Cristabel | 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Mulmed Rescha

******

Abel yang mengerti hanya mengangguk. Rescha dkk pun bingung karena tidak ada bangku kosong. Tapi Bian melihat ada beberapa kursi yg kosong didekat Abel. Bian pun menyarankan dan menghampiri meja itu.

"Hai boleh kita duduk disini" ucap seorang pria yang tak lain adalah Bian.

"Gak bol-" belum sempat Abel selesai bicara Flo malah memotong pembicaraannya.

"Boleh kok," ucap Flo yang dengan pura-pura tidak melihat tatapan tajam dari Abel.

"Makasih."

Mereka duduk dibangku itu dengan posisi Rescha disisi Abel, Bian disisi Rescha, Arsha disisi Flo, dan Kenzie disisi Arsha.
Mereka memakan makanan yang mereka pesan tapi setelah itu Abel tiba - tiba berdiri.

"Flo aku duluan ya," izin Abel.

"Kemana?" tanya Flo.

"Biasa," ucap Abel dan langsung pergi ke tempat tujuannya.

"Dia kemana?" tanya Arsha

"Ke taman dekat gedung yang klo pintunya dikunci bakalan ada aliran listrik," jelas Flo.

"Ngapain?" tanya Kenzie.

"Menyendiri."

"Ngapain menyendiri?" tanya Kenzie lagi.

"Abel itu bener - bener suka tempat sepi dan tenang, dia lebih suka sendiri dan sendiri. Tapi itu yang bikin gue khawatir, karna kesendiriannya itu gue takut dia kenapa-napa" jelas Flo.

"Kenapa malah takut?" tanya kenzie lagi dan lagi.

"Huft, gue takut dia kenapa - napa karena dia selalu dibully sama geng Cate" ucap Flo sambil membuang nafas kasar.

Kring.. Kring

"Udah dulu ya, udah bel nih," pamit Flo.

"Eh guys,  bolos aja yok males pelajarannya fisika nih," ucap Kenzie.

"Ayok gue juga males," balas Rescha.

Rescha, Arsha, Bian, dan Kenzie pergi ke rooftop. Mereka hanya diam sibuk dengan pikiran masing masing. Karena bosan Kenzie membuka percakapan.

"Woy kalian jujur jujuran yok, gak ada penolakan."

"Oke."

"Kalian harus jujur, kalian suka sama siapa, alasannya, dan kenapa belum nembak, dan dimulai dari Arsha," ucap Kenzie.

"Gue suka sama Flo, gak ada alasan, nunggu waktu yang tepat," ucap arsha.

"Gue suka sama Atha, gak ada alasan, karena udah pacaran" ucap Bian.

"Haa?!" sahut Arsha dan Kenzie.

"Iya gue udah pacaran sama dia selama 2 bulan."

"Oke lanjutin," ucap Arsha.

"Gue .. Gue suka sama Abel, ga ada alesan dan gak tau kenapa, karna gak tau juga," ucap Rescha.

"What!!!" ucap mereka terkejut.

"Kapan lo suka sama dia?" tanya Arsha.

"Sejak kenaikan kelas kemarin lebih tepatnya 3 bulan yang lalu" ucap Rescha.

"Kalo lo beneran suka sama Abel, gue harap lo nerima dia apa adanya, dan jagain dia, gue tau lo orang yang baik buat Abel," batin Bian.

***

Saat ini entah kenapa Abel merasa tidak enak badan. Tapi dia hanya menunjukkan tampang yang biasa saja kepada keluarganya.

"Selamat malam semua," ucap Abel ketika sampai di meja makan.

"Malam Abel," balas mereka dengan kompak.

Abel dan beserta keluarganya makan malam dengan hening, karena itu lah peraturannya tidak boleh berbicara ketika sedang makan.

Saat mereka sudah selesai mereka pergi ke kamar masing masing dan pergi ke alam mimpi.

Pagi hari tiba, Abel bersiap-siap untuk sekolah, tapi entah kenapa badan Abel terasa makin berat, karena tidak enak badan.

Hari ini Abel telat sekolah dan gerbang pun sudah di kunci.

Tiba-tiba ...

"Hei lo juga telat?" tanya seorang pria.

Rescha

"Hei lo juga telat," tanya gue basa-basi kepada seseorang yang tak lain adalah Abel. Tapi gue ngeliat dia hari ini beda. Muka pucet dan berkeringat dingin.

"I-iya," jawabnya.

"Kalian pinter pinter kok bisa telat, ya sebagai guru ibu harus tegas kepada kalian. Hormat di lapangan sampai jam ke dua! Sekarang!" ucap guru piket yang sedang menjaga.

"Iya bu," gue dan Abel pun pergi ke lapangan setelah itu gue dan Abel hormat bendera. 15 menit gue dan dia hormat, gue terus liatin dia, gue kasian liat dia. Muka pucet, keringat dingin, dan kayaknya nahan pusing.

Dia jatuh pingsan dan segera gue gendong dia ke uks ala bridal style. Untungnya di sekolah ini, ada dokter khusus. Dokter itupun mengeceknya dan berkata bahwa dia sedang sakit.

"Dia sedang demam tinggi, sebaiknya dia pulang dan beristirahat," ucap dokter itu dan pergi ke ruangannya.

Gue ambil ponsel yang ada di saku celana gue, dan menelpon sobat sobat gue agar pergi ke uks.

"Halo bro, ada apa manggil kita kesini," ucap Kenzie.

"Ada yang tau rumah Abel gak, kata dokter dia lagi demam tinggi, dia harus pulang," ucap gue.

"Biar gue aja yang nganterin dia, gue tetangga-an sama dia, mana tasnya," ucap Bian dan gue segera mengambil tasnya dan menggendong dia ke mobil nya.

Bian

Gue kaget setelah tau kalo Abel, adik kesayangan gue lagi demam tinggi. Untung aja Rescha ngasih tau. Gue sekarang lagi menuju rumah gue lebih tepatnya rumah abel. Saat sampai dirumah, gue gendong dia dan nganterin ke kamar dia. Setelah sampai, gue baringin Abel di ranjang, dan selimutin dia. Gak lupa juga gue lepas sepatu dia.

"Cepat sembuh sayang," ucap gue dan kembali lagi ke sekolah.

Author

Saat ini Abel sudah sembuh dari demam tingginya selama tiga hari. Dan sekarang dia kembali ke sekolahnya.

Ihh nerd kembali lagi.

Yah padahal gue dah seneng dia gak sekolah.

Duh kuman kembali lagi.

Jijik anjir liatnya.

Itulah cibiran yang dia terima hari ini, tapi karena sudah biasa dia mengacuhkannya. Tiba - tiba ada segerombolan perempuan yang dandanannya cukup tebal datang yang ketuanya adalah kakaknya sendiri, Caterine

Abel

"Hei cupu, ngapain lo deketin rescha hm?" tanya kakak kepadaku.

"Aku ga deketin dia kok," jawab ku dengan jujur. Memang benar kan jika aku tidak mendekatinya.

"Alah jangan ngelak deh lo,"

"Aduh Cate, ngapain sih lo nanya ke kutu buku sialan ini," ucap salah satu temannya.

"Bener juga menurut lo, ngapain kita ngotorin tangan kita buat serangga kaya dia, mending kita pergi aja," ucap kakak dan langsung pergi.

Aku benci kamu kak, aku sangat benci, tapi tak apa sekarang aku sudah tidak menganggap kalian keluargaku. Batinku

***

Kring.. Kring..

Bel istirahat berbunyi, membuat siswa - siswi menghentikan aktivitas belajar.

"Bel mau ikut ke kantin gak?" tanya Flo.

"Ngga Flo, aku mau ke taman aja."

"Ya udah gapapa."

Aku pergi ke taman, dan saat aku pergi ke taman aku mendengar ada yang meminta tolong di arah gedung yg terdapat banyak listriknya. Sepertinya ada orang di gedung itu. Gedung itu memang terdapat banyak listrik, jika pintunya terkunci. Tak ada satu orang pun yang tau alasannya.

Aku berjalan kembali menuju ke gedung itu.

"Hei, apa ada orang disini?" tanyaku.

Author

"Hei, apa ada orang disini?" tanya Abel.

"Tolong gue, gue takut kena listrik ini," jawab seseorang yang berada didalamnya.

"Tenang aku akan usaha untuk ngeluarin kamu" ucap Abel.

Sementara seseorang itu menelfon bian dkk.

"Bian tolong aku, aku kejebak di gedung yang banyak listriknya, disini juga ada yang usaha nolong aku, tapi aku takut dia kena listrik juga" ucapnya.

"Tenang Tha, aku kesana sekarang."

"Cepatlah."

Disisi lain ..

"Heh gawat Atha ke kunci di gedung listrik itu" ucap Bian.

"Apa!!" ucap mereka kaget.

"Ayo kita kesana" ucap Bian.

Abel berusaha untuk membuka pintu itu. Bagaimana pintu ini bisa terkunci, pikirnya. Dia terus mendobrak. Tak peduli jika listrik itu sesekali mengenai tubuhnya. Setelah sekian menit, dia mencoba mendobraknya, ia mulai sedikit lemas. Pintu itu masih belum terbuka. Dengan sekuat tenaga, Abel menendang pintu itu, dan akhirnya terbuka.

***

Betapa buriqnya cerita ini, baru nyadar saya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro