Cristabel | 45

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Lama mereka merenungi perkataan Cherly. Setelah sadar mereka melihat Cherly yang berjalan menuju salah satu kamar yang memang tak pernah dikunjungi dan ditempati.

Baru saja Cherly ingin membuka pintu itu, ada seorang gadis yang membukanya kasar sambil berteriak kesal.

"Berisik!! Jangan ngoceh hal yang gak penting, lagi enak tidur juga!"

Dengan wajah yang masih mengantuk, Abel berjalan ke arah sofa yang cukup panjang lalu duduk dengan mata yang masih tertutup.

Cherly tersenyum kecil, melihat reaksi mereka ketika melihat Abel berada dikamar yang ingin dikunjunginya tadi. Benar dugaannya, ruangan tadi pasti akan berisik jika Abel terlihat.

"Abelll!!!" teriak mereka dengan kencang.

"Maaf, Bel. Maafin kita. Kita akui kalo kita salah. Sekali lagi maaf, maaf sebesar-besarnya," ucap Atha dengan disusul anggukan yang lainnya.

"Iya, aku maafin. Tapi, lain kali, kalian harus bisa bersikap kritis. Hal sekecil itu kalian gak sadar, hadeh."

Kekehan kecil pun terdengar. Dan menjadi suatu kebetulan karena mereka tertawa malu dengan tangan yang menggaruk tengkuk tanpa sadar.

"Dasar, gadis nakal! Dari mana saja kamu hah?!" sentak seseorang dari belakang.

Sontak Abel langsung melihatnya dan saat itu juga ia sudah berada di pelukan hangat laki-laki yang ia sayangi, Alfa.

Abel tersenyum, melihatkan giginya yang berjejer rapi. "Aku gak kemana-mana kok, kak. Aku juga cuma kabur ke kamar disana."

"Hah?"

"Dari awal gue udah bilang kan, Abel itu ada di deket kita, ada di sekitar kita. Kalian aja yang gak pernah sadar," ujar Cherly kesal.

"Ya, maaf, kita kan panik, apalagi tuh pacarnya. Paniknya minta ampun," kata Atha sembari menunjuk ke arah Rescha.

Semuanya hanya tertawa melihat Atha yang cemberut karena merasa dipojokkan.

Abel menggelengkan kepalanya, "Dasar."

****
Hari demi hari pun terlewati. Akhirnya Abel dan teman-temannya berhasil lulus dengan hasil yang tinggi.

Tak menyia-nyiakan hal tersebut. Mereka semua langsung mempersiapkan rencana untuk di masa depan. Entah itu berencana untuk kembali belajar di universitas yang mereka inginkan ataupun meneruskan perusahaan yang dimiliki orang tua mereka.

Abel, lebih memilih mengurus perusahaan yang masih berkembang. Namun ia memberikan jabatannya sebagai CEO pada Cate, kakaknya. Sehingga, sekarang ia hanya seorang pemilik tunggal dari perusahaan itu.

Flo. Ia memilih untuk belajar dan mengambil kelas karyawan. Sehingga saat ini ia memiliki dua peran. CEO dan mahasiswa.

Cherly. Ia memilih belajar di Universitas Harvard yang ada di luar negeri.

Bian. Ia memilih melanjutkan pendidikan di universitas yang sudah termasuk dalam aset perusahaan Abela Corporation.

Rescha. Kekasih dari Abel pun melanjutkan sebagai mahasiswa di universitas yang sama seperti Bian.

Atha dan Arsha. Kakak beradik mengikuti pilihan Rescha.

Dan Kenzie, memilih mengikuti kekasihnya. Karena saat itu ia mengakui jika ia tak bisa jauh dari Kekasih tercintanya itu.

Hidup mereka lalui. Entah dalam keadaan suka dan duka. Mereka terus menghadapi semuanya. Tak peduli dengan berbagai rintangan.

Yang kini mereka tuju adalah ; Membuat masa depan lebih berbahagia dan berwarna.

***

5 tahun kemudian

Seorang gadis yang kini berusaha menyibukkan diri dan sahabatnya itu dengan berbelanja. Gadis itu sesekali mengelap keringat dingin yang sesekali membuat wajahnya banjir keringat.

"Huh!! Rescha sialan. Kenapa dia harus nunjuk gue. Jadi gue yang kena kan. Nyebelin ah." gerutu Atha dalam hati.

Bukan apa-apa. Atha hanya tak habis pikir dengan Rescha yang menyuruhnya untuk membuat Abel sibuk, dan nanti saat malam tiba ia diharuskan membawa pulang Abel. Dan disitulah tugas Bian dan yang lain berjalan.

Tugas yang begitu mudah. Namun Abel membuatnya kesusahan. Alih-alih bersemangat, Abel justru enggan untuk pergi belanja dengannya. Membuatnya kelabakan tak tahu harus apa. Dan di situ pula lah, Atha memaksa Abel mati-matian pergi ke luar. Ingin sekali ia protes pada gen pemalas dan bodo amatnya Abel. Namun yang ada ia yang akan malu sendiri.

"Belll, ayo dooong, cepetan dikit."

"Hmm."

"Ishh," gerutuan Atha terdegar oleh Abel sehingga membuat gadis itu memutar bola matanya malas.

Atha mengetuk-ngetuk keningnya sendiri. Berusaha berpikir apa yang harus ia lakukan untuk menarik perhatian dari gadis yang sekarang sedang memasang wajah datar dan dingin.

"Pikirrr ayooo pikirrr, lo pasti bisa Tha, pasti bisa."

Bak animasi yang sering ditayangkan, tiba-tiba Atha mendapat ide sambil melihat ke atas seolah-olah mendapat ide yang melambangkan lampu sekarang.

"Kita ke toko buku, yuk, Bel," ajak Atha yang langsung dihadiahi ekspresi sumringah dari Abel. Ia tersenyum bangga, akhirnya, ia bisa mengalihkan perhatian dari Abel.

Hingga saat mereka tiba di toko buku. Abel langsung antusias untuk pergi ke bagian novel yang khusus dari wattpad. Saat itu, tanpa sengaja, Atha melihat satu buku yang menarik perhatiannya.

"Bel, liat deh, juduk buku ini kaya nama lo, Cristabel," tutur Atha pada Abel.

"Ah masa sih, coba aku liat."

Abel mengambil buku itu dari genggaman. Mencoba menilik lebih dalam lagi novel yang bercover wanita yang berambuk sebahu dengan latar berwarna biru.

"Lumayan. Yukaellroux, nama pena yang bagus."

Abel menaruh novel itu kembali, dan terus berjalan jalan mengitari toko buku itu yang siapa tau bisa menemukan buku yang membuatnya tertarik.

Tiga jam mereka mengitari toko buku itu. Tapi tak ada yang membuatnya menarik.

"Bel, kita udahan yuk. Gue cape terus muter-muter disini. Pusing juga liat banyak buku disini."

"Ayo, lagian ini udah malem, takutnya pada nyari."

Akhirnya mereka pun pergi dari toko buku dan berjalan menuju parkiran dengan sesekali tersenyum dan tertawa dengan gurauan yang keluar dari keduanya. Hingga sampai diparkiran, Atha berseteru jika ia yang akan menyetir.

Saat diperjalanan mereka sesekali mengobrol. Entah itu tentang perusahaan, saham, pelajaran, bahkan cowo ganteng dan hot pun mereka bicarakan. Jangan sampai mereka tau kalo kita ngomongin cowo, itulah perjanjian mereka saat diperjalanan. Tak ayal, mereka khawatir. Dari dulu, dari saat waktu berganti hari, minggu, bulan, dan bahkan tahun. Keposesifan mereka masih sama, bahkan jauh lebih parah ketimbang saat mereka SMA.

Setelah mereka mengobrol, mereka disibukkan dengan keadaan masing-masing. Atha yang sibuk menyetir, dan juga dengan Abel yang sibuk melihat sekitar jalanan yang ramai dengan lalu lalang kendaraan.

Saat mereka mulai memasuki daerah perumahan yang sepi. Mereka dikejutkan sesuatu.

Dan saat mereka menoleh kebelakang, Atha pingsan dan Abel dibekap dengan kain yang sudah dicampur dengan sesuatu membuatnya pening, hingga tak lama kemudian ia pingsan.

***

Lenguhan terdengar di ruangan besar yang sepi nan gelap. Abel mulai melihat sekitar walu secara samar ia tak bisa melihatnya. Abel mulai mencari-cari pisau lipat yang selalu ia selipkan di kaosnya antisipasi ada sesuatu yang tak diinginkan. Sialan, kenapa tubuhnya malah terikat kuat di kursi ini.

"Mencari pisaumu, huh?!" ucap seseorang membuat Abel menoleh dan saat itu pula Abel menegang.

Disana, dihadapannya, Abel melihat Rescha terikat dengan seseorang yang memakai pakaian serba hitam dengan memegang pisau yang diarahkan pada leher Rescha.

"Lepaskan dia!" Abel berteriak sambil berusaha untuk tetao tenang.

"Ouch, aku takut," terdengar nada meremehkan.

"Kalau kau ingin dia selamat, kau harus menjawab pertanyaannya," ucap orang itu.

"Sebelum kau meninggalkan aku dan yang lain, apa ada kata-kata terakhir, bung?" lanjutnya.

Rescha menatap Abel dengan sendu. Ia mengambil nafas terlebih dahulu sebelum berbicara.

"Abel saat pertama kali aku melihatmu. Aku langsung merasakan hal aneh yang sering menyerang hatiku kala melihatmu. Entah apa yang terjadi kejadian yang ku anggap hanya akan terjadi sekali malah menjadi kejadian yang jadi awal dari segalanya. Aku sangat bersyukur Bel saat kita dipertemukan.

"Huh, Bel. Aku memang bukan laki laki yang sempura. Aku hanyalah laki laki yang pernah sangat menyesal karena sudah menyakitimu begitu dalam. Aku sangat menyesal hingga rasanya rasa bersalah mendominasi pikiranku dan menjadi sebuah ketakutanku. Tapi, walau begitu, apa aku bisa diberikan kesempatan untuk memintamu menjadi gadisku, ibu dari anak-anakku, pasangan yang akan selalu tetap bersama suka maupun duka, susah maupun senang, marah ataupun tidak. Aku hanya akan memintamu itu. Bisakah aku mend—"

"Cepat, bisakah kau mepercepatnya, aku sudah tak sabar menghukum gadisku." ujar orang yang berbaju hitam itu.

"Maukah kamu menjadi istriku?" tanya Rescha dengan begitu lancar dan mental yang begitu terguncang.

"Ya, aku mau. Aku mau!!" teriak Abel membuat semua yang melihat itu bersorak riang.

Rescha pun mulai melepas talinya dan memeluk Abel yang melongo atas tindakannya.

Setelah itu Atha, Flo dan yang lainnya menghampir Abel dengan wajah riang.

"Selamat ya Bel, akhirnya lo bakalan jadi seorang istri. Yang baik lo ya, jangan pernah lupa sama kita." ujar Flo pada Abel.

"Hei girls, urusan kita belun selesai," ucapan Bian membuat mereka terdiam.

"Kalian minggir," tunjuk Rescha pada Flo, Cherly, dan Cate.

Rescha dan Bian maju menghampiri gadis yang begitu mereka sayangi dan cintai. Dan melil

Mereka berusaha memendam amarah yang sepertinya sudah mereka tahan dari lama.

"Jelasin!!" ucap Rescha dan Bian bersamaan.

"Jelasin apa?" ucap Atha dengan terheran-heran.

"Jelasin siapa orang yang kalian sebut hot dan menggiurkan."

Seketika Abel dan Atha terdiam dengan tubuh yang menegang setelah mendengar ucapan Rescha.

"Hahaha" tawa menggelegar langsung terdengar kala melihat kejadian itu.

Memang ya, hidup yang kadang mereka anggap kejam. Pada akhirnya akan berakhir dengan indah.

Seperti sekarang.

Walau pada akhirnya mereka memikirkan hari-hari mereka selanjutnya.

End

Gak nyangka udah ending lagi. Maaf buat kalo endingnya gak sebagus cerita lain. Kemampuan menulisku memang hanya sebatas itu saja. Dan aku juga masih tetap mengasah kemampuanku.

Jangan kecewa jika cerita ini ending. Oh iya, maaf aku gak bisa kasih Extra Chapter. Tapi sebagai gantinya aku bakalan kasih sequel. Bagi yang berminat nanti kalian bisa baca cerita itu. Tapi bukan sequel tentang Reschabel lagi. Melainkan tentang orang lain. Tenang, kalian pasti tau siapa mereka.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro