4. Yhaaa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malam ini, Hanin dan Malik baru saja duduk di kursi taman depan kompleks mereka tinggal.

Masalah sesuatu yang harus di beli untuk MOS besok, sudah mereka beli. Hanin  menatap lurus ke arah depan seraya menghela nafas pendeknya.

Gadis itu melirik ke arah Malik, "Lo punya pacar, Lik?"

Malik menatap Hanin. Detik selanjutnya cowok itu mengangguk pelan.

"Ada."

Hanin mengangkat bahunya acuh. "Bagus deh."

"Tapi, maksud lo ngebet deketin gue apaan?" tanya Hanin sewot.

Malik tertawa pelan, "Ya seneng aja godain temen kecil gitu."

Hanin memukul lengan Malik pelan.

"Rese lo."

"Tapi serius deh. Lo ko inget sih sama nikah-nikahan itu?" tanya Hanin lagi.

Malik berdehem pelan, "Mama yang cerita. Katanya, Gue, lo, sama Fatur. Waktu kecil lucu banget. Apalagi Fatur kan dulu paling suka tuh ribut sama lo."

"Mama bilang, gue dari kecil ngawur banget. Masa gue janjian nikah sama lo, terus lo lagi yang ngajak. Namanya juga anak kecil, ya mana gue ngerti sama yang begituan."

Hanin tertawa pelan. "Sukur deh! Gue kira beneran. Kan gue kaget kalo emang iya lu ngebet gitu."

Malik ikut tertawa.

Cowok itu menghela nafasnya pelan.

"Sebenernya, gue ke indonesia karna cewe gue ada di sini, Nin. Tapi, lo gue jadiin alesan biar papa izinin gue sekolah disini. Maaf, ya?" ujar Malik.

Hanin tertawa. "Sans aja kali. Lebay lo."

Keduanya terdiam beberapa saat. Malik melirik Hanin sebentar.

"Lo gak cemburu?"

Hanin menatap Malik sebentar.

"Cemburu?" cicit Hanin.

Malik mengangguk. "Kalopun cemburu, lo gak usah takut, Nin. Kan, gue nikahnya sama lo."

Hanin berdecak. "Jangan mulai deh!"

***

Hanin berjalan menelusuri koidor sekolah bersama Fatur, Daffa, Rizki, dan Ucup.

Kelima remaja itu duduk di salah satu kursi koidor dengan baju SMP nya yang masih melekat.

"Gue lagi deketin cewek!" ujar Ucup.

Hanin berdecih. "Emang ada yang mau sama modelan cengcorang cina kaya lo?"

"Sekate-kate lo setannya Riana! Gini-gini gue ganteng."

"Gantengan Iqbaal suami gue."

Rizki duduk di samping Hanin. "Iya gitu? Iya atuh."

"Kemarin, ada yang marah-marah tapi ujung-ujungnya ketawa-ketawa, Yhaaaaaa," ujar Fatur.

"Kemarin ada yang pacaran, sampe gak inget temen, Yhaaaa," sambung Daffa.

"Kemarin .... "

"Kemarin gue putusin leher orang. Lo mau leher lo gue putusin?" tanya Hanin pada Ucup.

"Galak banget kalo sama gue mah, anjing pisan," kesal Ucup.

Hanin mengusap dadanya seraya menggeleng pelan, "Asstagfirullah qaqa. Gak boleh kasar."

"Ya Allah. Gak nyangka gue, ucup ternyata kasar." Fatur menggeleng pelan.

"Astaga .... "

"Astaga, astaga. Muka lo tuh kaya ciki Astaga." Ucup memotong ucapan Rizki.

"Op baperan."

"Mau aku maafin? Beliin rumput laut mama suka tapi," ujar ucup.

Rizki tertawa. "Pulsanya yang ceban."

"Pedessss kek omongan tegangga," sambung Daffa.

Hanin ikut tertawa. Namun, saat menoleh ke samping kanan, matanya menangkap sosok Malik bersama teman-temannya.

Setahu Hanin, mereka adalah geng Sagosht. Hanin juga bingung kenapa Malik bisa bersama mereka, bukan cuma Malik banyak juga anak-anak peserta baru yang bergabung bersama kumpulan itu.

Namun, mata Hanin memicing tak suka kala di lihatnya seorang kakak kelas mendekati Malik dan duduk di samping cowok itu.

Hanin berdecak sebal, "Kelas yo."

"Lah? Bener-bener kemasukan setannya Riana nih kaya nya," ujar Rizki.

"Diem lu pentol kekeyi!" balas Hanin kesal.

"Jahat kamu mas."

"Iri bilang, Sahabat," ujar Ucup.

Hanin berdecak kesal. Gadis itu memilih berdiri dari tempat duduknya dan masuk ke dalam kelasnya.

Namun, baru saja masuk, bel berbunyi menandakan mopd hari ke-2 akan segera di mulai.

Hanin duduk bersama Fatur. Gadis itu menyandarkan tubuhnya ke tembok dan menyamping menatap ke arah panitia osis yang baru saja memasuki kelas.

Setelah berdoa, 3 orang anggota osis itu langsung meraih kertas selembar.

"Fatur."

Fatur mendongkak. "Naon, teh?"

"Kedepan."

Fatur berdecak, "Tanda-tanda orang ngefans sama gue ya gini, nih."

Cowok itu beranjak kemudian berdiri menghadap ke arah teman-teman gugusnya.

"Yang saya sebutkan, langsung kedepan."

"Yusuf."

"Daffa."

"Rizki."

"Hanin."

Keempat remaja itu beranjak dan berdiri di depan papan tulis bergabung bersama Fatur.

Panitia osis yang di ketahui bernama Anggia itu berkacak pinggang.

"Kalian tau apa kesalahan kalian?"

Hening.

Anggia menggebrag meja dengan sangat kuat. Sontak, itu membuat seluruh orang yang berada di kelas tersentak kaget.

"Di gugus sebelah, cuman 1 orang yang bikin masalah kemarin. Di gugus ini? 5 Orang sekaligus? Ada cewek lagi."

"Yaudah kak, besok-besok kita gantian nyari masalahnya. Biar per hari satu orang sama kaya gugus sebelah," jawab Ucup.

"Ngelawan kamu? Mau jadi apa sih hah?" kesal Anggia.

"Jadi ultramen saya, Kak."

"Push up kamu."

Ucup berdecak kesal. "Apaan sih? Saya kemarin udah di hukum sama pak kumis. Kakak siapa nyuruh-nyuruh saya?"

"Wayolo---"

"Nah loh---"

"Nahkan---"

"Sip, cup Mantul."

Ujar sahabat-sahabatnya yang sama berdiri dengannya. Anggia menatap kesal. Gadis itu memilih keluar dari dalam kelas dan pergi meninggalkan gugusnya.

"Op baperan," ujar Hanin. Gadis itu memilih kembali duduk di bangkunya.

"KAK! KALO NGAMBEK-NGAMBEK AJA, YA? JANGAN MINTA RUMPUT LAUT," teriak Rizki.

Cowok itu langsung ikut duduk bersama Hanin. Ucup, Fatur, dan Daffa ikut kembali ke bangkunya.

"Kalian tuh kenapa sih? Baru juga dua hari udah bikin masalah terus," ujar Epul osis yang agak-agak bisa di bilang kaya cewe.

Ucup mengangkat bahunya tak peduli, "Siapa dia nyuruh-nyuruh saya push up, Kak?"

"Seenggaknya--"

"Seenggaknya, MOPD ini gak di jadiin ajang balas dendam," potong Hanin.

***

Hanin berdecak kesal kala di lihatnya Malik yang tengah duduk bersama Anggia. Atau lebih tepatnya, osis yang sempet adu mulut sama Ucup tadi.

Gadis itu memilih duduk di salah satu kursi kantin. Namun, matanya sesekali melirik ke arah Malik dan Anggia.

"Kemarin ada yang janji nikah, tapi pacaran sama orang, Yhaaa--"

Hanin mendongkak kala di lihatnya keempat sahabatnyaa baru saja sampai dan ikut bergabung.

Gadis itu berdecak sebal, "Mimpi apa gue punya temen kek gini."

"Kenapa? Minder lo punya temen mirip Abun Sungkar?" tanya Ucup.

Hanin mencibir, "Mindir li pinyi timin mirip ibin singkir."

"Sialan lo setannya Riana!"

"Kemarin ada yang jalan, tapi hatinya buat orang, Yhaaa--"

Hanin menggeplak kepala Rizki. "Ko lo rese sih?"

"Rese-rese gini, gue pernah jadi pacar lo, Nin."

"Najis."

Rizki berdecak kesal. "Tapi boong."

"Yhaa si anjing," kekeh Daffa.

"MALIK KANAAAAAAANN GRAK!" teriak Ucup.

Cowok itu berdiri kemudian bersikap seolah dirinya tengah melakukan PBB. "Tur ikutan, Tur!"

Fatur ikut berdiri. Keduanya berdiri berdampingan. "MALIK KANAN MAJUUUUUU JALAN!"

Keduanya berjalan ngaco di penjuru kantin. Sikap keduanya, sontak membuat seluruh siswa yang berada di sana tertawa.

Terutama Malik, ia kira dirinya di panggil oleh Ucup. Ternyata, cowok itu malah melakukan hal yang sangat aneh menurut Malik.

"Kamu kenal mereka?" tanya Anggia.

Malik mengangguk, "Hanin, sama Fatur temen kecil aku."

Anggia mengangguk pelan. "Aku sebel sama mereka."

"Kenapa sih emangnya?"

"Gak suka aja."

TBC

APA YANG MAU KALIAN BILANG SAMA

HANIN

MALIK

ANGGIA

FATUR

UCUP

RIZKI

DAFFA

PENTOLNYA KEKEY

SETANNYA RIANA

CENGCORANG CINA

SAMAA AING JUGA DAH😭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro