bisa punya kakak dan pacar sebrengsek mereka" Bian dan Rescha menunduk.

"Bener kata orang itu, gue brengsek!!" batin Bian dan Rescha.
__

Sudah seminggu Abel koma, dan ia masih tidak bangun juga. Rescha, Bian, Arsha, Atha, dan Kenzie mulai diacuhkan oleh Cherly dan Flo yg memang sudah sadar sehari setelah dibawanya mereka kerumah sakit.

Saat Cherly dan Flo sudah sadar, dan mengetahui bahwa Abel koma. Mereka langsung memaki dan memukul mereka berlima, terutama terhadap Bian dan Rescha. Bahkan Cherly sampai menghajar mereka habis habisan. Untung saja Reno datang dan memberitahu Cherly kalo mereka sudah diberi pelajaran olehnya.

Kini mereka sedang berada diruang rawat Abel. Reno, Flo, dan Cherly berbincang bincang agar tak bosan. Sedangkan Bian, Rescha, Arsha, Atha, dan Kenzie hanya bisa melihat ke arah mereka dan Abel dengan raut wajah yg menampilkan penyesalan yg begitu dalam.

Rescha, Bian, Arsha, Atha diam memikirkan kesalahan yg mereka perbuat kepada Abel.

Aku harap kalian selalu ada disini. Jangan ninggalin aku ya.

Aku gak tau apa jadinya kalo kalian pergi dari hidupku.

Aku sayang kalian.

Harusnya gue yg nanya lo apa apaan!, cewe lo kecelakaan dan lo malah enak enakan pelukan sama cewe murahan ini!. Harusnya lo mikir Res, bukannya lo nemenin Abel yg lagi sakit, lo malah kaya gini. Ck!, ternyata gue salah nilai lo. Kelakuan lo yg kaya gini gak lebih dari sekedar cowo brengsek!

Aku pengen sama kalian terus sampai aku meninggalkan dunia ini.

Aku gak dorong Diana, dia tiba tiba nabrak aku, dan berakhir seperti ini, kalian percaya sama aku kan?

Justru karena itu gue ngebela Abel!! Gue tau sifat dan kelakuan Abel kaya gimana, dan lo! Lo sebagai kakaknya harusnya ngebela Abel bukannya ngehina dia! Denger ya Aditya Fabian, walaupun gue hanya sahabatnya gue udah ngerti kelakuan Abel kaya gimana, dari kecil gue selalu bareng bareng sama Abel, dan lo hanya seorang kakak yg gak pernah tau kelakuan Abel!!

Kalian bodoh, kalian terlalu bodoh, oh atau mungkin kalian emang bodoh. Kalian percaya sama orang asing yg baru dateng ke kehidupan kita sedangkan orang yg kalian sayangi selama ini kalian tuduh. Hahaha... Miris gue liatnya.

Thanks udah nampar gue, gue sangat terkesan dengan tamparan ini. Hahaha. Ternyata bener ya, sebaik baiknya orang kalo orang itu buat satu kesalahan aja, pasti semua bakal ngejauh dan ngelupain semua kebaikan yg dilakuin orang itu. Dan see.. Ini yg gambarin kondisi Abel.

Bunuh aku aja sekalian kalo kalian benci aku!! Kenapa cuma tamparan aja?! Aku rela mati kok! Dari dulu juga aku udah gak berharap untuk hidup malah udah mau bunuh diri tapi kalian selalu nahan! Aku udah benci sama hidupku sendiri!. Bunuh aku sekalian, jangan bikin aku mati secara perlahan dengan fitnah yg selalu kalian lemparkan kepadaku!

Kakak bener aku itu cuma pembawa sial atau parasit yg tumbuh disekitar kalian! Sekarang kakak udah tau kelakuan aku yg sebenernya kan?. Aku cuma seorang parasit yg cuma bisa malu maluin keluarga.

Mereka benar benar menyesal. Mereka hanya bisa berharap agar Abel bisa memaafkan mereka.

Aku benci sama kalian, kalian jahat tau gak, dengan mudahnya kalian ngambil hati aku, ngebuat aku berharap untuk bisa terus sama kalian. Tapi apa?, kelakuan kalian yg mudah percaya sama orang lain buat aku benci.

Maaf Bel kita bener bener menyesal. Kita harap lo gak benci sama kita.

Aku kecewa sama kalian.

Aku benci kalian.

Aku bener bener benci.

"Res, kita mau ke kantin rumah sakit dulu, lo mau ikut?" tanya Kenzie pada Rescha.

"Ga, gue disini aja" balasnya.

Kenzie hanya bisa mengangguk mengerti, dan pergi bersama yg lain.

Tak berselang lama, Flo, Cherly, dan Reno pergi dari ruangan itu. Entah akan pergi kemana. Kini tinggalah Rescha dan Abel.

Rescha duduk di kursi samping Abel. Ia memegang tangan Abel, ia mengenggamnya erat seolah olah ia akan kehilangan Abel.

"Bel maafin aku" ucap Rescha lirih.

"Maaf, udah kecewain kamu".

"Aku tau, kalo aku pacar terbrengsek buat kamu".

Rescha menangis, ia benar benar sangat menyesal. Menyesal karena lebih percaya kepada mantannya yg licik itu.

Tiba tiba tubuh Abel bergerak tak beraturan membuat Rescha panik. Ia menekan tombol darurat. Datanglah para dokter.

Rescha keluar untuk memberi akses bebas untuk dokter. Dokter dan timnya mulai memeriksa Abel. Hingga salah satu suster yg melihat bedside monitor berteriak.

"Dok, detak jantung pasien tak beraturan".

"Siapkan dc shock" teriak dokter.

Mendengar dokter, suster langsung menyiapkan dc shock alat kejut yg berfungsi untuk menetralkan detak jantung yg tak beraturan.

Rescha yg melihat di kaca luar pun menangis. Ia benar benar panik.

"1.. 2.. 3.." aba aba dokter.

"1.. 2.. 3..".

Rescha melihat ke arah teman temannya yg berlari ke arahnya. Sebelum Rescha keluar dari ruangan Abel, ia langsung menelfon teman temannya. Dan Reno menghubungi keluarganya.

"Res, Abel kenapa?!" tanya Flo sambil mengguncang Rescha.

"Gue gatau tiba tiba tubuh Abel kejang".

Mereka langsung melihat ke dalam yg menampilkan dokter masih menggunakan alat kejut itu.

"1.. 2.. 3.." aba dokter itu lagi.

Tiiitttt...

Alat monitor tiba tiba menampilkan garis lurus. Dokter dan timnya hanya bisa menghembuskan nafas. Pasiennya yg satu ini sudah kembali kepada Tuhan. Rescha dan yg lain hanya bisa mematung melihat itu. Tak percaya apa yg dilihat mereka. Abel, seorang gadis yg mereka sayangi sudah pergi ke alam sana dengan tenang.

End

Becanda deng.

***
Gimana part ini?

Jujur aku ga bisa bikin scene rumah sakit.

📍Angelazzr18

Klik ⭐◀▶ 💬

See you and Bye bye

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro