save you

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Aku pasti akan menyelamatkanmu...

Zenitsu-san..."

.

.

.

.

.

.

.

"Ohayou, Zenitsu-san!"

Yang dipanggil pun menoleh, lalu tersenyum, "ohayou, Nezuko-chan!"

Tanjirou terkekeh kecil, "kau tidak lelah Nezuko? Setiap pagi kau harus mengikutiku ke kelas, hanya untuk menyapa sebutir pikachu ini?"

"Apa katamu?! Pikachu?!"

Nezuko tertawa pelan, "tidak apa-apa, nii-san, lagipula aku memang ingin melakukannya,"

"Terjadi lagi ya..." Lanjut Nezuko sembari menggumam kecil.

Zenitsu yang mempunyai pendengaran yang--luar biasa--tajam pun dapat mendengar gumaman gadis itu.

Pemuda itu mengernyit, "Terjadi lagi? Apa maksudnya?" Sahutnya dalam hati.

"Jaa, aku kembali ke kelasku ya, mata ne, Zenitsu-san, nii-san, dan Inosuke-san!"

Zenitsu dan Tanjirou mengangguk kecil, lalu melambaikan tangannya, sementara Inosuke hanya bergumam malas.

.

.

.

.

.

Selama dikelasnya Nezuko terlihat tidak fokus mengikuti pelajaran. Ia terus memikirkan tentang sesuatu dan bagaimana cara ia bisa melakukannya. (?)

"Nezuko-chan, daijobu?" Gadis dengan surai panjang berwarna hitam dikuncir dua itu menepuk pundak Nezuko dengan pelan, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Ah, ha'i Teruko-chan? Doushite?" Nezuko dengan spontan menoleh kebelakang, tampak wajah khawatir dari sahabatnya itu.

"Kau terlihat tidak sehat, Nezuko-chan, Rengoku-sensei sedaritadi memperhatikanmu,"

Nezuko mengernyitkan dahinya, lalu mengalihkan pandangannya pada Rengoku Kyoujuro, guru terbaik dalam sejarah sekolah Kimetsu Gakuen.

"Doushite Kamado-san? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Sahut sang sensei yang entah bagaimana sudah berada di depan meja Nezuko.

"Ah... Daijobu, Sensei. Aku hanya sedikit tidak fokus," Gadis itu menggelengkan kepalanya, isyarat bahwa ia baik-baik saja.

"Ah begitu ya. Jika kau sakit, aku bisa mengizinkanmu untuk pergi ke uks, umu!"

"Eh? Iie, iie~ daijoubu, sensei. Aku tidak perlu pergi ke uks, lagipula aku baik-baik saja. Sensei tidak perlu khawatir,"

Kyoujuro mengangguk angguk, lalu tersenyum kecil dan mengusap pelan pucuk kepala Nezuko, "baiklah, jika kau merasa sakit, aku mengizinkanmu untuk pergi ke uks, Kamado-san,"

"Ha'i Sensei,"

Kyoujuro kembali berjalan ke arah papan tulis, membuat tatapan teman sekelas yang semula berpusat pada Nezuko, kini kembali berfokus ke arah depan.

Nezuko menghela napas kecil, "dialog yang sama, alasan yang sama, dan... Situasi yang sama..."

🍭

Tepat saat bel istirahat berbunyi, para murid berhamburan keluar dari kelas. Ada yang menuju ke kantin, ada yang mengobrol cipika cipiki bersama temannya, ada juga yang lagi berghibah ria.

Lain halnya dengan trio kamaboko. Anggota trio pembuat kerusuhan--minus Tanjirou--itu mempunyai kegiatannya masing-masing.

Tanjirou yang ngebucin dengan Kanao, Inosuke yang bertamu ke kelas Aoi, dan Zenitsu yang sedang menuruni tangga menuju kelas sepuluh, mau ngapel Nezuko katanya.

Nezuko yang sudah tahu itu pun keluar dari kelas, menunggu sang kekasih sembari makan taiyaki yang ia beli sebelum berangkat kesekolah.

"Ehm, ini terlalu manis. Sama seperti sebelumnya," Gumam gadis itu.

"Nezuko-chan! Are?"

Nezuko menoleh, "ah, doushite, Zenitsu-san?"

"Etto... Tidak seperti biasanya kau sudah berdiri di depan pintu. Apa kau sudah tahu aku ingin mengunjungimu?"

"Ah..." Nezuko tersenyum kecil, "iya!" Ujarnya sembari tertawa pelan.

Zenitsu memiringkan kepalanya dengan heran, lalu ikut tertawa bersama Nezuko.

"Zenitsu-san mau?" Gadis itu menyodorkan kue berbentuk ikan dengan isian kacang merah yang telah ia gigit sedikit.

Wajah Zenitsu memerah, "ano... Boleh?"

Nezuko terkekeh pelan, "tentu saja. Oh, dan aku tau apa yang kau pikirkan Zenitsu-san,"

"Y--yah... Bukankah ini bisa dibilang... Um... Ciuman secara tidak langsung...?" Sahut Zenitsu dengan wajah yang semakin memerah.

Nezuko kembali terkekeh, "jadi kau tidak mau?"

"Te--tentu saja aku mau!" Pemuda dengan surai dandelion itu mendekat, mengikis jarak antara dirinya dan Nezuko, lalu menggigit kecil ujung Taiyaki itu.

Nezuko menatap lembut ke arah Zenitsu, "reaksi yang sama..." Gumamnya dalam hati.

Beruntung sekali Zenitsu tidak mendengarnya dikarenakan ia masih sibuk berbangga ria karena bisa memakan makanan yang ada bekas gigitan Nezuko.

"Oh ya, Nezuko-chan, apa maksudmu dengan 'terjadi lagi'?"

"ah... Itu--"

"Kalo ngebucin jangan di depan kelas dong,"

Kedua insan berbeda kelamin itu menoleh spontan, lalu terlihat wajah ramah dengan senyum kecil dan bekas luka di pipinya.

"Sabito senpai, kau membuatku dan Nezuko terkejut," Keluh Zenitsu pelan sembari mengelus dadanya.

Nezuko tertawa, "Ada apa kesini, senpai?"

"Biasa,"

"Ah, makan siang bersama Makomo-chan? Seperti biasa?"

Sabito mengangguk kecil, "Doakan aku semoga dia tidak menganggapku teman lagi, ya, Nezuko, Zenitsu,"

Zenitsu memberi tatapan miris pada Sabito, sementara Nezuko hanya mengangguk kecil.

"Yang sabar ya, Sabito senpai," Pemuda dengan surai dandelion itu menepuk pelan bahu Sabito, guna memberinya semangat.

Sabito mengangguk pasrah, lalu mengepalkan tangannya keatas, "yosha! Aku akan semangat!!"

"Ahahaha, baiklah, kalau begitu, aku dan Zenitsu-san akan pergi ke taman. Uhm, sekalian... Aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu, Zenitsu-san,"

Zenitsu mengernyit, lalu menelan ludahnya, "ba--baiklah..."

🍭

"Jadi...?"

"Hum?"

"Apa yang ingin kau katakan, Nezuko-chan?"

Nezuko menarik napasnya dalam dalam, lalu menghembuskannya perlahan, "aku... Uhm--begini, apa kau tahu time loop?"

"Eh? Ti... Time loop?" Zenitsu mengernyit, "time loop itu apa? Hei, kurasa aku pernah mendengarnya, tapi aku lupa,"

Nezuko memainkan jari-jarinya, "etto... Begini, time loop adalah perulangan waktu. Ini adalah teori sains dimana seseorang akan mengalami sebuah periode waktu yang sama berulang-ulang,"

Zenitsu menahan napasnya, sedangkan Nezuko berhenti sejenak untuk memikirkan kata kata yang tepat untuknya menjelaskan.

"Uhm... Sebagai contoh, kita bangun di hari senin dan menjalani hari seperti biasa. Namun, keesokan harinya, kita kembali lagi di hari yang sama. Selain diri kita sendiri, tidak ada orang yang menyadarinya dan mereka melakukan aktivitas yang sama persis seperti hari senin kemarin," Jelas Nezuko panjang kali lebar.

Zenitsu bengong, "tunggu... Itu berarti kau sudah mengalami hal ini berkali-kali?"

"Tepatnya aku sudah mengalami time loop sebanyak--um... Kurasa lebih dari sepuluh..."

Zenitsu membelalak kaget, "lebih dari sepuluh kali?! Bagaimana bisa?!"

Nezuko menggendikkan bahunya, "entahlah, dan lagi, time loop ini akan reset jika terjadi hal yang penting,"

"Hal... Penting?"

Gadis itu menghela napasnya, "aku tidak bisa memberitahumu,"

"Ah baiklah?" Zenitsu mengangguk kecil, "etto--jika kau sudah mengalaminya lebih dari sepuluh kali... Mengapa kau masih terkejut saat Sabito senpai datang?"

Nezuko memasang pose berpikir, "entahlah. Padahal aku sudah mengetahuinya, tapi tetap saja aku terkejut,"

Zenitsu tertawa kecil, lalu mengelus pelan pucuk kepala Nezuko, "tapi... Kamu sudah bertahan menjalani hari dengan aktivitas sama persis seperti ini, kamu pasti bosan Nezuko-chan. Kamu hebat karena sudah bertahan sampai sejauh ini," Pemuda itu tersenyum polos, membuat jantung Nezuko berdebar dua kali lipat.

"Ah... Tidak juga..." Gadis itu tersenyum tipis, "soalnya... Hari hariku dilalui bersama Zenitsu-san!" Nezuko terkekeh pelan, kini giliran Zenitsu yang tersipu.

"Hehehe, reaksi yang sama," Sahutnya lagi.

Zenitsu mencubit pipi Nezuko dengan gemas, "dasar! Kau memang imut Nezuko-chan!"

Lagi lagi Nezuko terkekeh, lalu air mukanya mendadak serius, "ehem, daripada itu..." Gadis itu menggantungkan kalimatnya, dahi Zenitsu mengernyit.

"Daripada itu, apakah kau merasa tidak sehat hari ini?" Lanjutnya lagi.

"Eh?"

Nezuko mendekatkan wajahnya ke arah Zenitsu, "Apakah ada bagian tubuhmu yang sakit? Apa kau sudah minum vitamin?"

"Ne... Nez--"

"Ah, jangan lupa makan makanan sehat dengan gizi seimbang,"

"Nezuko-chan..."

"Apakah hidungmu gatal? Apakah kau sudah minum susu hari ini? Itu bagus untuk kekuatan tulang, lalu--"

"Nezuko-chan! Terlalu dekat!"

"Ah... G--gomen!" Semburat merah menghiasi wajah Nezuko, gadis itu dengan spontan menjauhkan wajahnya dari Zenitsu, lalu menutupinya dengan kedua tangannya.

"Daijobu, tenang saja, Nezuko-chan," Ucap Zenitsu menenangkan.

Nezuko menghela napas kecil, "gomen, aku hanya khawatir,"

Pemuda bersurai dandelion itu tertawa kecil, "bagaimana kalau kita ke kantin saja? Kurasa aku sudah lapar,"

"Ah, baiklah... Kau harus memesan makanan dengan sayuran, Zenitsu-san, atau kau bisa memesan jus untuk minummu hari ini,"

Zenitsu menghela napas, "Nezuko-chan... Jangan mulai lagi..."

🍭

"Eh? Pulang bersama Kanao-san?"

Tanjirou mengangguk, "maaf merepotkanmu, tapi bisakah kau mengantar adikku pulang? Kanao dan aku ingin membeli sesuatu bersama sekarang, jadi mungkin aku akan pulang sedikit terlambat,"

Zenitsu mengangguk mengerti, "yah, mau bagaimana lagi kan? Serahkan saja padaku!" Ujarnya sembari menepuk-nepuk dadanya dengan bangga.

"Pede sekali kau," Tanjirou menghela napas kecil, "jaa, aku duluan, ya, Zenitsu, Nezuko," Tanjirou tersenyum sekilas, lalu berjalan pergi menjauh bersama Kanao.

"Ayo Nezuko-chan," Ucap Zenitsu lalu melangkahkan kakinya menjauh dari pintu gerbang sekolah.

"Chotto--"

Zenitsu menoleh, "nande, Nezuko-chan?"

"Uhm... Bolehkah aku... Menggenggam tanganmu?"

"Eh?" Awalnya Zenitsu tampak bingung, namun, saat ia telah mencerna kata-kata Nezuko, pemuda itu berteriak dengan wajah yang memerah sempurna, "Eeehh?!"

"Reaksimu telat sekali," Sahut gadis itu, "aku hanya... Ingin menggenggam tanganmu... Tidak boleh?" Nezuko menatap Zenitsu dengan tatapan memelas, membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan menjadi tidak tega.

"Te-- tentu saja boleh!"

.

.

.

Yah, dan beginilah mereka, berakhir dengan Nezuko yang menggenggam tangan Zenitsu dengan penuh sukacita. Sedangkan pemuda itu, wajahnya sudah semerah kepiting rebus.

Dan kini, mereka sudah sampai di persimpangan jalan.

"Ah, ayo Nezuko-chan,"

"T--tunggu... Mungkin kita bisa istirahat sebentar?" Gadis itu menahan tangan Zenitsu, membuat pemuda itu mengernyit heran.

"Ada apa?"

Nezuko menggeleng cepat, "t--tidak.. Ano--mungkin kau ada bagian tubuhmu yang sakit? Kita bisa menuju klinik terdekat disini terlebih dahulu, ah, atau mungkin kau lapar?"

Zenitsu menghela napas, "ah, benar juga, ini waktunya reset," Gumamnya pelan, lalu tersenyum tipis, secara perlahan, dirinya melepaskan genggaman tangan Nezuko, "kau terlalu mengkhawatirkanku, Nezuko-chan,"

"Zen--Zenitsu-san, matte--!"

Pemuda itu tidak mendengarkan, ia melangkahkan kakinya ke arah jalan yang sepi itu, lalu berhenti sejenak, "kurasa sudah waktunya untuk kau merelakanku Nezuko-chan,"

"Zenitsu-san--! Tidak...! Jangan lakukan itu--!"

"Aku sudah bahagia dengan kesempatan hidup sekali lagi, hidup dengan ceria walaupun di alam mimpi seperti ini," Pemuda itu memutar tubuhnya mengahadap Nezuko, lalu tersenyum lembut. Sementara gadis itu menjadi semakin cemas.

Lagi lagi zenitsu tersenyum, "kembalilah, Nezuko-chan, sebanyak apapun dirimu mengulang waktu... Kau tetap tidak bisa menyelamatkan--"

"Tidak!!" Air mata gadis itu menggenang, "aku-- aku akan menyelamatkanmu! Pasti! Karena... Karena aku ingin bersamamu, Zenitsu-san!" Nezuko berusaha menggapai tangan itu, namun, tangan itu terasa sangat jauh, "karena itu... Zenitsu-san, jangan pergi... Kumohon..."

Zenitsu menghela napas pelan, "atau... Kau mau ikut denganku, Nezuko-chan?"

Nezuko membelalak kaget, "Ikut... Denganmu?"

Zenitsu tersenyum tipis, "kau sudah menjalani hari harimu dengan tersiksa, dan kurasa... Sekarang waktu yang tepat untukmu ikut denganku," Pemuda itu kembali mengulurkan tangannya.

Gadis itu menganga, "aku...? Ikut denganmu?" Ujarnya lirih.

Pemuda itu mengangguk, "iya.. Apa kau mau ikut denganku? Agar kita bisa... Bersama lagi,"

Nezuko tersenyum tipis, air matanya mengalir semakin deras, ia mengulurkan tangannya, menyanggupi jabatan tangan dari Zenitsu, "tentu saja... Aku mau..." Gadis itu tersenyum bahagia, ia bahagia bisa bersama Zenitsu lagi.

Pemuda itu memeluk Nezuko, mengelus pelan surai halusnya, lalu berbisik lembut, "maaf, aku terlambat menjemputmu pulang. Okaeri, Nezuko-chan..."

"Tadaima... Zenitsu-san..."

Setelah itu, sebuah truk terlihat melaju dengan kencang, dan Nezuko tidak mengingat apapun. Semuanya terlihat hitam.

Dan ini adalah akhir dari perjalanan waktunya.

Omake :

"Sudah hampir setahun ya..."

Tanjirou mengangguk, "dokter Tamayo... Bagaimana dengan Nezuko?"

Dokter dengan surai hitam itu menoleh, "Ah.. Tanjirou-san..." Tamayo memasang ekspresi sedih, "masih sama seperti sebelumnya,"

Tanjirou menghela napas pasrah, "kurasa kecelakaan itu terlalu mengguncang hatinya..."

Kanao mengelus pelan punggung Tanjirou, sedangkan Inosuke menghela napas gusar.

Kedua pemuda dengan satu gadis itu membuka pintu rumah sakit dengan nomor 12, lalu menutupnya.

Seorang suster yang sedang membawa peralatan rumah sakit pun menepuk pundak Tamayo, "Mereka lagi ya, dokter?"

"Ah, Iya,"

"Ah.. Aku mengingatnya, kecelakaan truk yang melibatkan gadis itu dan pacarnya kan?" Ujar suster dengan surai hitam-ungu itu sembari menatap sedih.

Tamayo mengangguk kecil, lalu menghela napas berat, "kecelakaan itu... Menewaskan pacarnya, sementara gadis itu shock, sampai sekarang ia masih dalam keadaan koma,"

"Ah, kalau tidak salah... Setiap kali aku mengganti infus gadis itu, ia selalu menggumam..."

Tamayo tersenyum lembut, "aku akan menyelamatkanmu, Zenitsu-san,"

Suster dengan nametag Shinobu Kochou itu mendongak, Tamayo tersenyum lagi.

"Itu yang selalu ia gumamkan, benar?" Tanya nya pada Shinobu.

Gadis itu mengangguk, "dia... Benar-benar mencintai pacarnya, ya,"

.

.

.

.

Setitik air mata mengalir dari mata Nezuko, gadis itu tersenyum, pemandangan langit langit rumah sakit terlihat mengabur.

Indra penciumannya pun tidak dapat lagi mencium aroma obat-obatan yang menyengat. Tidak ada lagi rasa sakit, tidak ada lagi penderitaan, tidak ada lagi hal yang mengganjal di hatinya.

Pemandangan terakhir yang yang Nezuko lihat adalah Tanjirou bersama dua orang lagi dibelakangnya tampak terlihat panik.

Lalu setelah itu, semuanya menghitam.

Dan Kamado Nezuko, dinyatakan meninggal dunia.

.

.

.

.

Yey tamat~

Arigatou buat Megsaturns yang udah nge-req sad ending, saya gatau ini sad ato nggak :v

Btw chap ini spesial pake martabak cokelat kacang khusus dia gaes🌚 (cek gambar diatas:v)

Semoga kalian gak bingung sama timeskip nya ya :') saya gak pandai buat timeskip yang nyambung /apasi.

Btw kalo gaada yang inget sama Teruko, Teruko itu anak yang diselamatin oleh tanjidor waktu arc iblis gendang^^

Anyway, semoga kalian suka, si yu in de nex chap~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro