5. Temen kecil

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Aku suka body goyang mamah muda!" teriak Ucup seraya berjoged di atas meja.

Jangan lupakan Fatur dan Rizki yang ikut serta bersama Ucup. Sedangkan Daffa, cowok itu sibuk mengambil posisi merekam ketiga sahabatnya itu.

"MAMAH MUDA."

"Dadadadadada."

Itu Hanin, gadis itu memilih berjoged sendiri di bawah. Karna, posisinya Hanin memakai rok. Jika tidak, mungkin cewek itu ikut-ikutan.

"ANJING LIAT, KAK ANGGIA DI ANTERIN KE KELASNYA SAMA MALIK ANJAY," teriak Ucup yang melihat ke arah jendela.

Hanin berhenti dan memilih ikut naik ke atas meja. Ia tak peduli dengan rok nya itu.

Hanin juga kepo.

Hanin terdiam. Ternyata benar. Malik, sudah memiliki kekasih.

Cowok itu tidak becanda soal Hanin yang di jadikan alasan agar Malik bisa pindah ke Indonesia.

"SOUNDTRACK ON, GUYS!" teriak Ucup.

Daffa yang berada di bawah, menaikan satu kakinya ke kursi. Tangan kirinya memegang dadanya sendiri, sedangkan tangan kanannya yang memegang ponsel ia arahkan ke mulutnya seolah tengah bernyanyi.

"KU MENANGIIISS," teriak Daffa.

"Membayangkan," sambung Ucup.

Fatur ikut meletakan tangannya di dada, "Betapa kejamnya dirimu atas diriku."

"Kau--"

"Ku piteskan pala kau!" kesal Hanin.

Rizki berdecak, "Gue baru aja mau nyanyi loh, Nin."

Hanin mendekat kearah Rizki dan Ucup. Gadis itu langsung menjambak kedua pria itu tanpa belas kasihan.

"ANJING SAKIT!"

"BRISIK LO CENCORANG CINA!"

"HANIN LEPAS! KO GOBLOK SIH?!"

"APA LO PENTOL KEKEYI?!"

Hanin melepas jambakannya. Gadis itu beralih mencekik leher Fatur. Sontak, cowok itu memekik.

"SETANNYA RIANA NGAMUK WOI ... UHUK .... "

"NAH NYANYI DAH LO! NYANYI LAGI BURU!" kesal Hanin tanpa melepas cekikannya.

Cakikan itu terlepas. Hanin loncat dan Hendak menerjang Daffa.

"KYAAAA---"

Daffa berlari keluar kelas dan Hanin mengejarnya. Tentu saja, kelakuan mereka tak lepas dari pandangan anak-anak gugusnya.

"Asik euy aing nonton tom & Jerry live streaming," ujar Ucup seraya berjongkok di atas meja.

"TOLONGIN GUE, ANJING BAT!" teriak Daffa.

Cowok itu langsung bersembunyi di balik tubuh Malik yang baru saja sampai di area luar kelasnya bersama Anggia. Hanin hendak meraih Daffa, namun cowok itu menghindar.

"Sini maju lo mayat idup! Cemen banget!" kesal Hanin.

"Lik, noh calon istri lo gitu amat."

Anggia menatap Daffa dengan tatapan tak bersahabatnya. Tangannya yang berada di lengan Malik mengerat.

Hanin yang sadar dengan itu langsung berkacak pinggang, "Gak akan gue rebut kali cowoknya."

Malik menatap Hanin. Gadis itu menyingkirkan tubuh Malik dan beralih menjambak rambut Daffa lalu menariknya masuk ke dalam kelas.

"KYAA SETAN LO! SAKIT NIH, KAYA LAGUNYA CITA-CITATA."

Hanin memukul-mukul lengan Daffa dengan kesal. "Gue rebut beneran tau rasa dah ceu Edoh."

"Maafkan Kakanda, Adinda," ujar Ucup.

"Muka lo tuh kaya keranda!" ketus Hanin.

"Jangan galak-galak calon istri, nanti janjinya gak akan di tepatin," ucap Fatur.

"Fucek!"

"Help me, Darling," teriak Rizki.

Hanin menganga, "Fansnya Kekey kan dia?"

"Dia istri gue, sahabat," jawab Rizki.

***

"HANIIIN."

"MAIN YOK!"

Hanin membuka pintu kamarnya. Kemudian, bantal bersarung putih melayang tepat pada wajah Ucup.

Gadis itu berdecak kesal, "Brisik lo!"

Gadis itu menguap.

Sudah hal biasa bagi sahabat-sahabatnya datang kerumah Hanin dan menerobos masuk.

Mereka juga sudah kenal dekat dengan Guntur dan Anneth. Jadi, ya itu sudah bukan hal aneh bagi mereka.

"Bangun oy! Dasar perawan kebluk lo."

Hanin berdecak, "Brisik lo pentol."

Rizki cemberut. Cowok itu langsung menarik Hanin agar masuk ke dalam kamarnya. "Ganti baju lo, Setan."

Hanin berdehem malas. Gadis itu langsung meraih sweeter miliknya dan langsung melenggang pergi meninggalkan sahabatnya.

Fatur, Ucup, Daffa, dan Rizki berdecak bersamaan. Keempatnya langsung berjalan menyusul Hanin.

"Nah tuh, anak gue."

Kelima sahabat itu menghentikan langkahnya. Di ruang tamu sana, di lihatnya Anneth, Guntur dan 2 orang lagi yang entah siapa. Yang jelas, disana ada Malik dan juga anak kecil.

"Ini Hanin, Neth?" tanyanya.

Anneth mengangguk pelan, "Iya, udah mah anak satu-satunya. Bandel pula."

Hanin menatap malas ke arah Ibunya. Gadis itu kemudian melirik Malik sekilas. "Ma, Hanin mau main sama temen-temen."

"Salam dulu sama Om Reno, sama Tante Gina," titah Guntur.

Hanin mencium punggung tangan keduanya. Diikuti dengan sahabat-sahabatnya juga.

"Aunty, ini mau kaya di wattpad-wattpad gitu, ya? Si Hanin mau di jodohin sama si Malik?" tanya Fatur.

Mata Hanin melotot. Gadis itu menjitak gemas kepala Fatur, "Gak usah di dengerin Om, Tante. Dia mah makin hari emang makin belok otaknya. Isinya tikus comberan semua."

Gina dan Reno tertawa. "Persis banget sama lo, Neth."

"Mana ada. Gue mah dulunya kalem, Bang."

Anneth mencibir, "Mana ada orang kalem kalo marah ngelempar panci sampe penyok."

"Asstagfirullah Hanin, nggak boleh gitu, sahabat," ujar Rizki seraya mengusap-usap dadanya pelan.

"Nah ini, nih. Ini namanya Rizki, fans nya kekeyi."

Rizki berdecak, "Males ah. Gak mau gue main sama Hanin."

"Yaudah, ya. Hanin mau pergi dulu," pamit Hanin.

"Ajak Malik sekalian," ujar Guntur.

"SETUJU!" teriak keempat teman laknat Hanin bersamaan.

***

"WOI OPER OI!" teriak Hanin pada Ucup.

Keenam insan ini, tengah bermain bola di dekat rumah pohon yang dulu mereka bangun sejak SMP. Tempat itu, adalah tempat yang paling berharga untuk mereka.

Saat ini, Hanin, Ucup, dan Rizki berada di satu tim. Sedangkan Fatur, Daffa, dan Malik. Mereka menjadi tim lawan.

Ucup meng-oper bolanya pada Hanin. Gadis itu menendang ke arah gawang yang hanya di batasi sendal mereka.

Swing

"GOOOLLL!"

Ketiga sahabat itu melompat kegirangan.

Malik tersenyum. Ia kira, di usianya sekarang, ia tak akan pernah lagi merasakan kebersamaan seperti ini.

Ternyata Malik salah. Hanin sangat beruntung, masih memiliki sahabat yang seperti mereka-mereka ini.

Bayangkan saja, kemana-mana berlima.

Malik jadi ingin memiliki sahabat seperti mereka.

"Udahan ah. Cape."

"Halah! Tikus comberan keok!" teriak Hanin.

Gadis itu memilih duduk bersandar pada pohon. Malik ikut duduk di samping Hanin.

Keempat sahabatnya yang lain juga ikut duduk melingkar.

"Eh, Lik," panggil Daffa.

Malik berdehem.

"Lo pacarnya kak Anggia?"

Hanin merasa malas dengan topik pembicaraan yang Daffa buat. Gadis itu beranjak. "Gue warung mpok siti dulu. Mau beli minum."

Gadis itu hendak melangkah pergi.

"Gue ikut."

Hanin tak menggubris. Gadis itu memilih berjalan terlebih dahulu.

Malik langsung mengikutinya dari belakang.

Di tengah perjalanan, Malik mencengkal tangan Hanin hingga tubuh gadis itu berbalik menghadapnya.

"Lusa kan persami, lo mau gak bantuin gue?"

Hanin mengerinyit heran, "Bantuin apa?"

"Anggia ulang tahun."

"Gue mau kasih kejutan buat dia."

Tubuh Hanin membeku. Gadis itu terdiam. Mengapa rasanya sakit banget? Padahalkan, Hanin tak punya perasaan apapun pada Malik.

"Oh, oke. Nanti gue sama temen-temen gue bantuin lo."

Malik tersenyum. Cowok itu langsung memeluk tubuh Hanin dengan sangat erat.

Hanin tentunya terkejut. Gadis itu merasa detak jantungnya berhenti saat itu juga.

"Gue sayang sama lo, Hanin."

Jantung Hanin berdebar. Rasanya, oksigen di sekitarnya kian menipis.

"Sebagai temen kecil gue."

Deg.

TBC

MAU BILANG APA SAMA

Setannya Riana (Hanin)

Malik

Tikus Comberan (Fatur)

Mayat Idup (Daffa)

Pentol Kekeyi (Rizki)

Cengcorang Cina (Ucup)

Anggia

Author

Follow Instagram Author :

@Octaviany_Indah

Lopyu jangan?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro